Nono adalah bocah berusia 8 tahun asal NTT yang berhasil meraih juara dalam kompetisi matematika Internasional. Dalam kompetisi tersebut Nono mengalahkan 7.000 siswa dari berbagai negara di dunia, sedangkan juara kedua pada kompetisi tersebut diraih peserta dari Qatar dan juara ketiga dari Amerika Serikat. Dengan prestasinya yang gemilang ini Nono banyak diundang di acara televisi.
Nono lahir dengan nama asli Caesar Archangels Hendrik Meo Thunay di Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2 April 2015. Nono lahir dari pasangan Raflim Meo Tnunai (ayah) dan Nuryati Seran (ibu). Ayah Nono bekerja sebagai kuli atau tukang bangunan, sementara ibunya berprofesi sebagai guru honorer/guru kontrak sejak 2016.
Bersama sang ayah, ibu, dan dua kakaknya, mereka tinggal di rumah sederhana dengan fasilitas belajar seadanya. Rumah mereka berjarak puluhan kilometer dari Kota Kupang, ibu kota Provinsi NTT. Nono mengaku sangat mengidolakan Elon Musk. Dia kerap melihat idolanya itu melalui tayangan di YouTube. Nono pun ingin seperti idolanya itu. Ia ingin menciptakan mobil, pesawat, kereta, dan kapal untuk membantu masyarakat.
Nono merupakan siswa kelas 2 di SD Inpres Buraen 2, Amarasi Selatan, NTT. Sejak kecil Nono sudah menunjukkan prestasinya. Diketahui, ia pandai berbicara saat berusia satu tahun. Saat usianya 5 tahun, Nono sudah bisa membaca dan belajar bahasa Inggris.
Menurut sang Ibu, Nono terlihat superaktif sejak kecil namun sama seperti anak seusianya suka bermain dengan teman sebaya. Meski begitu, Nono tertib dalam membaca dan menulis karena orang tua mereka sangat disiplin membimbing putra bungsunya itu.
Nono sudah bisa membaca saat bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tunas Belia. Bahkan, Nono pun mengikuti kursus bahasa Inggris setiap minggu.
Prestasinya terukir saat dirinya berusia 8 tahun. Siapa sangka, bocah yang berasal dari daerah pelosok ini menorehkan prestasi tingkat dunia.
Nono mengikuti ajang ABG International Mathematics Competition yang diselenggarakan International Abacus Brain Gym. Ia berhasil mengalahkan 7.000 peserta dari berbagai negara.
ABG International Mathematics Competition yang diikuti Nono merupakan ajang kompetisi matematika dan sempoa internasional yang diselenggarakan International Abacus Brain Gym. Pesertanya adalah siswa-siswi dari berbagai negara. Kompetisi ini diselenggarakan setiap tahun sejak Abacus Brain Gym didirikan pertama kali di Amerika oleh Juli Agustar pada 2003. Abacus Brain Gym merupakan lembaga pendidikan informal yang memberikan pelatihan otak melalui metode sempoa.
Penghargaan juara satu kompetisi Matematika internasional Nono diterima Nono di Kantor Gubernur NTT, Selasa (10/1/2023). Acara itu dihadiri Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Bupati Kupang Korinus Masneno, Founder ABG Amerika Serikat Juli Agustar Djonli, dan Founder ABG Indonesia Aguslina Angkasa. Kemudian, Perwakilan Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (YPA-MDR), Budi Prihantoro, dan Person in Charge (PIC) YPA-MDR Area Kabupaten Kupang Lilik Harjanto. Hadir pula Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT Prisila Parera, para kepala sekolah, guru, serta siswa-siswi SD dan SMP penyandang bantuan donasi sekolah-sekolah binaan YPA-MDR di Kabupaten Kupang.
Nono mendapatkan piala, sertifikat, dan hadiah uang tunai sebesar 200 dollar AS. Penghargaan itu diserahkan oleh Juli Agustar Djonli selaku Founder Abacus Brain GYM (ABG) Amerika Serikat. Prestasi Nono diapresiasi oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Sosok Nono kini menjadi viral di Tanah Air. Namanya kerap disebut di berbagai media. Selain itu Nono juga diundang menjadi bintang tamu di beberapa acara televisi.
Atas prestasinya, Nono mendapat beasiswa dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Beasiswa tersebut diterima sang Juara 1 Olimpiade Sempoa Internasional matematika itu saat pertemuannya dengan Nadiem yang diinisiasi MNC Media. Di kantor Kemendikbudristek, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Nadiem bahkan sempat menguji keahlian Nono dalam berhitung.