Beranda | 25 Nabi | Tokoh Militer | Tokoh Muslim | Tokoh Wanita

Profil Sulami - 'Manusia Kayu' Asal Sragen

Sulami adalah seorang perempuan yang yang badannya mengalami kaku. Ia diduga mengalami masalah gangguan persendian yang sudah terjadi saat ia duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar.

Ia diduga mengidap ankylosing spondylitis, kelainan langka yang membuat hampir sekujur tubuhnya kaku, sehingga membuatnya terpaksa menghabiskan banyak waktu dengan hanya berbaring.

Sulami merasakan di hampir seluruh persendian tulangnya tak bisa digerakkan. Sejak saat itu dia lebih banyak menghabiskan hidup di atas ranjang, meskipun sudah berulangkali diperiksakan ke sejumlah klinik kesehatan.

Sulami merupakan perempuan asal Selorejo Wetan RT 31, Mojokerto, Kedawung, Sragen, Jawa Tengah. Selama ini Sulami disebut manusia kayu, karena perempuan berusia 35 tahun itu badannya terbujur kaku.

Sebagaimana dilaporkan Liputan6.com, keadaan ini telah belangsung sedari Sulami berusia 10 tahun. Kondisi serupa sempat dialami saudara kembar Sulami, Paniyem, yang meninggal dunia empat tahun lalu. Bermula dari benjolan kecil di tengkuk, pengapuran sendi perlahan meninggalkan tubuh Sulami kaku sama sekali, kecuali bagian leher ke atas dan pergelangan tangan.


Dirawat di Rumah Sakit

Saat ini, Sulami dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Solo, bangsal Mawar I Nomor 3.

Sulami yang badannya mengalami kaku itu itu mulai dirawat di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada Rabu siang 25/1/2017. Setelah menjalani pemeriksaan oleh dokter spesialis dan foto rontgen, Sulami langsung dibawa ke bangsal tersebut.

Sebelumnya, Sulami diantar oleh tim Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen menuju ke RS Dr Moewardi Solo siang tadi. Hal itu atas rujukan dari Rumah Sakit de Soehadi Prijonegoro, Sragen. Alasan rujuk itu agar ia mendapat penanganan memadai dari ahli penyakit dalam dan ahli ortopedi.

Dikutip dari viva.co.id, berdasarkan hasil dari pembicaraan dengan tim dokter yang menangani Sulami, Ganjar pun mengungkapkan jika target dalam pengobatan terhadap pasien tersebut supaya bisa duduk. "Targetnya bisa duduk dan kaki bisa ditekuk, baru kemudian kita bicara soal tulang belakangnya," katanya. (Sumber )