Biografi
Gottlob Frege lahir pada 8 November 1848 di Wismar, Mecklenburg-Schwerin, Jerman dari pasangan Karl Alexander Frege dan Auguste Wilhelmine Sophie Frege. Ayahnya, Karl, adalah seorang pendiri dan sekaligus menjadi kepala sekolah di sekolah tinggi khusus perempuan hingga ia wafat. Setelah kematian ayahnya, sekolah tersebut dipimpin oleh ibunya, Sophie.
Gurunya, Gustav Adolf Leo Sachse, memiliki peranan penting atas karir ilmuwan Frege, karena ialah yang menyarankan Frege untuk meneruskan berkuliah di Universitas Jena setelah lulus dari gimnasium.
Frege menikahi Margarete Katharina Sophia Anna Lieseberg (15 Februari 1856 - 25 Juni 1904) pada 14 Maret 1887. Gottlob Frege wafat pada usia 76 tahun, tepatnya 26 Juli 1925 di Bad Kleinen (sekarang menjadi bagian dari Mecklenburg-Vorpommern).
Pemikiran dan teori Gottlob Frege
Filsafat analitik atau filsafat linguistik atau filsafat bahasa, penggunaan istilahnya tergantung pada preferensi filsuf yang bersangkutan. Namun pada umumnya kita dapat menjelaskan pendekatan ini sebagai suatu yang menganggap analisis bahasa sebagai tugas mendasar filsuf.
Sebagai bapak filsuf analitik, Gottlob Frege adalah filsuf terpenting setelah Immanuel Kant. Pemikiran Gottlob sedikit banyak dipengaruhi filsafat analitik, filsafat-logika, dan filsafat bahasa. Frege hendak merumuskan logika yang rigorus sebagai metode berfilsafatnya. Dengan kata lain, filsafat itu sendiri pada intinya adalah logika.
Frege berpendapat bahwa dasar yang kokoh bagi matematika dapat ‘diamankan’ melalui logika dan analisis yang ketat terhadap logika dasar kalimat-kalimat. Cara itu juga bisa menentukan tingkat kebenaran suatu pernyataan.
Akar-akar analisis linguistik ditanam di lahan yang disiangi oleh Gottlob yang notabenenya adalah seorang matematikawan. Gottlob memulai sebuah revolusi logika (analitik), yang implikasinya masih dalam proses penanganan oleh filsuf-filsuf kontemporer. Ia menganggap bahwa logika sebetulnya bisa direduksi ke dalam matematika, dan yakin bahwa bukti-bukti harus selalu dikemukakan dalam bentuk langkah-langkah deduktif yang diungkapkan dengan jelas. Salah satu idenya yang paling berpengaruh adalah membuat perbedaan antara “arti” (sense) proposisi dan “acuan” (reference)-nya, dengan mengetengahkan bahwa proposisi memiliki makna hanya apabila mempunyai arti dan acuan (ide ini mengandung kemiripan yang menonjol, secara kebetulan dengan pernyataan Kant bahwa pengetahuan hanya muncul melalui sintesis antara konsep dan intuisi).
“Truth – Conditional Theory” adalah teori yang mendefinisikan makna sebagai suatu kondisi dimana suatu ekspresi mungkin benar atau sebaliknya. Gottlob berpendapat bahwa penamaan setidaknya memiliki dua masalah utama dalam mengungkapkan makna.
Pertama, semisal untuk “Sam” merujuk pada sebuah objek benda hidup ‘manusia’ yang ‘bernama Sam’. Namun, bila objek dari nama tersebut tidak ada, maka nama itu tidak memiliki arti. Contoh: Pegasus (kuda terbang dalam mitologi Yunani) dianggap tidak memiliki arti karena tidak ditemukannya kuda yang memiliki sayap dan dapat terbang saat ini.
Kedua, kondisi dimana sebuah objek memiliki dua nama. Contoh untuk planet Venus dinamakan ‘Hesperus’ dan ‘Posphorus’. Jika kedua kata itu berarti sama maka tidak akan menghasilkan kalimat yang berbeda dari makna aslinya. Dengan kata lain, dua nama untuk objek yang sama akan memiliki pengertian yang berbeda.
Pada tahun 1879 Frege menyusun notasi baru yang memungkinkan terekpresikannya “penentu kuantitas” (kata-kata seperti “semua”, “beberapa” dan sebagainya) dalam bentuk simbol-simbol. Ia berharap para filsuf bisa menggunakan notasi ini untuk menyempurnakan bentuk logis argumen mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk jauh lebih dekat, daripada waktu-waktu sebelumnya, dengan ide pembuatan filsafat menjadi ilmu yang ketat. Penemuan Frege mengenai pembilang notasi ini diterbitkan dalam sebuah tulisan berjudul Begriffsschrift yang menandai munculnya era logika modern.
Gottlob percaya logika mampu mengerjakan tugas-tugas jauh melampaui apa saja yang dibayangkan oleh Aristoteles, asalkan pemaknaan para logikawan bisa mengembangkan cara pengungkapan makna linguistik. Seluruhnya dengan simbol-simbol logika.
Filsuf
Frege merupakan salah satu pendiri filsafat analitik , terutama karena kontribusinya terhadap filsafat bahasa, termasuk:
- Fungsi analisis -argument dari proposisi ;
- Perbedaan antara konsep dan objek (Begriff und Gegenstand);
- Prinsip compositionality ;
- Prinsip konteks ;
Riwayat pendidikan dan karir
- (1869) Lulus dari Gymnasium dan Berkuliah di Universitas jena
- (1871) Berkuliah di Universitas Göttingen
- (1873) Meraih gelar Ph.D di bidang matematika (geometri) di Universitas Göttingen
- (1874) Meraih habilitasi di bidang matematika di Universitas Jena, dan Menjadi private teacher di Universitas Jena
- (1879) Meraih gelar Professor Extraordinarius di Universitas Jena
- (1896) Meraih gelar Ordentlicher Honorarprofessor di Universitas Jena
- (1917) Pensiun
-Wikipedia
-Risq13