Artikel "Ummul Mundzir Binti Qais - Wanita yang Mengikuti Dua Kali Baiat untuk Rasulullah" adalah bagian dari "Kisah Shahabiyah - Sahabat Nabi Perempuan"
Ummu Al-Mundzir termasuk salah seorang wanita yang pertama memeluk Islam dan berpartisipasi dalam dua baiat yang penuh berkah di hadapan Rasulullah sebanyak dua kali. Sehingga, Mundzir diberi gelar Mubayi’at al-Baiatain yang artinya orang yang berbaiat dua kali.
Nama asli Ummul Mundzir adalah Salma binti Qais bin Amr bin Ubaid. Dia merupakan bibi dari Rasulullah SAW. Ummul Mundzir juga bersaudara dengan Sulaith bin Qais yang turut dalam Perang Badar, Khandaq, dan semua peperangan Rasulullah.
Sulaith juga merupakan pahlawan perang Jisr. Perang Jisr adalah perang yang terjadi di sebuah jembatan bersama Abu Ubaidah di mana pada perang tersebut, Sulaith gugur tepat pada 14 Hijriyah.
Masuk Islamnya Ummul Mundzir
Baiat pertama
Dia mendatangi Rasulullah SAW dan langsung berbaiat kepada beliau bersama perempuan-perempuan Anshar. Dalam baiat itu, Rasulullah memerintahkan kepadanya untuk tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berz!na, tidak membunuh anak-anak, tidak melakukan kebohongan besar, dan tidak menentang Rasul dalam kebaikan.
Ini dijelaskan dalam sabdanya, “Janganlah kalian menipu suami-suami kalian.” Setelah Mundzir berbaiat pada Rasulullah, dia dan perempuan lainnya beranjak pergi.
Namun, timbul pertanyaan dalam diri Mundzir maksud dari menipu suami. Mundzir pun menanyakan hal ini pada perempuan yang lain. Perempuan tersebut bertanya pada Rasulullah, Rasul pun menjawab, "Kalian mengambil harta suami kalian, tetapi kalian melayaninya setengah hati.” Seluruh kisah tersebut diambil dari Hadis Riwayat Ahmad.
Baiat kedua
Baiat kedua dilakukan Mundzir ketika di bawah pohon. Baiat ini dikenal dengan Baiat ar-Ridwan yang terjadi pada tahun keenam Hijriyah ketika kaum musyrikin menahan Utsman bin Affan RA di Makkah. Rasulullah pun menyeru kaum Muslim agar berbaiat sesuai perintah Allah SWT. Salah seorang wanita yang menyegerakan perintah ini ialah Ummul Mundzir.
Dia menyambut perkataan Rasulullah bersama sekelompok sahabiyah lain yang rela mati. Dengan sikapnya tersebut, dia mendapatkan berita gembira berupa surga yang telah disabdakan Rasulullah SAW, “Tidak akan masuk neraka orang yang mengikat baiat di bawah pohon ini." (HR Bukhari).
Kedudukan yang tinggi di sisi Rasulullah
Ummu Al-Mundzir memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Rasulullah. Pasalnya, dia mempunyai kontribusi dan andil penting dalam proses masuk Islamnya seseorang. Pada saat berlangsungnya jihad, Ummu Al-Mundzir menemani salah seorang pria dan merekomendasikannya untuk masuk Islam di hadapan Rasulullah. Peristiwa ini terjadi ketika berlangsung Perang Bani Quraizhah, yaitu ketika Sa’ad bin Mu’adz menetapkan suatu keputusan untuk seorang Yahudi dan Bani Quraizhah. Keputusan itu adalah pembunuhan kaum pria, perampasan harta, dan penawanan kaum wanita serta anak-anak.
Keputusan hukum akan mulai dilaksanakan. Pada saat itu Ummu Al-Mundzir dengan beberapa wanita mujahidah lainnya sedang bersama Rasulullah. Dia maju mendekat kepada Rasulullah untuk meminta kepada beliau agar mengembalikan kepadanya seseorang bernama Rifa’ah Al-Qurazhi yang pernah diajak kerjasama Ummu Al-Mundzir. Lalu Ummu Al-Mundzir berkata, “Wahai Nabi Allah, aku tebus engkau dengan ayah dan ibuku. Berikan kepadaku Rifa’ah. Dia berjanji akan melakukan shalat dan makan daging unta.”
Kemudian Rasulullah menyerahkannya kepada Ummu Al-Mundzir seraya bersabda, “Jika dia mau melakukan shalat, maka itu lebih baik bagi dirinya. Jika dia tetap kokoh pada agamanya, maka hal itu lebih jelek bagi dirinya.” Dan akhirnya Rifa’ah masuk Islam. Dia berkesempatan mendampingi Rasulullah dan meriwayatkan hadits. Rifa’ah adalah paman Ummul Mukminin Shafiyyah bintu Huyaiy.
Tidak hanya itu saja Ummu Al-Mundzir menjadi perantara dalam hal kebaikan. Ibnu Said mengatakan, “Ketika Bani Quraizhah tertawan, Rasulullah menyuruh Raihanah binti Zaid bin Amr untuk datang ke rumah Salma binti Qais alias Ummu Al-Mundzir, untuk selanjutnya tinggal di sana. Raihanah akhirnya tinggal di rumah Ummu Mundzir hingga mendapatkan sekali haid, lalu suci dari haidnya. Setelah itu Ummu Al-Mundzir datang kepada Rasulullah dan menyampaikan berita tentang Raihanah.
Kedekatan dengan Rasulullah
Bibi Rasulullah ini berkesempatan mendapatkan hadiah khusus dari Rasulullah SAW. Salah satunya Rasulullah secara khusus sering mengunjunginya. Rasulullah juga sering makan di tempatnya dan selalu memuji makanan yang dimasak Ummul Mundzir mengandung berkah dan manfaat.
Ummul Mundzir bercerita, Rasulullah datang bersama Ali bin Abu Thalib yang baru sembuh dari penyakitnya. Ketika itu, dia memiliki buah anggur yang bergelantungan di pohonnya. Rasulullah pun langsung memakan anggur tersebut dari pohonnya. Begitu juga Ali yang mengikuti Rasul untuk mendatangi pohon anggur tersebut.
Namun, Rasul melarangnya, “Jangan, kamu baru sembuh dari sakit.” Seketika Ali berhenti. Kemudian, Ummul Mundzir pun berencana untuk memasak gandum dan lobak.
Setelah matang, Ummul Mundzir kemudian menyajikan makanan tersebut kepada Rasulullah. Kemudian, Rasulullah bersabda, “Wahai Ali, tuangkan makanan ini karena ini lebih berguna bagimu.” (HR Abu Dawud dan Tirmizi).
Ummul Mundzir merupakan salah seorang perawi hadits Nabi yang suci, dan banyak orang yang meriwayatkan hadits darinya, di antaranya adalah Ya’qub bin Abi Ya’qub Al-Madani, Ayyub bin Abdurrahman, dan Ummu Sulaith binti Ayyub bin Al-Hakam.