Biografi Soepeno

Soepeno
Soepeno adalah Menteri Pembangunan/Pemuda pada Kabinet Hatta I dan merupakan menteri pemuda dan Olahraga ke-2 setelah Wikana, era Soekarno. Dia meninggal dunia sewaktu masih menjabat dalam jabatan tersebut akibat Agresi Militer Belanda II. Beliau lahir di Kota Pekalongan, 12 Juni 1916.


Kehidupan awal

Soepeno merupakan anak dari Soemarno, seorang pegawai di Stasiun Tegal. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (AMS) di Semarang, ia melanjutkan ke Sekolah Tinggi Teknik (Technische Hogeschool) di Bandung. Hanya dua tahun, ia menuntut ilmu di sekolah itu karena ia pindah ke Sekolah Tinggi Hukum (Recht Hogeschool) di Jakarta.

Di kota itu, Soepeno tinggal di asrama Perkumpulan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) di Jalan Cikini Raya 71. Oleh rekan-rekannya, ia dipilih menjadi ketua asrama.


Meninggal

Ketika Belanda menyerang Republik Indonesia tanggal 19 Desember 1948, Supeno  ikut bergerilya keluar masuk hutan. Pasukan Belanda terus memburunya. Setelah berbulan-bulan bergerilya, Supeno  dan rombongannya tertangkap Belanda di Desa Ganter, Dukuh Ngliman, Nganjuk  pada 24 Februari 1949. Ketika itu Supeno  sedang berada di pancuran untuk mandi.

Tentara Belanda menyuruh Supeno  jongkok dan menginterograsinya. "Sapa Kowe?" gertak Belanda.

"Penduduk sini," jawab Soepeno tanpa takut.

Belanda tak percaya. Walau Supeno  berpakaian seperti penduduk desa, dia tidak berbau seperti orang desa. Belanda terus mendesak Supeno  berbicara. Tapi dia tetap bungkam. Serdadu Belanda menempelkan ujung pistolnya di pelipis Supeno. Supeno  tetap bungkam, tanpa gentar.

Beberapa orang yang menjadi saksi peristiwa itu bisa melihat ketegaran Supeno. Sikapnya teguh, sama sekali tidak ada rasa takut pada pemuda itu.

"Dor!" pistol menyalak. Darah segar mengalir dari kepala Supeno. Dia tewas seketika.

Belanda kemudian mengeksekusi enam orang lainnya. Ajudan Supeno, Mayor Samudro juga ditembak mati.

Peristiwa dramatis tersebut dilukiskan Julius Pour mengutip Rosihan Anwar. Julius Pour menuliskannya dalam buku 'Doorstoot Naar Djokja, Pertikaian Pemimpin Sipil-Militer' terbitan Penerbit Buku Kompas, halaman 157-158.

Soepeno meninggal di Ganter, Ngliman, Sawahan, Nganjuk, 24 Februari 1949 pada umur 32 tahun, dimakamkan di Nganjuk. Setahun kemudian, makamnya dipindahkan ke TMP Semaki, Yogyakarta. Beliau diberi penghargaan sebagai Pahlawan Nasional dengan keluarnya SK Presiden RI No. 039 / TK / Tahun 1970 tanggal 13 Juli 1970.
(Sumber: Wikipedia bahasa Indonesia dan merdeka.com)