Profil Olaudah Equiano
- Lahir: Sekitar tahun 1746 Essaka, Igbo (diklaim)
- Meninggal: 31 Maret 1797 (umur 51–52) Paddington Street
- Nama lain: Gustavus Vassa, Graves
- Pekerjaan: Penjelajah, penulis, pedagang, abolisionis
- Dikenal karena: Berpengaruh terhadap gerakan abolisionisme Britania; otobiografinya
- Anak: Joanna Vassa dan Anna Maria Vassa
Olaudah Equiano, pada masa hidupnya dikenal dengan julukan Gustavus Vassa (/ˈvæsə/), adalah seorang budak yang telah dibebaskan dan mendukung pergerakan penghapusan perdagangan perbudakan di Britania Raya. Otobiografinya yang diterbitkan pada tahun 1789 membantu memperkuat dukungan terhadap Undang-Undang Perdagangan Budak 1807 yang mengakhiri perdagangan budak di Britania dan koloni-koloninya.
Equiano lahir Tahun 1745 di Essaka, kawasan yang sekarang merupakan wilayah Nigeria. Ketika berusia 11 tahun, dia diculik lalu dijual. Inilah awal mula status budak melekat pada Olaudah Equiano.
Olaudah Equiano pernah menjadi budak dari berbagai macam kalangan, termasuk pernah dibeli oleh seorang kapten kapal. Dalam masa perbudakannya, dia pun berpindah-pindah tempat seiring bergantinya pemilik. Mulai dari Hindia Barat sampai Virginia.
Pemilik terakhirnya adalah Robert King, seorang pedagang Quaker Amerika Serikat yang mengizinkan Equiano untuk berdagang. Equiano berhasil membeli kebebasannya pada tahun 1766.
Setelah lepas dari perbudakan, dia memutuskan tinggal di Inggris pada tahun 1767. Di sana dia lantas menyusun berbagai tulisan. Selain itu, Olaudah Equiano juga aktif memberikan ceramah-ceramah terkait kejamnya dunia perbudakan.
Equiano juga bekerja dan berkelana selama dua puluh tahun sebagai pelaut, pedagang dan penjelajah di Karibia, Arktik, Tiga Belas Koloni, Amerika Tengah dan Selatan, serta Britania Raya.
Setelah menetap di London, Equiano menikahi seorang perempuan Inggris yang bernama Susannah Cullen pada tahun 1792 dan mereka dikaruniai dua orang anak.
Di London, Equiano merupakan anggota Sons of Africa, kelompok abolisionis yang terdiri dari orang-orang Afrika yang tinggal di Britania, dan ia merupakan pemimpin pergerakan anti-budak yang penting pada tahun 1780-an.
Sebagai seorang manusia yang bebas, hidup Equiano penuh dengan rasa stres; ia terus menurus terpikir untuk bunuh diri hingga ia akhirnya menganut agama Kristen Protestan. Ia meninggal pada tahun 1797 di London, tetapi lokasi kuburannya tidak diketahui. Kematiannya diliput oleh koran Britania dan Amerika.
Semenjak tahun 1967, memoirnya telah dianggap sebagai "permulaan sastra Afrika modern yang sesungguhnya". Otobiografi yang dia tulis akhirnya menjadi salah satu tonggak penting dalam penghapusan praktik perbudakan. Itu karena otobiografi tersebut dianggap sebagai karya tulis narasi pertama terkait perbudakan.
Google Rayakan Ulang Tahun Olaudah Equiano ke-272
Senin 16 Oktober 2017 Google memperingati hari lahir Olaudah Equiano ke-272. Dalam halaman depannya Google menampilkan tokoh pembebasan perbudakan tersebut.
Sosok Equiano digambarkan dalam pose menulis. Lengkap dengan pena bulu di tangannya dan sebuah buku. Di bagian latar, sebuah rantai yang putus menggambarkan kebebasan. Tak ketinggalan pula dua kapal lengkap dengan lautan turut menjadi background. Unsur-unsur gambar yang dipajang Google dalam doodle mereka hari ini tentu bukan tanpa arti. Gambar-gambar tersebut menjadi simbol dari perjalanan hidup Equiano.
Sumber: