Biografi Oerip Soemohardjo

Oerip Soemohardjo
Jenderal Oerip Soemohardjo (EYD: Urip Sumoharjo) yang lahir pada 22 Februari 1893 adalah seorang jenderal dan kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Lahir di Purworejo, Hindia Belanda.

Waktu kecil Oerip dikenal sebagai anak yang nakal, namunn demikian Ia sudah memperlihatkan kemampuan memimpin sejak usia dini. Orangtuanya menginginkan dirinya untuk mengikuti jejak kakeknya sebagai bupati, oleh sebab itu, setamat sekolah dasar, ia dikirim ke Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi (OSVIA) di Magelang. Ibunya wafat saat ia menjalani tahun kedua di sekolah, dan Oerip berhenti sekolah untuk mengikuti pelatihan militer di Meester Cornelis, Batavia (kini Jatinegara, Jakarta). Setelah lulus pada tahun 1914, ia menjadi letnan di Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), tentara pemerintah kolonial Belanda. Bertugas selama hampir 25 tahun, ia ditempatkan di tiga pulau berbeda dan dipromosikan beberapa kali, dan akhirnya menjadi perwira pribumi dengan pangkat tertinggi di KNIL.

Sekitar tahun 1938 Oerip mengundurkan diri dari jabatannya setelah berselisih dengan Bupati Purworejo, tempat ia ditempatkan. Oerip dan istrinya, Rohmah, kemudian pindah ke sebuah desa di dekat Yogyakarta. Di sana, mereka membangun sebuah vila dan kebun bunga yang luas. Setelah Jerman Nazi menginvasi Belanda pada bulan Mei 1940, Oerip dipanggil kembali untuk bertugas.

Ketika Kekaisaran Jepang menduduki Hindia dua tahun kemudian, Oerip ditangkap dan ditahan di kamp tawanan perang selama tiga setengah bulan. Ia melalui sisa masa pendudukan Jepang di vilanya.

Beberapa bulan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Tanggal 14 Oktober 1945. Oerip ditetapkan sebagai kepala staff dan pemimpin sementara angkatan perang yang baru dibentuk. Oerip berupaya untuk menyatukan kekuatan kelompok-kelompok militer yang terpecah-pecah di Indonesia. Pada 12 November 1945, Jenderal Soedirman terpilih sebagai panglima angkatan perang setelah melalui dua tahap pemungutan suara buntu. Oerip tetap menjabat sebagai kepala staff, dan mereka berdua sama-sama mengawasi pembangunan angkatan perang pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Pada awal 1948 Oerip mengundurkan diri karena merasa muak atas kurangnya kepercayaan pemerintah terhadap militer dan manuver politik yang terjadi di tubuh militer.

Setelah beberapa bulan berada dalam kondisi lemah dan menjalani perawatan dari Dr. Sim Ki Ay, pada malam 17 November 1948 Oerip ambruk dan wafat di kamarnya di Yogyakarta akibat serangan jantung. Setelah disemayamkan selama semalam, ia dikebumikan keesokan harinya di Taman Makam Pahlawan Semaki dan secara anumerta dipromosikan sebagai jenderal.

Saat Soedirman mengancam akan mengundurkan diri pada tahun 1949, ia menyalahkan ketidak-konsistenan pemerintah selama revolusi-lah yang menyebabkan kematian Oerip, dan juga penyebab penyakit TBC yang diidapnya. Oerip meninggalkan seorang istri dan putri angkat bernama Abby. Abby meninggal dunia karena malaria pada Januari 1951, dan Rohmah wafat pada tanggal 29 Oktober di Semarang; ia dimakamkan di Ungaran.

Peninggalan

Oerip menerima sejumlah tanda kehormatan dari pemerintah secara anumerta, termasuk Bintang Sakti (1959), Bintang Mahaputra (1960), Bintang Republik Indonesia Adipurna (1967), dan Bintang Kartika Eka Pakçi Utama (1968). Pada tanggal 10 Desember 1964.

Pada tanggal 22 Februari 1964, akademi militer Indonesia di Magelang mendedikasikan sebuah tugu untuk dirinya, dan menggambarkan Oerip sebagai "seorang putra Indonesia yang mengagungkan karya daripada kata, yang mengutamakan Dharma daripada minta."Gereja Katolik di akademi tersebut juga mempersembahkan sebuah dedikasi untuk Oerip sejak tahun 1965, yang berawal dari perbincangan antara Rohmah dan teman misionarisnya. Beberapa jalan juga dinamakan untuk menghormati Oerip, termasuk di kampung halamannya Purworejo, di Yogyakarta, dan di ibu kota Jakarta.

Oerip Soemohardjo meninggal pada 17 November 1948 pada umur 55 tahun, beliau dijadikan Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 10 Desember 1964 dengan Keppres No. 314 Tahun 1964, Soedirman juga dinyatakan sebagai pahlawan nasional oleh keputusan yang sama.. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

Biodata Oerip Soemohardjo

Nama lahir: Muhammad Sidik
Lahir: 22 Februari 1893 urworejo, Hindia Belanda
Meninggal: 17 November 1948 (umur 55) Yogyakarta, Indonesia
Dimakamkan: Taman Makam Pahlawan Kusumanegara (7°48′10″LU 110°23′2″BT)

Pengabdian
Hindia Belanda (1914–1939, 1942)
Indonesia (1945–1948)
Lama dinas: 1914–1939, 1942, 1945–1948

Pangkat: Letnan Jenderal, Jenderal (anumerta)
Perang: Revolusi Nasional Indonesia
Penghargaan: Pahlawan Nasional Indonesia