Dalam akun instagram tnilovers18 disebutkan bahwa Enzo Zenz Allie atau dipanggil Enzo. Bapaknya asal Paris, ibunya Sumatera Utara. Enzo lahir dan sampai usia 13 tahun di Paris. Kemudian setelah ayahnya wafat, Ia dibawa pulang ke Indonesia oleh ibunya dan menyambung sekolah di Pondok Pesantren Al Bayandi Serang Banten.
Enzo menguasai 4 bahasa asing yakni: Inggris, Perancis, Itali, dan Arab. Pull up 19 kali dalam 60 detik, sit up 50 kali dalam 60 detik, push up 50 kali dalam 60 detik, lari 7,5 putaran X 400 meter dalam 12 menit, renang 50 meter dalam 60 detik.
Biografi
Enzo Zenz Allie (Foto: Situs TNI AD) |
Enzo yang terlahir dan menghabiskan masa kecilnya di Voh, New Caledonia Paris bersama Ayahnya Jeans Paul Francois Allie. Enzo memiliki tiga orang saudara.
Namun, setelah ayahnya meninggal tahun 2012 karena mengalami serangan jantung, Enzo yang saat itu usia 13 tahun dibawa pulang oleh ibunya (Siti Hadiati Nahriah) ke Indonesia dan melanjutkan sekolah (SMP dan SMA) di salah satu pesantren di Serang, Banten.
Hingga Lulus sekolah, selain bahasa Indonesia Enzo juga menguasai bahasa Prancis, dan bisa berbahasa Inggris serta saat seleksi Pantukhir lancar mengaji Al- Quran. Keahlian bahasa inilah yang menjadikan Enzo mendapat nilai tambah bagi Catar dalam berkompetisi dengan yang lain. Enzopun dinyatakan lolos untuk mengikuti pendidikan Calon Prajurit Taruna (Capratar) karena nilai memenuhi syarat.
Menurut Ibunya, menjadi prajurit TNI, merupakan cita-citanya semenjak kecil. Keberminatan Enzo menjadi prajurit TNI dan Kopassus, menurut Siti Hadiati, itu ditunjukkan Enzo ketika kecil senang menggunakan baju tentara dan saat HUT TNI di Serang, Enzo sangat senang berfoto dengan anggota Kopassus.
Prestasi
Enzo memacu diri mewujudkan cita-citanya dengan cara mengejar prestasi, diantaranya menjadi juara kedua lomba lari jarak 50 meter di Popda dan juara 1 lari jarak 400 meter dan 800 meter di Kejurkab. Kemudian selama persiapan seleksi Catar, selain berlatih dengan pelatihnya, Enzo juga banyak dibina oleh Pak Jatmiko (Letkol Arh Jatmiko Dandim O503/JB).
Direncanakan, pendidikan Candradimuka bagi para Capratar Akademi TNI yang lulus seleksi ini, akan dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus sampai 30 Oktober 2019 di Akmil dan dibuka langsung oleh Danjen Akademi TNI, Laksdya TNI Aan Kurniawan.
Kontroversi [Sumber]
Setalah hangat dibicarakan sosok Enzo calon prajurit taruna Akademi TNI, kini Viral di media sosial tentang beredar foto Enzo tengah membawa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid. Netizen menyatakan bendera tersebut identik dengan organisasi yang sudah dilarang di Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Dikutip dari news.detik.com, pesantren tempat Enzo menimba ilmu yakin santrinya itu tak terkait dengan ormas terlarang. Pihak pesantren bisa menjamin muridnya itu seorang yang Pancasilais. Enzo menunjukkan kecintaan terhadap NKRI dengan banyak ikut kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Enzo pernah mewakili berbagai ajang, seperti Olimpiade tingkat siswa, atletik, maraton, dan bahkan upacara bendera Merah Putih.
Pesantren Al Bayan sendiri selama ini bercorak ahlussunnah wal jamaah dan menerapkan kecintaan kepada NKRI. Pelajaran yang dilakukan di pesantren juga terintegrasi dengan pelajaran yang bercorak kecintaan kepada Tanah Air. Santrinya tersebut bisa dipastikan sangat mencintai NKRI.