Pong Tiku - Pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan

Pong Tiku
Pong Tiku adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan. Pong Tiku sering juga dipanggil Nene Baso adalah pahlawan nasional yang berjuang melawan penjajahan kolonialisme Belanda di Toraja. Beliau   lahir di Toraja, 1846 dan meninggal di Rantepao, Tana Toraja, 10 Juli 1907. Pong Tiku wafat oleh Belanda dengan mengeksekusi Pong Tiku di tepi sungai di Sa'dan, Rantepao pada tahun 1907.

Perjuangan melawan penjajah

Pada Maret 1906, Tana Toraja masih bersih dari tangan penjajah Belanda namun ancaman sebenarnya sudah dirasakan sejak pertengahan 1905. Kala itu, serbuan serdadu Belanda sudah memasuki wilayah Duri, arah selatan Tana Toraja dan dari arah timur di Palopo.

Para pemuka masyarakat dan penguasa adat se Tana Toraja bermusyawarah untuk menyikapi kondisi ini. Mereka bertujuan menghilangkan benih perpecahan sekaligus menyatukan sikap dan kekuatan melawan serdadu Belanda. Pertemuan dilaksanakan September 1905 di Buntu Pune dekat Ke'te' Kesu'. Sebagian Warga Toraja, mengenal dengan Ikrar Buntu Pune.

Pasukan kompeni Belanda dengan kekuatan 150 serdadu bersenjata lengkap dipimpin 3 perwira dibawah komando Kapten Infantri Kilian memasuki wilayah Tana Toraja dari arah timur/Palopo tanpa menghadapi perlawananpada pertengahan Maret 1906. Para penguasa adat dan tokoh masyarakat khususnya yang berdomisili di dataran rendah ternyata tidak konsisten pada Ikrar Buntu Pune.

Namun tidak demikian bagi Pong Tiku yang berdomisili di punggung Bukit Lolai dan di balik Gunung Sesean. Ia tetap kokoh pendiriannya melawan Belanda sebagaimana diikrarkan di Buntu Pune. Sebaliknya, ia memperkuat benteng pertahanannya yang tersebar di berbagai kampung. Meskipun dipertahankan dengan gigih, gempuran artileri serdadu Belanda memaksa Pong Tiku meninggalkan bentengnya satu per satu dan akhirnya bertahan di benteng Buntu Batu yang tidak bisa ditembus.

Dengan tipu muslihatnya, Belanda mengajak Pong Tiku berunding, Pong Tiku akhirnya ditangkap dan dieksekusi di Singki' tahun 1907, Rantepao. Ini sekaligus menandai  berakhirnya peperangannya melawan Belanda dalam kurun waktu 14 bulan.

 tugu peringatan/prasasti perjuangan Pong Tiku
 tugu peringatan/prasasti
perjuangan Pong Tiku
Pong Tiku yang wafat  di tepi sungai di Sa'dan, Rantepao pada tahun 1907, diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada 6 November 2002 dengan dikeluarkannya keppres No. 73/TK/2002.

Sekarang di atas tempat dihukum matinya Pong Tiku (terletak di Jalan Benteng Batu Rantepao) dibangun
sebuah tugu peringatan/prasasti yang menceritakan perjuangan Pong Tiku berikut kutipan prasasti itu:

PAHLAWAN PONGTIKU
  • 1850 :Pongtiku lahir di Rindingallo
  • 1906 Maret :Belanda menduduki Rantepao, Belanda mengirim ultimatum supaja pongtiku menjerah, Pongtiku membalas lebih baik mati daripada menyerah
  • 1906 April :Pertempuran di Tondon Pangala'
  • 1906 Djuni:Pertempuran di Benteng Lali' Londong
  • 1906 Djuni:Permintaan Belanda berunding ditolak
  • 1906 Djuli:Pertempuran di Benteng-Benteng Buntu Asu Ka'do dan Tondok
  • 1906 Agustus:Pertempuran di Benteng Rindingallo
  • 1906 Oktober:Gentjatan Sendjata
  • 1906 November:Belanda dengan siasat Litjiknja Melutjuti semua sendjata pasukan Pongtiku
  • 1907 Djanuari:Pongtiku dengan pasukan menggabung dengan pasukan Bombing di Alla
  • 1907 Maret :Benteng Alla jatuh, Pongtiku kembali ke Pangala'
  • 1907 Djuni 30:Pongtiku ditangkap dan ditahan di Rantepao
  • 1907 Djuli 10:Pongtiku ditembak mati di tempat di tepi sungai Sa'dan