H.A.Thalib merupakan putra terbaik alam Kerinci yang pernah diangkat Presiden RI menjadi Duta Besar Negara sahabat. Ia diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia tahun 1968.
Jenderal H.A.Thalib lahir pada tahun 1918 di Dusun Sungai Penuh Kota Sungai Penuh Propinsi Jambi. H.A.Thalib merupakan satu orang putra terbaik alam Kerinci yang pernah diangkat Presiden RI menjadi Duta Besar Negara sahabat untuk pertama kalinya sejak Indonesia Merdeka.
Sebelum diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia tahun 1968, situasi pelik politik Indonesia, khususnya dalam masalah hubungan Diplomatik Indonesia-Malaysia, selama lebih kurang lima tahun ( 1963-1968 ) hubungan Diplomatik antara Indonesia - Malaysia terputus akibat Konfrontasi (sengketa) politik antara kedua Negara bertetangga itu.
Menteri Luar Negeri saat itu H. Adam Malik bertanya kepada Alamsyah Ratu Prawira Negara yang saat itu menjabat Menteri Kemakmuran, Menteri Kemakmuran berikutnya bertanya kepada Buya HAMKA, seorang tokoh kharismatik dan Ulama Besar dari Minangkabau, Buya HAMKA tokoh yang di cintai dan segani umat itu menjawab Jenderal.H.A.Thalib paling cocok, dan Menteri Kemakmuran yang juga banyak tahu perjuangan dan sepak terjang Jenderal H.A.Thalib mengiyakan dan menyatakan setuju dan Menteri Luar Negeri H. Adam Malik yang mendapat jawaban dari Jenderal Alamsyah Ratu Perwira Negara juga menyetujui.
Kamis 11 April 1968 Putra terbaik Indonesia asal suku Kerinci Propinsi Jambi dilantik oleh Presiden Republik Indonesia Suharto di Istana Negara Jakarta- sebagai Duta Besar Republik Indonesia di Malaysia , bersama Jenderal.H.A.Thalib saat itu Presiden RI juga melantik Sudjatmoko sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat. Dalam Konferensi pers pertamanya setelah dilantik menjadi Duta Besar RI di Malaysia, Jenderal H.A.Thalib menyatakan ”Bahwa tugas utamanya sebagai Duta Besar RI di Malaysia ialah memulihkan hubungan antara kedua negara yang berasal dari bangsa serumpun itu dengan sebaik baiknya.”
Sikap ramah dan bersahabat yang ditunjukkan Jenderal.H.A.Thalib kepada masyarakat dan pemerintah Malaysia telah menghangatkan kembali hubungan baik antara kedua negara,hubungan itu semakin membaik lagi setelah kunjungan muhibbah Presiden Suharto dan rombongan ke Malaysia tahun 1970, sebagai kunjungan balasan atas kedatangan Perdana Mentri Tengku Abdul Rahman tahun 1968, dengan kunjungan kedua pemimpin dari bangsa serumpun dan berkat hubungan diplomatik yang harmonis yang dilakukan oleh Jenderal.H.A.Thalib, tanpa saluran resmi perjanjian Internasional ’Pintu hati “ kedua bangsa serumpun terbuka semakin lebar,tidak ada lagi prasangka-prasangka, yang ada hanya bagaimana mengukuhkan tali yang telah ada berabad abad terjalin melalui hubungan ras yaitu ras Melayu.
Penghormatan
Sebagai Duta Besar Jenderal.H.A.Thalib telah behasil menjalin dan meningkatkan kembali hubungan baik antara Indonesia dengan Malaysia, ia juga telah berhasil menyatukan rumpun Melayu yang terpecah akibat konfrontasi pada masa berkuasanya Orde Lama (ORLA). dan sebagai penghormatan dan penghargaan pemerintah Malaysia terhadap jasa dan pengabdian Jenderal H.A.Thalib diangkat sebagai warga kehormatan dengan gelar ” Tan Sri” sebuah gelar kehormatan Kenegaraan Malaysia dan istri beliau Nurdjanah juga mendapat Gelar “Puan Sri”.Penobatan dilakukan di Istana Negara Kerajaan Malaysia pada bulan Juli 1972, dan dari negara bahagian Pahang, Jenderal.H.A.Thalib dan istrinya juga mendapat kehormatan yakni ”Datuk” dan “Datin”.
Mayjen H.A.Thalib meninggal pada tahun 1973. Sumber