Biodata Din Minimi, Pimpinan Kemompok Bersenjata di Aceh

Din Minimi
Nurdin Ismail alias Din Abu Minimi, adalah Pimpinan Kemompok Bersenjata di Aceh dan orang paling dicari polisi di Aceh Timur sejak beberapa tahun lalu. Ia Menjadi dikenal luas setelah muncul di koran dengan memamerkan senjata api laras panjang, hal yang terlarang dalam undang-undang.

Polisi sudah sejak setahun lalu memburunya lantaran ia dan kelompoknya terlibat sejumlah aksi kriminal seperti perampokan, pemerasan, dan penculikan. Maka bertumpuklah kesalahan Din Minimi di mata aparat penegak hukum. Itu sebabnya, bagi polisi, Din Minimi adalah burunon yang harus ditangkap.

Biografi Tokoh Ternama - Nurdin Ismail alias Din Abu Minimi dilahirkan di Desa Keude Buloh, Kecamatan Julok, Aceh Timur, dari pasangan Ismail-Sapiah, nama Minimi yang melekat di belakang namanya adalah warisan dari sang ayah yang dikenal dengan nama Ayah Minimi.

Konon, Ayah Minimi pernah ditembak dengan senjata minimi, namun tidak tembus lantaran memiliki ilmu kebal. Itulah sebabnya, rekan-rekannya memanggilnya Ayah Minimi.

Namun petulangan Ayah Minimi berakhir setelah terjaring sweeping aparat keamanan di kawasan Alue Ie Puteh, Kecamatan Baktya, Aceh Utara, pada masa konflik bersenjata.

Sejak saat itu Ayah Minimi hilang. Sumber lain menyebutkan, setelah terjaring razia, Ayah Minimi digilas dengan kenderaan hingga tewas.

Nurdin anak sulung dari empat bersaudara. Bersama ketiga saudaranya, Nurdin bergabung dengan GAM sejak Tahun 1997 di bawah pimpinan almarhum Tgk Kaha saat masa konflik lalu.

Adiknya bernama Hamdani alias Sitong, tewas dalam pertempuran antara GAM dengan aparat tahun 2004. Adik ke tiganya, Mak Isa alias si Bukrak, hilang sejak konflik, dan hingga kini tidak diketahui hidup atau mati. Dan terakhir adik bungsunya, Azhar, kini pengangguran dan berdomisili di Aceh Timur. “Suara kencang” Din Minimi, yang bersikap keras terhadap pemerintahan di Aceh, yang kini dipimpin oleh orang yang semestinya dulu adalah pimpinan tinggi dan tertingginya, membuat banyak orang terperangah.

Din Minimi berselisih paham dengan pengurus KPA lain saat Pilkada 2012. Saat itu, KPA mengusung pasangan pimpinan GAM Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf. Sementara Din Minimi merapat ke Muhammad Nazar, mantan Wagub Aceh yang maju ke gelanggang pemilihan gubernur pada 2012.

Sejak itu, Din memilih jalannya sendiri. Lama menghilang, namanya kemudian dikaitkan dengan sejumlah tindak kriminal di Aceh Timur.

Hingga kemudian ia membuat heboh dengan muncul di koran dan melontarkan kritik pedas terhadap Pemerintah Aceh yang sebenarnya adalah pemimpinnya di masa perang melawan Pemerintah Pusat yang dinilai telah berlaku tidak adil terhadap Aceh.

Kelompok Din Minimi telah menyerahkan diri kepada Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso pada akhir Desember 2015. Secara hukum, status Din Minimi sendiri masih menjadi buron Polda Aceh. Salah satu dugaan kejahatan yang dilakukannya adalah terlibat pembunuhan dua intel Kodim Aceh Utara pada Maret 2015.

Beberapa waktu setelah “penyerahan diri” kelompok pimpinan Din Selasa (29/12), Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menyatakan, sebagai “kompensasi,” Din dan anggotanya akan diberi amnesti.

Namun, Pada Selasa 05 Januari 2016, Din Minimi, mengancam akan kembali memberontak jika harus menjalani proses hukum sebelum mendapatkan amnesti atau pengampunan.


Sumber: