Biografi Abdoel Kahar Moezakir - Tokoh Pendidikan Indonesia

Abdoel Kahar Moezakir
Prof. KH. Abdoel Kahar Moezakir atau ejaan baru Abdul Kahar Muzakir, ada pula yang menuliskannya dengan nama Abdul Qahhar Mudzakkar adalah Rektor Magnificus yang dipilih Universitas Islam Indonesia untuk pertama kali dengan nama STI selama 2 periode 1945 - 1948 dan 1948 - 1960. Ia adalah anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pada masa sekarang ia diusulkan untuk dianugerahi gelar pahlawan nasional. Ia merupakan salah satu Tokoh Pendidikan Indonesia.

Tokoh Islam yang pernah menjadi anggota Dokuritsu Zunby Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) ini pula yang tetap dipertahankan ketika UII dihadirkan sebagai pengganti STI pada 4 Juni 1948. Ia menduduki jabatan sebagai Rektor UII sampai tahun 1960.

Abdoel Kahar Moezakir lahir di Gading, Yogyakarta tahun 1907. Ayahnya, Haji Mudzakkir adalah seorang pedagang terhormat di Kotagede dan Ibunya adalah puteri satu-satunya dari lima bersaudara keluarga Haji Mukmin. Salah seorang saudara ibunya yaitu Haji Masyhudi ikut membentuk lahirnya organisasi Muhammadiyah di Kotagede. Selain itu, Kahar juga merupakan cicit dari Kyai Hasan Bashari, seorang guru agama dan pemimpin tarikat Satariyah, yang dikenal juga sebagai salah satu seorang komandan laskar Pangeran Diponegoro ketika berperang melawan Belanda 1825—1830. Dengan demikian, segala hal yang baik dari keluarganya telah membentuk pribadi Abdul Kahar Mudzakkir muda menjadi seorang yang tekun dan taat pada agama.


Pendidikan

Pendidikan dasarnya ia awali di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Selokraman Kotagede namun hanya sampai kelas dua. kemudian neliau melanjutkan pendidikan lanjutan di Pondok Pesantren Jamsaren Solo sambil belajar di madrasah Mambaul Ulum. Selain itu, pendidikan lanjutannya ia selesaikan di Pesantren Tremas di Jawa Timur, tempat terakhir pendidikan formalnya di Indonesia.

Tidak puas dengan pendidikannya di Indonesia, pada tahun 1925 Abdul Kahar meninggalkan Indonesia menuju Kairo, dalam usia 16 tahun. Di Kairo ia memasuki Darul Ulum - sebuah fakultas baru pada Universitas Fuad (sekarang Kairo) - dan lulus dari Universitas ini pada tingkat lanjut dalam Hukum Islam, Ilmu Pendidikan, Bahasa Arab dan Yahudi; tahun 1936.


Masuk Dunia Pendidikan 

Tahun 1938 Prof. Abdul Kahar kembali ke Indonesia, Beliau mulai mengajar di Mu’allimin Muhammadiyah di Yogyakarta. Kemudian beliau bergabung dan amat aktif di Muhamamdiyah, yang menekankan perjuangannya di sektor pendidikan. terbukti saat pecahnya perang dunia II, beliau menduduki pimpinan pada Organisasi Pemuda dan Bagian Kesejahteraan Sosial. Hingga saat wafatnya pun beliau masih sebagai Pengurus Besar Muhammadiyah, yang sudah dipegangnya berkali-kali-kali sejak 1946.


Karir politik

Pada tahun pertama kedatangannya di Indonesia Abdul Kahar sudah mulai terjun ke dalam kancah politik Indonesia secara langsung. Ketika itu usianya menginjak 28 tahun, dan menyatakan dirinya bergabung dengan Partai Islam Indonesia (PII) dan terpilih sebagai salah satu komisarisnya, hingga tahun 1941.

Ketika masih pada pendudukan Jepang, Abdul Kahar menjabat di Departemen Agama sebagai wakil ketua. Abdul Kahar pernah pula menjabat sebagai Dewan Penasehat Pusat, yang kemudian membawanya berada di Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), mewakili organisasi Islam. Dua bulan menjelang kemerdekaan Ia menjadi subkomite BPUPKI, dan bersama 9 anggota lainnya, termasuk Sukarno dan Hatta, ia ikut menandatangani “Piagam Jakarta”, Mukaddimah tidak resmi UUD ‘45.


Pendiri UII

Setelah masa kolonial, perhatian Abdul Kahar lebih berkonsentrasi kepada usaha memajukan pendidikan (tinggi) Islam. Ia begitu besar andilnya dalam pendirian Sekolah Tinggi Islam (STI), ketika menjelang berakhirnya masa pendudukan Jepang. Ia pula yang akhirnya bersama Moh. Hatta memimpin lembaga pendidikan ini.

Ketika itu Hatta sebagai direktur Badan Usahanya, dan ia sendiri merupakan rektor pertamanya. Pada tahun 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta. Yang kemudian berganti nama menjadi Unviersitas Islam Indonesia (UII), tepatnya pada tanggal 10 Maret 1948. Selain itu, beliau juga pernah ikut berpartisipasi mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Yogyakarta, yang sekarang dikenal sebagai IAIN Sunan Kalijaga itu.

Bagi UII, ia mempunyai arti amat penting. Selain memang ia sendiri termasuk pendirinya, Prof. Abdul Kahar Muzakkir merupakan orang pertama dan terlama yang pernah memegang jabatan rektor yang dipegangnya selama tak kurang dari 12 tahun (1948–1960).


Meninggal dunia

Abdoel Kahar Moezakir wafat pada 2 Desember 1973 di Kota Gede Yogyakarta karena serangan jantung, dalam usia 65 tahun.


Sumber: