Menes - Pharaoh Mesir Pertama

Menes adalah raja Mesir dari Dinasti I, menurut beberapa penulis, lainnya II. Ia hidup sekitar 3100-3000 SM

Raja Menes dikenal sebagai pharaoh Mesir pertama yang menyatukan seluruh Mesir kuno untuk pertama kalinya dalam sejarah dalam sebuah negara persatuan kurang lebih 3000 SM. Kenyaaan bahwa istilah "Pharaoh " asal usulnya merujuk pada istana dimana raja Mesir berada, namun pada saat itu menjadi gelar dari raja-raja Mesir. Inilah sebabnya mengapa raja yang memerintah Mesir kuno mulai disebut " Pharaoh".

Sebagai pemilik, pengatur dan penguasa dari seluruh negara dan wilayah-wilayahnya, maka Pharaoh diterima sebagai pengejawantahan dari dewa yang terbesar dalam kepercayaan Mesir kuno yang Politheistik dan menyimpang. Administrasi dari wilayah Mesir, pembagian mereka, pendapatan mereka, singkatnya, seluruh pertanian, jasa dan produksi dalam batas-batas wilayah negara dikelola dalam kekuasan Pharaoh.

Absolutisme dalam masa kepemimpinannya telah melengkapi penguasaannya terhadap negara dengan kekuasaan yang dapat melakukan semua hal sesuai dengan keinginannnya. Tepat pada dinasti pertama kekuasaannya Menes yang menjadi raja Mesir yang berhasil menyatukan Hulu dan Hilir Mesir, Sungai Nil diserahkan kepada publik dengan menggunakan saluan-saluran air. Disamping itu seluruh produksi berada dibawah penguasaan dan seluruh produksi barang dan jasa diberikan untuk kepentingan sang raja. Rajalah yang mendistribusikan dan membagi barang dan jasa dalam proporsi yang diinginkan oleh rakyat. Hal ini tidaklah sulit bagi raja yang telah memiliki suatu kekuasaan di daeah tersebut untuk menempatkan rakyat dalam kepatuhan Raja Mesir atau yang nantinya bernama Pharaoh dan dia mengaku dirinya sebagai Makhluk suci yang memegang kekuasan yang besar dan mencakupi semua kebutuhan rakyatnya dan ia mengubah dirinya menjadi tuhan. Para Pharaoh benar-benar percaya bahwa diri mereka adalah tuhan.

Kata-kata Pharaoh (Fir'aun) disebutkan dalam kitab suci agama Islam, al Qur'an yang digunakan dalam percakapannya dengan Musa, hal ini membuktikan bahwa mereka percaya atas ketuhanan Pharaoh. Ia mencoba mengancam Musa dengan mengatakan ;

"Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". ( QS Asy-Syu'ara 29),

dan berkata Fir-aun kepada orang-orang di sekelilingnya ;

"Hai Pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku". (QS Al Qashas 38).

Ia mengatakan ini semua karena menganggap dirinya adalah tuhan.

Legenda Mesir Kuno menghormati raja ini (Menes) karena mempersatukan Mesir Hulu dan Hilir ke dalam 1 kerajaan. Manetho, sejarawan Mesir abad ke-3 SM, menyebutnya Menes; sejarawan Yunani abad ke-5 SM Herodotus merujuknya sebagai Min; dan 2 daftar raja asli dari Dinasti XIX (abad ke-13 SM) menyebutnya Meni.

Namun, penemuan Pelat Narmer pada akhir abad ke-19 menunjukkan raja Narmer, kemungkinan Menes sebelum terdata, mempunyai simbol persatuan Mesir Hulu dan Hilir. Beberapa ahli Mesir berpendapat bahwa Narmer dan Menes kenyataannya orang yang sama; lainnya berpendapat bahwa Menes mewarisi kerajaan yang telah dipersatukan dari Narmer; lainnya masi berpendapat bahwa Menes menyelesaikan proses penyatuan yang dimulai baik gagal maupun sebagian berhasil oleh Narmer. Dalam kasus lain, Menes dihormati sebagai pendiri Memphis, yang didirikannya sebagai ibukota Mesir. Mesti dicatat bahwa saat ada bukti arkeologi lanjutan dari adanya firaun bernama Narmer, satu-satunya bukti tak terbantahkan bagi Menes ialah sebuah ostrakon yang mengandung namanya di bawah simbol Nebty. Ada kecurigaan umum bahwa Menes bisa jadi merupakan nama Narmer, pendahulunya, maupun penggantinya, Hor-Aha.

Sumber:
Wikipedia
Bangsa musnah.com