Belum diketahui secara pasti pada tahun berapa Tengku di Ujung hidup. Pada masa Iskandar Muda memerintah kerajaan Aceh Darussalah, Tengku di Ujong dari Minangkabau hendak berlayar menunaikan ibadah haji.
Pada saat itu Iskandar Muda meminta kepada Tengku di Ujong untuk singgah di Simeulue dan memberikan syiar Islam di pulau tersebut.
Pulau Simeulue adalah sebuah pulau yang berjarak sekitar 150 km dari pantai barat Aceh. Teungku Di Ujung mempunyai istri bernama Si Melur, yang merupakan asal usul dari nama pulau Simeulue menurut cerita turun temurun dari masyarakat setempat.
Teungku Di Ujung merupakan ulama Minangkabau yang berasal dari Ulakan, Pariaman, dan merupakan murid dari ulama besar Syeikh Burhanuddin Ulakan. Ia wafat dan dimakamkan di Gampong Latak Ayah, Kecamatan Simeulue Cut, Kabupaten Simeul.
Peninggalan
Pada Kamis 27 Desember 2012, tiga orang keturunan Tengku di Ujung, Asydarmansyah Mas, Syawal, dan M Yusri, memperlihatkan surban peninggalan Teungku Di Ujung yang telah berusia 700 tahun. Pameran tersebut digelar di Makam Tengku Diujung, Gampong Lata'ayah, Kecamatan Simeulue Cut, Kabupaten Simeulue.
Makam Teungku Di Ujung [gb. Wisata Melayu.] |
Seluruh peninggalan ulama tersebut masih disimpan dengan utuh. Peninggalan tersebut siap digunakan untuk kepentingan sejarah, pendidikan, dan budaya pengislaman masyarakat Pulau Simeulue.
Sumber: