Tuan Tunggang Parangan - Penyebar Islam di Kerajaan Kutai, Kalimantan

Datuk Tunggang Parangan atau Habib Hasyim bin Musyayakh bin Abdullah bin Yahya adalah seorang ulama Minangkabau yang menyebarkan agama Islam di Kerajaan Kutai di Kalimantan bersama temannya Datuk ri Bandang pada masa pemerintahan Raja Aji Mahkota yang memerintah dari tahun 1525 hingga 1589. Tuan Tunggang Parangan berperan besar dalam menyebarkan Islam bersama Sultan Aji Dilanggar atau Aji Gendung gelar Meruhum Aji Mandaraya yang memerintah setelah menggantikan ayahnya, Aji Mahkota sejak tahun 1589 hingga 1605, sehingga rakyat Kutai akhirnya memeluk Islam.

Datuk Tunggang Parangan lahir di Tarim, Hadralmaut Yaman Selatan. Makamnya berada di desa Kutai Lama Kabupatan Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.


Syiar Islam

Sebelum kedatangan Habib Hasyim di tanah Kutai pada abad ke-16, Islam pernah masuk kepedalaman Kutai dibawa oleh saudagar-saudagar Arab diantaranya Sayyid Muhammad bin Abdullah bin Abu Bakar Al-Marzak ulama dari Minangkabau, rerjadi pada zaman pemerintahan Raja Mahkota (meruhum Berjanggut Kawat). Ulama-ulama tersebut belum berhasil membujuk sang Raja untuk memeluk agama Islam.

Datuk ri Bandang yang dikenal sebagai penyebar Islam di Kerajaan Luwu, Gowa dan Tallo (Sulawesi) serta Bima (Nusa Tenggara) sebelumnya juga berdakwah di Kerajaan Kutai. Namun karena situasi masyarakat Kutai yang dianggap belum kondusif untuk dilakukannya dakwah Islam dimasa pemerintahan Raja Aji Mahkota itu akhirnya dia pindah ke Sulawesi untuk meneruskan syiar Islamnya. Kepindahan Datuk ri Bandang tidak diikuti oleh Tuan Tunggang Parangan, ulama itu tetap bertahan di Kutai dan akhirnya berhasil mengajak Raja Aji Mahkota masuk Islam.

Dalam beberapa naskah bahwa pernah adanya dialog antara Raja Kutai, Raja Mahkota dengan Habib Tunggang Parangan, yang kemudian Raja tersebut memeluk agama Islam. Selanjutnya keperkasaan Raja Kutai cucu Raja Mahkota yakni (Aji) Ki Jipati Jayaperana bergelar Pengeran Sinum Panji Mendapa menyebar luaskan pengaruh Islam dan menaklukkan Kerajaan Hindu Martapura.

Maka masuknya agama Islam ke Kerajaan Kutai yang dibawa oleh Datuk Tunggang Parangan dan Tuan di Ri Bandang adalah pada masa pemerintahan Raja Mahkota.

Masuknya Islam ke tanah Kutai adalah pada masa pemerintahan Raja Mahkota, Raja Ke VI dari urutan Raja-Raja Kutai Kartanegara. Dialog antara Datuk Tunggang Parangan dengan Raja Kutai Raja Makota adalah sebagaimana dikutip dari surat Silsilah Raja-Raja Kutai, deselesaikan oleh Tuan Khatib Muahmmad Tahir pada tahun 1265 H.


Wafat

Komplek Makam Aulia Habib Hasyim yang bergelar Tunggang ParanganTuan Tunggang Parangan melakukan syiar Islam di Kutai sampai akhir hayatnya pada Abad 17 dan tak kembali lagi ke Minangkabau. Setelah wafat, jasadnya dimakamkan di Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sekarang.

Komplek Makam Aulia Habib Hasyim yang bergelar Tunggang Parangan lokasinya satu komplek dengan Makam Raja Kutai di Desa Kutai Lama, Anggana, Kutai Kartanegra. Makam tersebut ramai diziarahi pengunjung dari Kalimantan Timur maupun luar daerah khususnya pada Sabtu-Minggu, hari libur nasional maupun menjelang Bulan Puasa.


Sumber: