Andi Mattalata - Penerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Asal Sulsel

Andi Mattalata
Mayjen (Purn) H. Andi Mattalatta
[www.adapada.com]
Mayjen (Purn) H. Andi Mattalatta adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan asal Bugis yang juga tokoh olahraga Indonesia terutama dalam olahraga renang, ski air dan tinju. Ia juga merupakan ketua penyelenggara PON IV di Makassar. Ia juga merupakan ayah dari penyanyi Indonesia, Andi Meriem Mattalata. Atas jasa-jasanya namanya diabadikan sebagai nama stadion di Makassar yaitu Stadion Andi Mattalata. Ia dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2016.

Di bidang olahraga, pria kelahiran Barru, Sulawesi Selatan, 1 September 1920 ini sudah menunjukkan kehebatannya sejak 1932, ketika ia menyisihkan atlet-atlet keturunan Belanda dalam renang gaya dada memperebutkan piala Ratu Wilhelmina der Nederlanden van Oranje Nassau di Makassar. Pasa usia 15 tahun, Mattalatta menjadi petinju yang mengawali prestasi pada kelas bulu (55kg) dengan meng-KO petinju Batavia, Kid Usman, kelas ringan (60 kg). Ia juga menjadi pelatih dibeberapa klub atlet karena kemahirannya dalam olahraga-olahraga tersebut.

Ketika bertugas sebagai Komandan Batalyon di Pare-Pare, Mayor Andi Mattalatta mengharuskan semua anak buahnya untuk pandai berenang. Hal ini disebabkan karena dia mempunyai pengalaman pahit ketika memimpin Gerakan Operasi Militer (GOM) di Pulau Haruku, Maluku Selatan ketika menumpas gerombolan Republik Maluku Selatan (RMS). Prajurit yang tergabung dalam Batalyon 705 yang diberangkatkan 18 Desember 1950 banyak yang gugur bukan karena tertembak musuh, melainkan tenggelam ketika terjadi pendaratan pantai.

Pada tahun 1952, Andi Mattalatta memprakarsai pembangunan Stadion Mattoanging, Makassar yang dilengkapi gedung olahraga, kolam renang, serta fasilitas olahraga lainnya di Makassar. Dia juga menjadi tokoh penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) IV tahun 1957 di Kota Makassar.

Pada tahun 1954, ia mendirikan Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air (POPSA) di Makassar dan membangun rumah klub di depan Fort Rotterdam, tepi pantai Kota Makassar.


Karya tulis

Sebelum meninggal dunia, Andi Mattalatta telah membukukan kisah perjuangannya yang ditulis sendiri setebal 644 halaman. Kisah itu diberi judul : "Meniti Siri' dan Harga Diri".

Dalam tulisan itu, Mattalatta tidak hanya menapaktilasi perjuangannya di pentas militer yang diawali sebagai Tokubetsu Teisintai di masa pendudukan Jepang tahun 1944. Namun penyandang berbagai anugerah bintang dan satya lencana perjuangan itu juga mengurai berbagai pengalamannya membangun dunia olahraga di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.


Meninggal dunia

Andi Mattalata meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 16 Oktober 2004 pada umur 84 tahun. Namanya kemudian diabadikan sebagai bagian nama stadion Sulsel, yaitu Stadion Andi Mattalatta Mattoanging, Makassar.

Pada tahun 2016 ia dianugerahi Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan oleh pemerintah yakni Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera yang sudah ditetapkan dengan Keppres RI Nomor 91/TK/Tahun 2016 tertanggal 3 November 2017.

Dua tokoh yang menerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera antara lain Alm. Mayjen TNI (purn) Andi Mattalatta asal Provinsi Sulses dan Alm. Letkol Inf (Anumerta) Sroedji yang berasal dari Jawa Timur.

Penghargaan ini secara resmi langsung diserahkan kepada Jokowi kepada masing-masing keluarga atau perwakilan dari penerima gelar tersebut.


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Andi_Mattalata