Kisah Perjuangan Tombolotutu - Pahlawan dari Sulawesi Tengah

kerajaan tombolotutu, tombolotutu kaleke, biografi pahlawan sulawesi tengah, silsilah keturunan raja tombolotutu, sejarah tombolotutu, perjuangan tombolotutu, tombolotutu wikipedia, makam raja tombolotutu

Tombolotutu adalah salah satu raja di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Tombolotutu mempunyai gelar Pua Darawati, ia menerima tahta Kerajaan Moutong pada tahun 1877 di umur 20 tahun. Sebagai raja, Tombolotutu turut menjadi garda terdepan dalam garis perlawanan menghadapi penjajah Belanda.

Tombolotutu lahir di Moutong, Sulawesi Tengah, pada tahun 1857. Tombolotutu adalah tokoh yang sedari awal menentang penindasan Belanda di Moutong. Tombolotutu memimpin dan memperjuangkan hak-hak rakyat Moutong yang dirampas sehingga terjadi pertempuran yang tidak hanya banyak memakan korban namun juga kerugian materiil.

Kisah Perjuangan Tombolotutu - Pahlawan dari Sulawesi Tengah

Perjuangan melawan Marsose

Dikutip dari situs Pemkab Parigi Moutong, untuk menghadapi perlawanan Tombolotutu, Belanda sampai harus mengerahkan Marsose. Marsose merupakan pasukan khusus atau pasukan elite Belanda yang pernah diturunkan saat Perang Diponegoro dan Perang Aceh.

Pada perang yang terjadi Oktober 1898, pasukan Marsose yang diturunkan untuk menumpas perlawanan Tombolotutu kurang lebih berjumlah 170 pasukan. Karena persenjataan yang minim, perang yang berlangsung selama sebelas hari itu dimenangi oleh Belanda. Namun, Tombolotutu tidak patah semangat untuk memulai perang gerilya.

Ia bersama pasukannya pergi ke Pulau Walea Bahe untuk menyusun strategi melawan Belanda kembali. Hal itu nyatanya diketahui Belanda melalui mata-mata sehingga perang terjadi kembali di Pulau Walea Bahe selama enam hari.

Perjuangan Raja Tombolotutu melawan penjajah terus berlanjut. Pada Agustus 1900, Belanda tetap melakukan serangan dan pasukan Tombolotutu beberapa kali berhasil mengusir pasukan Belanda.

Mempertimbangkan keselamatan, Tombolotutu dan keluarga diungsikan ke Kerajaan Sojol pada Desember 1901. Hingga akhirnya, ia gugur dalam perang melawan Belanda di tanggal 17 Agustus 1901, tepat 44 tahun sebelum Indonesia merdeka. beliau dimakamkan di Desa Padang Kecamatan Toribulu, Moutong. Sulawesi Tengah.

Tombolotutu konsisten menentang penjajahan Belanda. Belanda sudah berupaya membujuk Raja Tombolotutu melalui Perjanjian Panjang (Lang Contrak), Perjanjian Pendek (Korte Verklaring), hingga memberikan jaminan kepada Kerajaan Moutong. Namun, Tombolotutu tidak mengubah sikapnya menolak kehadiran Belanda di tanah Sulawesi.

Pada tanggal 10 November 2021, ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia bersama dengan Aji Muhammad Idris, Usmar Ismail dan Aria Wangsakara oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. (Sumber: Wikipedia, berbagai sumber)