Profil Komjen Purn. Mohammad Sofjan Jacoeb - Mantan Kapolda Metro Jaya

Komjen Purn. Sofjan Jacoeb adalah seorang tokoh Kepolisian yang pernah menjabat sebagai mantan Kapolda Metro Jaya. Pada Pemilu Presiden dan wakil presiden 2019, ia ikut mendeklarasikan dukungan kepada Paslon capres dan cawapres 02 Prabowo-Sandiaga lewat Ormas Gerakan Relawan Rakyat Adin Makmur. Sofjan aktif dalam organisasi Purnawirawan Prajurit Pejuang Indonesia Raya (PPIR).

Komjen Purn. Mohammad Sofjan Jacoeb
Sofjan Jacoeb lahir di Tanjungkarang, Lampung, 31 Mei 1947. Dia mengenyam pendidikan kepolisian di Akabri Kepolisian tahun 1970. Kemudian pada tahun 1977 melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Selanjutnya tahun 1997 ia melanjutkan S3 magister Manajemen Sumber Daya Manusia.

Mei 2001, Sofjan dipromosikan sebagai Kapolda Metro Jaya setelah sebelumnya bertugas sembilan bulan sebagai Kapolda Sulawesi Selatan.

Baca: "Profil Fauka Noor Farid - Mantan Anggota Tim Mawar KOPASSUS"

Ia sempat diminta  Kepala Polri Jenderal Bimantoro untuk menggantikan Irjen Mulyono Sulaeman yang memasuki masa pensiun. Sebulan menjabat, Sofjan langsung menuai polemik dengan Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Dia dianggap membangkang atau insubordinasi terhadap presiden. Gus Dur memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Agum Gumelar dan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Chaeruddin Ismail untuk menangkapnya. Sofjan dinilai telah melakukan tindakan insubordinasi, tidak mematuhi perintah atasan.

Desember 2001 Sofjan dinaikan pangkatnya menjadi jenderal bintang tiga atau Komisaris Jenderal. Namun, dia tidak masuk dalam struktur pejabat kepolisian, tetapi menjadi Inspektur Utama Lembaga Ketahanan Nasional. Sedangkan jabatan yang ditinggal Sofjan diserahkahterimakan kepada Wakil Kapolda Metro Jaya Brigjen Makbul Padmanagara.

Menurut Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar, kenaikan pangkat sekaligus kepindahan Sofjan adalah hadiah atas keberhasilan menangkap Tommy Soeharto. Kapolri juga memastikan mutasi itu bukan sebagai misi pembersihan angkatan tahun 70-an di tubuh perwira tinggi Polri. Menurut dia, penempatan itu semata-mata terkait dengan posisi lowong orang ketiga di Lemhannas.

Tindak tanduk Sofjan Jacoeb yang kerap menuai polemik tidak berhenti di situ. 2011, nama tersebut kembali menjadi buah bibir, namun bukan karena perkara politik tapi karena perkara mengumbar tembakan senjata api di muka umum, Desember 2011.

Perkara itu bermula kala Sofjan mengancam petugas keamanan perumahaan Taman Resor Mediterania, Jakarta Utara, Sugeng, dengan pistolnya. Tidak terima, petugas tersebut melaporkan aksi koboi Sofjan ke kepolisian.

Langkah tersebut berbalas oleh Sofjan yang juga melaporkan Sugeng ke kepolisian karena telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan karena melarang tamu masuk ke dalam gedung olahraga di dalam kompleks. Kejadian itu dilaporkan ke Polsek Penjaringan, Jakarta Utara.

Kontoversi ini terjadi pada tahun 2011 lalu. Seperti dikutip kompas.com saat itu ia disinyalir mengancam Satpam di perumahannya dengan senjata api.

Pada Agustus 2003, Menggugat Kapolri Jenderal Pol. Da'i Bachtiar dan presiden Megawati karena menolak pensiun dini.


Profil lengkap:

Nama: Mohammad Sofjan Jacoeb
Tempat, Tanggal Lahir: Tanjungkarang, Lampung, 31 Mei 1947


Pendidikan:
  • 1970, Akabri Kepolisian
  • 1977, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian
  • 1997, Magister Manajemen Sumber Daya Manusia

Karier:
  • Polisi Perairan dan Udara
  • Kapolres Tapanuli Selatan, Asahan, simalungun, Deli Serdang
  • Kapolres Medan
  • Kapolwil Pare Pare, Sulawesi Selatan
  • Kapolda Sulawesai Selatan
  • Kapolda Metro Jakarta Raya
  • Inspektur Utama lembaga Ketahanan Nasional, 18 Desember 2011


Sumber: