Dilansir oleh laman partaigerindra.or.id, Fauka berada di bawah Widjono Hardjanto yang menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan. Sementara Fauka menjadi Ketua Bidang Pendayahgunaan Aparatur Partai.
Sementara dilansir oleh situs Garuda Yaksa, Fauka dituliskan sebagai Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra di tahun 2019.
Dalam Pilpres 2014, Fauka menggalang dukungan untuk pasangan calon Prabowo-Hatta di Banten. Jelang Pilpres 2019, ia sudah menjadi anggota Dewan Pembina Gerindra.
Dugaan Terkait aksi 21-22 Mei 2019
Dalam laporan Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019, mantan anggota Tim Mawar Fauka Noor Farid diduga terkait dengan aksi kerusuhan tersebut dan disebutkan berada di sekitar Gedung Bawaslu saat kerusuhan. Namun, Fauka membantah sedang berada di sekitar Gedung Bawaslu saat kerusuhan.
Baca: "Profil Komjen Purn. Mohammad Sofjan Jacoeb - Mantan Kapolda Metro Jaya"
Tim Mawar
Nama Tim Mawar dikenal sebagai sebuah tim dalam Kesatuan Komando Pasukan Khusus Grup IV TNI AD. Tim Mawar dibentuk oleh Mayor Bambang Kristiono pada Juli 1997. Target Tim Mawar adalah memburu dan menangkapi aktivis radikal.
Tim ini adalah dalang dalam operasi penculikan para aktivis politik pro-demokrasi pada 1998. Setelah operasi penculikan aktivis terbongkar, para personel Tim Mawar diseret ke pengadilan. Setidaknya ada 11 anggota Tim Mawar yang diajukan ke Mahkamah Militer Tinggi (Mahmilti) II pada bulan April 1999.
Tim Mawar juga dijatuhi hukuman penjara oleh Pengadilan Mahkamah Militer II Jakarta pada tahun 1999. Fauka Noor Farid mendapatkan vonis 1 tahun 4 bulan namun tak seperti anggota lainnya yang dipecat sebagai anggota TNI.
Profil Fauka Noor Farid
- komandan kelompok khusus Badan Intelijen Strategis (BAIS) TN
- Lulus dari AKABRI pada 1992
- Intel tentara Grup IV Kopassus (Sandi Yudha) yang berbasis di Cijantung
- Pada 2005, namanya disebut sebagai komandan Detasemen Pemukul Satu Raider di Aceh dengan pangkat mayor.
Sumber: