Kisah Sa'id bin Al-Ash - Sahabat Nabi yang Dermawan

Sa'id bin Al-Ash adalah seorang sahabat nabi yang mempunyai sifat dermawan dan berkelakuan baik. Nama lengkapnya adalah Said bin Ash bin Said bin Ash bin Umayyah bin Abdu Syams, keturunan Bani Umayyah. Pada tahun 30 H khalifah Utsman bin Affan mengangkatnya sebagai penguasa di Kufah. Said termasuk pembantu khalifah dalam program pengkodifikasian Al-Qur'an. Said meninggal di kota Madinah. Beiau termasuk As-Sabiqun Al-Awwalun (Pemeluk Islam Pertama).

Kisah Sa'id bin Al-Ash - Sahabat Nabi yang Dermawan

Kedermawanan Sa'id bin Al-Ash

Suatu ketika, Muhammad bin Jahm al-Barmaki (gubernur pada masa Khalifah Al-Ma'mun) bermaksud menjual rumahnya. Beberapa orang berkumpul dan salah seorang di antara mereka membayar rumah itu seharga 50.000 dirham. Muhammad bin Jahm berkata kepada si pembeli, "Ambillah rumah ini dan berbahagialah serta bersenang-senanglah!" "Mengapa demikian?" tanya si pembeli heran. Dijawab oleh Muhammad bin Jahm al-Barmaki, "Karena rumah ini berdampingan dengan rumah Sa’id bin al-‘Ash," Lalu pembeli bertanya kembali, "Bagaimana perilakunya terhadap para tetangga?". "Jika kamu meminta sesuatu dia pasti akan memberi. Bila kamu tidak meminta, dia akan menawarkan diri. Bila kamu menyakitinya ia akan membalasnya dengan kebaikan. Dan bila ia berbuat baik kepadamu, ia tidak akan menceritakannya kepada orang lain."

Cerita ini sampai ke telinga Sa'id bin al-‘Ash. Ia pun memberi Muhammad bin Jahm 100.000 dirham seraya berkata, "Ambillah uang ini dan urungkan niatmu untuk menjual rumah!"

Sungguh memiliki tetangga yang baik merupakan nikmat yang tidak ternilai harganya di dunia dan tidak dapat digantikan oleh apa pun.

Tak hanya di dunia, tetangga yang baik akan mendapatkan surga di akhirat, yang di dalamnya terdapat segala nikmat yang diinginkan oleh jiwa.

Pernah ditanyakan kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ada seorang yang senantiasa bangun malam dan berpuasa, berbuat dan bersedekah, tetapi dia senantiasa menyakiti tetangganya melalui ucapan.” Rasulullah pun menjawab, “Tiada kebaikan baginya, dan dia termasuk penghuni neraka.” Kemudian para sahabat berkata, “Ada wanita lain yang selalu mengerjakan shalat wajib, berseedekah dengan susu yang dikeringkan dan dia tidak pernah menyakiti satu orang pun dari tetangganya.” Maka Rasulullah menajwab, “Dia itu termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari)

Sumber: id.wikipedia.org