Daftar Isi Tokoh-Tokoh Penguasa Daulah Umayyah
- Muawiyah ibn Abi Sufyan. Mulai berkuasa dari 60H/680M sampai 64H/684M. Lama berkuasa 3 th 6 bln. Umur 38 th
- Yazid I ibn Mu’awiyah. Mulai berkuasa dari 60H/680M sampai 64H/684M. Lama berkuasa 3 th 6 bln. Umur 38 th
- Mu’awiyah ibn Yazid. Mulai berkuasa dari 64H/684M sampai 64H/684M. Lama berkuasa 3 bln. Umur 23 th
- Marwan ibn al-Hakam. Mulai berkuasa dari 64H/684M sampai 65H/685M. Lama berkuasa 9 bln. Umur 63 th
- Abdul Malik ibn Marwan. Mulai berkuasa dari 65H/685M sampai 86H/705M. Lama berkuasa 21 th. Umur 76 th
- Walid I ibn ‘Abdul Malik. Mulai berkuasa dari 86h/705M sampai 96H/715M. Lama berkuasa 9 th 7 bln. Umur42 th
- Sulaiman ibn ‘Abdul Malik. Mulai berkuasa dari 96H/715M sampai 99H/717M. Lama berkuasa 2 th 8 bln. Usia 45 th.
- Umar ibn ‘Abdul Aziz. Mulai berkuasa dari 99H/717M sampai 101H/720M. Lama berkuasa 2 th 5 bln. Usia 39 th
- Umar ibn ‘Abdul Aziz. Mulai berkuasa dari 99H/717M sampai 101H/720M. Lama berkuasa 2 th 5 bln. Usia 39 th
- Umar ibn ‘Abdul Aziz. Mulai berkuasa dari 99H/717M sampai 101H/720M. Lama berkuasa 2 th 5 bln. Usia 39 th
- Walid II ibn Yazid. Mulai berkuasa dari 125H/743M sampai 126H/744M. Lama berkuasa 1 th 2 bln. Usia 40 th
- Yazid III ibn Walid. Mulai berkuasa dari 126H/744M sampai 126H/744M. Lama berkuasa 6 bln. Usia 46 th
- Ibrahim ibn Walid. Mulai berkuasa dari 126H/744M sampai 127H/744M. Lama berkuasa 4 bln. Usia 47 th
- Marwan II al-Himar. Mulai berkuasa dari 127H/744M sampai 132H/750M. Lama berkuasa 5 th 10 bln. Usia 62 th
Biografi Tokoh-Tokoh Bani Umayyah
1. Muawiyah ibn Abi Sufyan
Muawiyah bin Abu Sufyan (602 – 680; umur 77–78 tahun; Arab: معاوية بن أبي سفيان) bergelar Muawiyah I adalah khalifah pertama dari Bani Umayyah dan juru tulis Nabi Muhammad.
Muawiyah diakui oleh kalangan Sunni sebagai salah seorang Sahabat Nabi, walaupun keislamannya baru dilakukan setelah Mekkah ditaklukkan. Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa Muawiyah masuk Islam pada 7 H.
Muawiyah memiliki nama lengkap Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Ia berasal dari bani (klan) Umawiyah. Muawiyah memiliki kunyah (nama panggilan atau julukan). Kunyah nya adalah Abu Abdurrahman dan Al-Quraisyi al-Umawi Al-Makki.
Muawiyah lahir dari pasangan orang tua, ayahnya Muawiyah adalah Abu Sufyan bin Harb, seorang pembenci Nabi Muhammad saw dan akhirnya masuk islam dengan terpaksa diikuti juga dengan istrinya Hindun binti Utbah. Muawiyah memiliki beberapa 7 saudara. (Baca Selengkapnya)
2. Yazid I ibn Mu’awiyah
Yazid bin Muawiyah bergelar Yazid I (± 645 - 683) ialah khalifah kedua Bani Umayyah dan pengganti ayahandanya Muawiyah.
Nasab Yazid adalah Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdu asy-Syams bin Abdul Manaf.
Yazid bernama lengkap Yazid bin Muawiyah, Wangsa Bani Abdu Manaf. Beliau lahir dari pasangan Orang tua, ayahnya bernama Muawiyah bin Abu Sufyan dan ibunya bernama Maysun. (Baca Selengkapnya)
3. Mu’awiyah ibn Yazid
Muawiyah bin Yazid bergelar Muawiyah II (661 - 684) ialah Khalifah Bani Umayyah selama hampir 6 bulan setelah kematian ayahandanya Yazid I. Khilafah yang diwarisinya dalam keadaan kacau sebab pernyataan Ibnu Zubair sebagai khalifah sebenarnya dan memegang daerah Hejaz seperti daerah lain.
Muawiyah II dianggap sebagai orang yang ramah yang yang tidak giat melibatkan diri dalam politik. Umumnya dipercaya bahwa ia turun tahta dan meninggal segera setelah itu, meski beberapa sumber menyebutkan ia diracun. Ia digantikan oleh keluarga Bani Umayyah dari cabang lainnya, yaitu Marwan bin al-Hakam (Marwan I). (Baca Selengkapnya)
4. Marwan ibn al-Hakam
Marwan bin al-Hakam bergelar Marwan I (623 - 685) ialah Khalifah Bani Umayyah yang mengambil alih tampuk kekuasaan setelah Muawiyah II menyerahkan jabatannya pada 684. Naiknya Marwan menunjukkan pada perubahan silsilah Bani Umayyah dari keturunan Abu Sufyan ke Hakam, mereka ialah cucu Umayyah (darinya nama Bani Umayyah diambil). Hakam ialah saudara sepupu Utsman bin Affan.
Selama masa pemerintahan Utsman, Marwan mengambil keuntungan dari hubungannya pada khalifah dan diangkat sebagai Gubernur Madinah. Bagaimanapun, ia diberhentikan dari posisi ini oleh Ali, hanya diangkat kembali oleh Muawiyah I. Akhirnya Marwan dipindahkan dari kota ini saat Abdullah bin Zubair memberontak terhadap Yazid I. Dari sini, Marwan pergi ke Damsaskus, di mana ia menjadi khalifah setelah Muawiyah II turun tahta.
Masa pemerintahan singkat Marwan diwarnai perang saudara di antara keluarga Umayyah, seperti perang terhadap Ibnu Zubair yang melanjutkan pemerintahan atas Hejaz, Irak, Mesir dan sebagian Suriah. Marwan sanggup memenangkan perang saudara Bani Umayyah, yang berakibat naiknya keturunan Marwan sebagai jalur penguasa baru dari Khalifah Umayyah. Ia juga sanggup merebut kembali Mesir dan Suriah dari Ibnu Zubair, namun tak sanggup sepenuhnya mengalahkannya.
Marwan bin al-Hakam digantikan sebagai khalifah oleh anaknya Abdul Malik bin Marwan. (Baca Selengkapnya)
5. Abdul Malik ibn Marwan
Abdul Malik bin Marwan, bernama lengkap Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul Aas bin Umayya bun Abd Shams bi Abdi Manaf bin Qussai bin Kilab, adalah seorang khalifah pertama yang mencentak uang dinar dalam Islam. Dia lahir pada bulan Ramadhan tahun 23 H dan meninggal tahun 86 H atau 685-705 Masehi. Abdul Malik diangkat sebagai khalifah oleh kaum muslim setelah terbunuhnya Abdullah bin Zubair. Sebelum menjabat sebagai khalifah, dia adalah seorang yang ahli ibadah dan zuhud. Muawiyah pernah menugaskannya untuk mengurus Madinah pada waktu Abdul Malik bin Marwan masih berusia 16 tahun. Pada masa pemerintahannya, gerakan penerjemahan buku-buku berbahasa Persia dan Romawi ke bahasa Arab mengalami perkembangan yang pesat. Selain itu, pada masa kepemimpinannya pula, bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa resmi negara. Kemudian, Yerusalem pada masanya dijadikan sebagai tempat yang suci bagi orang-orang Islam.[3]
Meskipun selama menjadi khalifah, Abdul Malik bin Marwan banyak mengalami kemajuan, namun di sisi yang lain juga banyak mengalami perlawanan dari para musuhnya dan setelah meninggal, kekhalifahannya diganti oleh anaknya yang bernama Al-Walid. (Baca Selengkapnya)
6. Walid I ibn ‘Abdul Malik
Al-Walid bin Abdul-Malik bergelar Al-Walid I (lahir pada tahun 668 – meninggal di Damaskus (kini wilayah Suriah) pada 23 Februari 715 pada umur 46/47 tahun) ialah Khalifah Bani Umayyah yang memerintah antara 705 - 715. Ia melanjutkan ekspansi Khilafah Islam yang dicetuskan ayahnya, dan merupakan penguasa yang efektif.
Al-Walid I ialah putra sulung Abdul-Malik dan menggantikannya ke kursi kekhilafahan setelah kematiannya. Seperti ayahnya, ia melanjutkan untuk memberikan kebebasan pada Al-Hajjaj bin Yusuf, dan kepercayaannya Al-Hajjaj dilunasi dengan penaklukan sukses Transoxiana (706), Sindh (712), sebagian Perancis (711), Punjab (712), Khawarizm (712), Samarkand (712), Kabul (kini di Afganistan, pada 713), Tus (715), Spanyol (711), dan tempat-tempat lain. Hajjaj bertanggung jawab memilih jenderal yang menunjukkan kampanye sukses, dan banyak dikenal dari kampanye suksesnya terhadap Ibn Zubair selama masa pemerintahan ayah Al-Walid. (Baca Selengkapnya)
7. Sulaiman ibn ‘Abdul Malik
Sulaiman bin Abdul-Malik (± 674 - 717) ialah Khalifah Bani Umayyah yang memerintah dari 715 sampai 717. Ayahandanya ialah Abdul-Malik, dan merupakan adik khalifah sebelumnya al-Walid I.
Sulaiman mengambil kekuasaan, dalam, pada lawan politiknya Al-Hajjaj bin Yusuf. Bagaimanapun, al-Hajjaj meninggal pada 714, maka Sulaiman menyiksa sekutu politiknya. Di antaranya ada 3 jenderal terkenal Qutaibah bin Muslim, Musa bin Nusair, dan Muhammad bin Qasim. Seluruhnya ditahan dan kemudian dibunuh.
Di bawah pemerintahannya, ekspansi berlanjut ke bagian pegunungan di Iran seperti Tabiristan. Sulaiman juga memerintahkan serangan ke Konstantinopel, namun gagal. Di kancah domestik, dengan baik ia telah membangun di Makkah untuk ziarah, dan mengorganisasi pelaksanaan ibadah. Sulaiman dikenal untuk kemampuan pidatonya yang luar biasa, namun hukuman matinya pada ke-3 jenderalnya menyuramkan reputasinya.
Ia hanya memerintah selama 2 tahun. Ia mengabaikan saudara dan putranya, dan mengangkat Umar bin Abdul-Aziz sebagai penggantinya sebab reputasi Umar sebagai salah satu dari yang bijaksana, cakap dan pribadi alim pada masa itu. Dia dikenal sebagai tokoh yang menghidupkan kembali kegiatan salat di awal waktu, yang mana pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, salat selalu diulur-ulur waktunya. Dia memecat kroni-kroni Hajjaj bin Yusuf, gubernur Irak yang kejam, dan melarang adanya nyanyian dan musik. Pengangkatan seperti jarang terjadi pada masa itu, walau secara teknis memenuhi cara Islam untuk mengangkat pengganti, mengingat pengangkatan berkelanjutan tidak. (Baca Selengkapnya)
8. Umar ibn ‘Abdul Aziz
Umar bin Abdul-Aziz (Arab: عمر بن عبد العزيز, bergelar Umar II, lahir pada tahun 63 H / 682 – Februari 720; umur 37–38 tahun) adalah khalifah Bani Umayyah yang berkuasa dari tahun 717 (umur 34–35 tahun) sampai 720 (selama 2–3 tahun). Tidak seperti khalifah Bani Umayyah sebelumnya, ia bukan merupakan keturunan dari khalifah sebelumnya, tetapi ditunjuk langsung, di mana ia merupakan sepupu dari khalifah sebelumnya, Sulaiman.
Ayahnya adalah Abdul-Aziz bin Marwan, gubernur Mesir dan adik dari Khalifah Abdul-Malik. Ibunya adalah Ummu Asim binti Asim. Umar adalah cicit dari Khulafaur Rasyidin kedua Umar bin Khattab, dimana umat Muslim menghormatinya sebagai salah seorang Sahabat Nabi yang paling dekat.
Umar dilahirkan sekitar tahun 682. Beberapa tradisi menyatakan ia dilahirkan di Madinah, sedangkan lainnya mengklaim ia lahir di Mesir. Umar dibesarkan di Madinah, di bawah bimbingan Ibnu Umar, salah seorang periwayat hadis terbanyak. (Baca Selengkapnya)
9. Yazid II ibn ‘Abdul Malik
Yazid bin Abdul-Malik atau Yazid II (687 - 724) ialah Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa antara 720 sampai kematiannya pada 724.
Pengangkatan Yazid dihantam oleh konflik internal dan eksternal di sana-sini. Sejumlah perang saudara mulai pecah di bagian yang berbeda dari kekhilafahan seperti Spanyol, Afrika dan di timur. Reaksi keras oleh penguasa Bani Umayyah tak membantu persoalan, dan kelompok anti-Umayyah mulai memperoleh kekuasaan di antara mereka yang tak puas. Ini menyebabkan kelompok seperti Bani Abbasiyah mulai membangun dasar kekuatan yang akan digunakannya untuk merobohkan Khilafah Bani Umayyah. Namun Khilafah Bani Umayyah belum benar-benar surut.
Yazid II meninggal pada 724 karena tuberkulosis. Ia digantikan saudaranya Hisyam. (Baca Selengkapnya)
10. Hisyam ibn ‘Abdul Malik
Hisyam bin Abdul-Malik (691 – 743; umur 51–52 tahun) (Arab: هشام بن عبد الملك) adalah seorang Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa sejak 724 (umur 32–33 tahun) sampai kematiannya pada 743 (selama 18–19 tahun).
Hisyam mewarisi kekhalifahan dari saudaranya Yazid II dengan menghadapi banyak permasalahan. Ia berhasil menanganinya, dan menyebabkan kekhalifahan Umayyah berlanjut sebagai sebuah negara. Masa pemerintahannya yang panjang merupakan pemerintahan yang berhasil, dan memperlihatkan lahirnya kembali berbagai perbaikan yang pernah dirintis oleh pendahulunya Umar bin Abdul-Aziz. (Baca Selengkapnya)
11. Walid II ibn Yazid
Al-Walid bin Yazid atau al-Walid II (meninggal 16 April 744) ialah Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa antara 743 sampai 744. Ia menggantikan pamannya, Hisyam bin Abdul-Malik.
Naiknya Walid ke tampuk kekuasaan secara keras ditantang banyak orang dalam istana karena reputasi Walid yang gaya hidupnya tak bermoral. Walau begitu, ia telah dijadikan khalifah. Ia hampir secara cepat mulai menargetkan yang menentangnya, menimbulkan kebencian luas terhadap Walid yang menyebar menjadi kebencian pada Bani Umayyah. Walid terbunuh pada 16 April 744 saat memerangi beberapa musuhnya. Ia digantikan sepupunya Yazid III. (Baca Selengkapnya)
12. Yazid III ibn Walid
Yazid bin Walid bin Abdulmalik atau Yazid III (701 - 744) ialah Khalifah Bani Umayyah. Ia naik tahta hanya selama 6 bulan sebelum meninggal.
Pengangkatannya ditandai tindakannya yang tak sempurna, membuatnya digelari "Tak Sempurna". Di antara yang terkemuka ialah penolakannya untuk membayar kenaikan gaji pada pasukan oleh al-Walid II. Yazid digantikan saudaranya Ibrahim bin Walid. (Baca Selengkapnya)
13. Ibrahim ibn Walid
Ibrahim bin Al-Walid ialah Khalifah Bani Umayyah. Ia hanya memerintah dalam waktu singkat pada tahun 744 sebelum ia turun tahta, dan bersembunyi dari ketakutan terhadap lawan-lawan politiknya.
Pada masa pemerintahan Khalifah Ibrahim bin al-Walid, telah dilakukan penerjemahan buku-buku filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab. Hal ini mengakibatkan lahirnya golongan Mutakalimin, seperti Mu'tazilah, Jabariah, Ahlus Sunnah, dsb. (Baca Selengkapnya)
14. Marwan II al-Himar
Marwan bin Muhammad bin Marwan, bergelar Marwan II (688 - 750), merupakan Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa dari 744 sampai 750 saat ia terbunuh. Ia merupakan khalifah terakhir Bani Umayyah yang berkuasa dari Damaskus.
Sebelum menjadi khalifah, Marwan telah menjabat sebagai Gubernur Azerbaijan. Dalam kapasitas ini beberapa kali ia mengadakan perang terhadap Khaganat Khazar, memenangkan kejayaan Phirrik namun tak sanggup mengokohkan penaklukannya.
Marwan kemudian berkuasa setelah sepupunya Ibrahim bin Walid mengundurkan diri dan pergi ke tempat persembunyian. Marwan mewarisi kekhalifahan yang sedang pecah. Perasaan anti-Umayyah telah sangat merata khususnya di Iran dan Irak, dan Bani Abbasiyah telah memperoleh banyak pengikut. Masa jabatan Marwan sebagai khalifah hampir secara penuh dicurahkan untuk upaya menjaga kekuasaan Bani Umayyah.
Marwan ternyata tidak sanggup melakukannya. Walaupun memperoleh kemenangan pada awalnya, ia akhirnya dikalahkan secara meyakinkan oleh Abul Abbas As-Saffah dari Bani Abbasiyah dalam pertempuran di bantaran Sungai Zab. Hanya dalam pertempuran itu, lebih dari 300 anggota keluarga Umayyah terbunuh.
Marwan kemudian pergi mencari perlindungan menyusul kekalahannya. Berharap menemukan perlindungan di barat, ia lalu pergi ke Mesir. Namun ia tertangkap saat melintasi Sungai Nil dan terbunuh. Kematiannya menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah di timur, dan hampir saja mengakhiri keberadaan Bani Umayyah. Pembunuhan massal Bani Umayyah segera saja dilakukan oleh Bani Abbasiyah. Hampir seluruh keturunan Bani Umayyah terbunuh, kecuali Abdurrahman bin Muawiyah yang melarikan diri ke Spanyol dan mendirikan pemerintahan Islam di Al-Andalus. (Baca Selengkapnya)
Incoming search: Tokoh-Tokoh Penguasa Daulah Umayyah, para tokoh dan perannya pada dinasti umayyah, biografi singkat tokoh islam, biografi tokoh ilmuwan islam, biografi cendekiawan pada masa daulah umayyah, biografi tokoh islam, biografi tokoh ilmuwan islam di indonesia, biografi ilmuwan islam terkenal, biografi ilmuwan islam pada masa abbasiyah