Daftar Nama Pahlawan Kalimantan Selatan

Pangeran Antasari
Pangeran Antasari
Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya." – atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara.

Di provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga artikel ini dibuat, terdapat tiga orang pahlawan yang tercatat mendapat anugerah pahlawan nasional yakni: Pangeran Antasari, Hasan Basry, dan Idham Chalid.

Keterangan: Klik nama pahlawan untuk mengetahui profil, biodata, serta biografi lengkapnya.


Pahlawan nasional Kalimantan Selatan
  1. Antasari, lahir: 1809, wafat: 1862, peran: Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar, tahun penetapan menjadi pahlawan nasional: 1968.
  2. Hasan Basry, lahir: 1923, wafat: 1984, peran: Prajurit selama Revolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasi Kalimantan di Indonesia, tahun penetapan menjadi pahlawan nasional: 2001.
  3. Idham Chalid, lahir: 1921, wafat: 2010, peran: Pemimpin Nahdlatul Ulama, politisi, tahun penetapan menjadi pahlawan nasional: 2011.

Pahlawan Kalimantan Selatan lainnya:

Pangeran.M.Noor - Pangeran.M.Noor dilahirkan 24 Juni 1901 di Martapura, Kalimantan Selatan dari keluarga bangsawan Banjar. Mohamad Noor, dipanggil meninggal dunia dalam usia 78 tahun pada 15 Januari 1979. Dimakamkan disamping istri tercinta ibunda Gusti Aminah yang sudah mendahuluinya di TPU Karet Jakarta. Selain diabadikan sebagai nama waduk, jalan menuju bendungan tersebut juga dinamakan Jalan Ir. Pangeran M. Noor.


Drs. Saadillah Mursyid - Drs. Saadillah Mursyid lahir di Barabai, Kalimantan Selatan, 7 September 1937. Saadillah Mursyid pernah menjabat Menteri Muda/Sekretaris Kabinet Indonesia pada Kabinet Pembangunan V, Menteri Sekretaris Kabinet pada Kabinet Pembangunan VI, dan Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Pembangunan VII.

Saadillah yang menulis konsep pengunduran diri Soeharto. Ia juga yang terus melaporkan detik-detik perkembangan genting pada Mei 1998 itu. Ketika Soeharto sakit keras pada 1999, ia setia membesuknya


Sultan Hidayatullah Khalilullah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman, atau Hidayatullah II - (lahir di Martapura,1822 – meninggal di Cianjur, Jawa Barat, 24 November 1904 pada umur 82 tahun) adalah salah seorang pemimpin Perang Banjar dan berkat jasa-jasa kepada bangsa dan negara, pada tahun 1999 pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan Bintang Mahaputera Utama.


Letnan Jendral (Purn.) Zaini Azhar Maulani - lahir di Marabahan, Kalimantan Selatan, 6 Januari 1939. penulis soal militer, intelijen dan gerakan Islam. Dia juga pernah menjadi aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII). Seusai jabatannya sebagai Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara pada tahun 1999, Maulani lebih banyak menganalisa politik dalam negeri.
Pada tanggal 5 April 2005, Z.A maulani meninggal dunia di Jakarta, meninggalkan seorang istri, enam anak dan 19 cucu.


Panglima Batur - Panglima Batur kelahiran tahun 1852 silam di desa Buntok Baru Kecamatan Teweh Tengah,Barito Utara meninggal di usia 53 atau pada tanggal 5 Oktober 1905 dan dimakamkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sebuah buku menceritakan sejarah tentang terbunuhnya Panglima Batur dengan cara diduga digantung oleh Belanda tahun 1905 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Panglima Batur benar-benar dihukum gantung dan jenazahnya dikubur di Kuin Banjarmasin, selanjutnya pada tanggal 21 April 1958 makamnya dipindahkan ke Komplek Makam Pahlawan Perang Banjar, Banjarmasin.