Masjid Putra di Putrajaya, Malaysia |
Nama lengkapnya adalah Ali bin Abdillah bin Ja’far bin Najih As-Sa’di Al-Madini. Beliau memiliki Kun-yah “Abul Hasan”. Beliau memiliki banyak gelar kehormatan: Hafizhul ‘Ashr, pemimpin dalam hafalan hadis. Awalnya beliau belajar ilmu dari ayahnya
Guru-guru beliau:
- Hammad bin Zaid,
- Hasyim,
- Sufyan bin Uyainah
- serta banyak lagi ulama yang sezaman dengan mereka.
Murid-murid beliau:
- Adz-Dzuhli,
- Al-Bukhari,
- Abu Daud,
- Abu Ya’la,
- Al-Baghawi,
- dan ulama lain sezamannya.
Pujian untuk Ali Al-Madini
Abu Hatim Ar-Razi mengatakan, “Ali Al-Madini adalah tanda bagi manusia dalam memahami hadis, cacat hadis. Saya belum pernah mendengar Ahmad bin Hambal menyebut namanya, namun beliau menyebut dengan kun-yahnya, dalam rangka menghormati Ali Al-Madini.” Ibnu Uyainah mengatakan, “Demi Allah, ilmu yang aku ambil darinya itu lebih banyak dibandingkan ilmu yang diambil dariku.”
Demikian pula, diriwayatkan bahwa An-Nasa’i mengatakan, “Sepertinya, Ali Al-Madini memang diciptakan untuk ilmu hadis.” Al-Bukhari mengatakan, “Saya tidak pernah merasa kerdil di hadapan orang lain dalam masalah hadis, kecuali di hadapan Ali Al-Madini.” Abu Daud mengatakan, “Ali Al-Madini lebih tahu tentang perselisihan hadis daripada Imam Ahmad.”
Wafatnya Imam Ali Al-Madini
Ali Al-Madini meninggal di Samarra (utara Baghdad), pada bulan Dzulqa’dah, tahun 234 H. (Sumber: Biografi Ali Al-Madini (161–234 H))
Referensi:
Adz-Dzahabi, Tadzkirah Al-Huffazh, Al-Maktabah Asy-Syamilah, no. urut 436