Biografi Said Daeng Muntu - Sastrawan Angkatan Pujangga Baru

Roman Karena Kerendahan Budi
Karena Kerendahan Budi
Said Daeng Muntu adalah seorang sastrawan asal Sulawesi yang dikelompokkan ke dalam Sastrawan Angkatan Pujangga Baru. Nama lengkap beliau adalah Haji Said Daeng Muntu yang biasa memakai nama H.S.D Muntu.

Beliau juga merupakan  seorang pemimpin Muhammadiyah di Sulawesi. Karya-karya Said Daeng Muntu:
  • Pembalasan (1935), merupakan roman sejarah yang terjadi di daerah Goa ketika daerah itu mulai dikuasai oleh Belanda, menceritakan sekitar pengkhianatan seorang seorang pembantu yang mendapat kepercayaan dari tuannya.
  • Karena Kerendahan Budi (1941), mempermasalahkan persoalan sosial dan pendidikan modern.

Said Daeng Muntu lahir di Padang, Sumatera Barat sekitar pada awal abad ke-20. Saat menginjak usia anak-anak, beliau pindah ke Makasar. Kepindahannya tersebut dikarenakan mengikuti orang tuanya yang dibawa paksa oleh Belanda.

Setelah dewasa beliau menjadi orang yang sangat berpengaruh di daerah Makasar yaitu menjadi pemimpin Muhammadiyah se-Sulawesi. Oleh karena itu, beliau mendapat tambahan gelar Daeng yaitu  suatu gelar kebangsawanan dari adat Bugis.

Semasa menjadi pemimpin Muhammadiyah, beliau juga ikut aktif dalam menciptakan karya sastra dengan bergabung ke dalam Angkatan Balai Pustaka.  Karyanya berupa Roman antara lain berjudul “Pembalasan” dan” Karena Kerendahan Budi”. Roman “Pembalasan” dibuat pada tahun 1935 yang bercerita tentang pengkhianatan seorang pembantu yang mendapat kepercayaan dari tuannya. Roman ini mengambil latar tempat di daerah Goa/Gowa yang ketika itu daerah tersebut sudah mulai dikuasai oleh Belanda. Sementara  roman “Karena Kerendahan Budi” dibuat pada tahun 1941 yang bercerita tentang persoalan sosial dan pendidikan.


Sejarah Terciptanya

Roman bermula ketika sang pengarang HSD Muntu menjadi pemimpin  organisasi Muhamadiyah di Sulawesi. Karena saat itu HSD Muntu tinggal di Makasar, beliau membuat roman yang berhubungan adat kaum Bugis. Hal ini tidak terlepas dari kebudayaan orang Makasar sendiri yang berakar dari kaum Bugis. Roman ini berawal dari permasalahan sosial yaitu pertentangan adat dengan pendidikan modern. Walaupun sebenarnya maksudnya baik, namun oleh tokoh utama di sini salah mengartikan hakikat pendidikan modern itu sendiri. Sehingga di dalamnya akan muncul berbagai macam konflik yang pada akhirnya membuat tokoh utama terjerembab dalam kesesatan.


Latar Belakang Novel Pembalasan

Pembalasan di tulis tahun 1935, merupakan roman sejarah yang terjadi di daerah Goa/Gowa ketika daerah itu mulai dikuasai oleh Belanda, menceritakan sekitar pengkhianatan seorang pembantu yang mendapat kepercayaan dari tuannya. Untuk selengkapnya bisa di baca Disini.


Latar Belakang Karena Kerendahan Budi

Karena Kerendahan Budi di tulis tahun 1941, Roman ini dilatarbelakangi oleh masalah kawin paksa. Selain itu berisi juga tentang pertentangan antara kaum muda dengan kaum tua dalam hal pernikahan. Yang menjadi permasalan bagi pengarang ialah akibat-akibat lebih jauh dari pertemuan kebudayaan Eropa yang masuk dalam tubuh anak-anak bangsanya melalui pendidikan sekolah kolonial Belanda dengan adat masyarakat. Dalam hal ini pertentangan tersebut antara nilai-nilai kebebasan dan nilai adat istiadat. Untuk selengkapnya bisa di baca Disini.


Sumber: