Beranda | 25 Nabi | Tokoh Militer | Tokoh Muslim | Tokoh Wanita

Biografi Alfred Nobel - Penemu Dinamit

alfred nobel penemu, by the year alfred nobel had become a chemist, what was bofor's main business under alfred nobel, alfred nobel menemukan dinamit pada tahun, short biography of alfred nobel, biografi alfred nobel dalam bahasa inggris, alfred bernhard nobel was a swedish chemist, engineer, innovator, and ornament

Biografi Alfred Nobel - Penemu Dinamit

Alfred Nobel (1833-1896) lahir di Stockholm, Swedia, pada 21 Oktober 1833. Keluarganya adalah keturunan dari Olof Rudbeck, seorang jenius teknis paling terkenal di Swedia pada abad ke-17, sebuah era di mana Swedia menjadi kekuatan besar di dunia. Pada usia 17, Nobel sudah fasih berbahasa Swedia, Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman. Ia juga diceritakan memiliki minat dalam bidang sastra, kimia, dan fisika. Nobel juga sangat tertarik dengan isu-isu sosial dan perdamaian, dan memiliki pandangan yang dianggap radikal pada masanya. 

Hadiah Nobel merupakan penghargaan yang paling bergengsi dalam enam bidang, yakni Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran, Sastra, dan Perdamaian.

Pembiayaannya berasal dari kekayaan Alfred Nobel, seorang penemu dinamit asal Swedia. Ia terus mendapatkan hak paten atas pembuatan bahan peledak temuannya itu.


Kehidupan awal

Ayah Alfred bernama Immanuel Nobel dan ibunya bernama Andriette Ahlsell Nobel. Ayah Alfred ialah seorang insinyur dan penemu; ia membangun jembatan, bangunan, dan mengadakan percobaan dengan bermacam cara dalam peledakan batu. Alfred memiliki dua orang kakak lelaki, yakni Robert (lahir 1829) dan Ludvig (lahir 1831).

Bersamaan dengan lahirnya Alfred, bisnis ayahnya merugi dan ditutup. Pada tahun 1837, Immanuel Nobel memutuskan untuk mengadu nasib di manapun dan pindah ke Finlandia dan Rusia. Ibu Alfred tetap tinggal di Stockholm merawat keluarganya. Ibu Alfred yang berasal dari keluarga kaya mulai membuka toko grosir. Dari situ ia bisa menghidupi keluarganya.

Bisnis Imannuel Nobel di St. Petersburg, Rusia mulai menanjak. Ia telah membuka sebuah bengkel mesin yang memasok peralatan untuk prajurit Rusia. Karena berhasil di Rusia, Imannuel memindahkan keluarganya ke St. Petersburg (tahun 1842).


Perjalanan ke luar negeri

Alfred lancar berbahasa dan menulis dalam bahasa Swedia, Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman. Alfred sangat tertarik di bidang bahasa, kimia, dan fisika. Ayahnya menginginkannya mengikuti jejaknya dan tak menghargai bakat Alfred dalam puisi. Ia memutuskan mengirim putranya ke luar negeri untuk belajar dan menjadi insinyur kimia.

Di Paris, Alfred bekerja di laboratorium pribadi Profesor TJ Pelouze, kimiawan terkenal. Di sana ia bertemu kimiawan Italia, Ascanio Sobrero. Setelah tiga tahun pertama, Sobrero telah menemukan nitrogliserin, cairan berdaya ledak tinggi, yang dianggap terlalu berbahaya untuk digunakan.

Alfred menjadi sangat tertarik pada nitrogliserin dan penggunaannya dalam pembangunan kerja. Saat ia kembali ke Rusia setelah studinya, ia bekerja bersama ayahnya untuk mengembangkan nitrogliserin sebagai bahan peledak yang berguna secara komersial dan teknis.

Immanuel Nobel, ayah Alfred Nobel, adalah seorang insinyur yang membangun jembatan dan bangunan di Stockholm. Akibat pekerjaannya ini, Immanuel Nobel kerap bereksperimen dengan peledakan batuan.

Pada 1837, Immanuel Nobel bersama keluarganya pergi meninggalkan Stockholm untuk memulai hidup baru mereka di Rusia. Ia sukses membuka usaha di St. Petersburg, Rusia. Ia memulai bengkel mekanik yang menyediakan peralatan bagi tentara Rusia.

Immanuel Nobel dikenal dengan temuannya terkait ranjau laut. Ranjau laut rancangannya terdiri dari tong kayu terendam yang diisi bubuk mesiu. Selain ranjau laut, ia menjadi pelopor pembuatan senjata dan perancangan mesin uap.


Kembali ke Swedia

Setelah Perang Krim berakhir, bisnis ayah Alfred mundur dan ia memutuskan kembali ke Swedia. Setelah kembalinya keluarga Nobel ke Swedia 1863, Alfred memusatkan diri mengembangkan nitrogliserin sebagai bahan peledak. Sayangnya, percobaan ini menyebabkan bencana yang membunuh beberapa orang termasuk adiknya, Emil. Pemerintah Swedia memutuskan melarang percobaan ini dalam batas kota Stockholm. Alfred tak berhenti dan melanjutkan percobaannya di tongkang di atas Danau Mälaren. Pada tahun 1864, ia bisa memulai pembuatan massal nitrogliserin, tapi ia tak menghentikan percobaan dengan bermacam bahan tambahan untuk mengamankan produksi.


Penemuan dinamit

Melalui percobaannya Alfred menemukan bahwa campuran nitrogliserin dengan tanah halus Kieselguhr akan mengubah cairan menjadi pasta yang bisa dibentuk ke dalam batang, yang kemudian dimasukkan dalam lubang bor. Penemuan ini terjadi pada tahun 1866. Alfred mendapatkan hak paten atas bahan ini pada tahun berikutnya. Ia menamainya dinamit. Ia juga menemukan detonator atau sumbat peledak yang bisa dinyalakan dengan cahaya sumbu.

Baca Juga : 100 Daftar Nama Penemu Terkenal di Dunia Beserta Temuannya

Penemuan ini dibuat saat bor bermahkota intan dan bor angin mulai dipakai secara umum. Digunakan bersama-sama, penemuan-penemuan itu membantu mengurangi kerugian banyak pekerjaan konstruksi seperti pemboran saluran, peledakan batu, pembangunan jembatan, dan sebagainya.


Membuat Pabrik

Dinamit dan sumbat detonator laku dalam industri pembangunan. Karena itu, Alfred bisa membangun pabrik di 90 tempat berbeda. Ia tinggal di Paris tapi sering bepergian ke pabrik-pabriknya di lebih dari 20 negara. Ia pernah digambarkan sebagai “pengembara terkaya Eropa”. Ia bekerja intensif di San Remo (Italia), Hamburg (Jerman), Ardeer (Skotlandia), Paris dan Sevran (Prancis), Karlskoga dan Stockholm (Swedia). Ia juga mencoba membuat karet dan kulit sintetis serta sutra tiruan. Selain itu, ia juga membuat gelatin, balistit, batu permata tiruan, dan lain-lain. Sampai kematiannya pada tahun 1896, ia telah mendapatkan 355 paten.


Pemakaian Senjata Secara Brutal dan Pencurian Penemuan

Pada saat ia meneliti di Paris bersama salah satu anak muda bernama Fehrenbach. Pada saat itu Nobel baru saja mengenalkan penemuan barunya, Serbuk Tanpa Asap. Temuannya yang baru ini sempat diberitahukan tentang cara pembuatannya kepada seorang yang mengaku dirinya Poltasia.

Setelah mengetahui temuannya akan digunakan untuk keperluan perang Nobel marah karena barang temuannya tidak digunakan untuk perdamaian. Nobel sempat  dituduh menjiplak Serbuk Tanpa Asap milik orang lain, sehingga Ia penjara 2 bulan dan pabriknya yang memproduksi Serbuk Tanpa Asap ditutup.

Setelah Nobel keluar dari penjara, dia memutuskan untuk meneliti di San Remo. Nobel membentuk sebuah Komite bernama Komite Serbuk Mesiu. Salah satu anggotanya adalah penemu asal Inggris, James Dewar, penemu botol vakum.

Nobel selalu mengumumkan temuannya ke Komite. Maka, karena James adalah anggota komite, dia tahu cara membuat Serbuk Tanpa Asap. Maka, James menghianati teman dekatnya sendiri dengan membuat Serbuk Tanpa Asap yang dipatenkan dengan nama Cordite.


Kematian dan Hadiah Nobel

Alfred meninggal di San Remo, Italia pada 10 Desember 1896. Dalam surat wasiat dan testamen terakhirnya, ia menulis bahwa banyak dari kekayaannya bisa dipakai memberi hadiah kepada yang telah melakukan komite, usaha kemanusiaan di bidang fisika, kimia, sastra, perdamaian, fisiologi dan obat-obatan.

Tak semua orang menyukai hal ini. Surat wasiatnya ditentang sanaknya dan dipersoalkan pihak berwenang di sejumlah negara, dan memakan empat tahun bagi pengawasnya meyakinkan semua pihak untuk memenuhi harapan Alfred.

Pada tahun 1901, hadiah pertama Nobel dalam fisika, kimia, sastra, fisiologi dan obat-obatan dibagikan di Stockholm, Swedia dan Hadiah Nobel Perdamaian di Kristiania (sekarang Oslo), Norwegia.


Sumber: 

  • https://blogpenemu.blogspot.com/2014/02/alfred-nobel-penemu-dinamit.html
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Nobel
  • https://www.nobelprize.org/alfred-nobel/biographical-information/
  • https://www.britannica.com/biography/Alfred-Nobel