Biografi Raudal Tanjung Banua - Sastrawan Indonesia

Raudal Tanjung Banua
Raudal Tanjung Banua adalah sastrawan Indonesia yang banyak menulis puisi dan cerita pendek. Ia juga dikenal sebagai penyair, cerpenis, dan esais. Raudal pernah menjadi koresponden Harian Semangat dan Haluan, Padang. Raudal menyelesaikan studinya di Jurusan Teater Yogyakarta. Karyanya yang berupa puisi, cerpen dan esei dipublikasikan di pelbagai media massa dan antologi. Kini ia mengelola Komunitas Rumah Lebah Yogyakarta, Penerbit Akar Indonesia, dan Jurnal Cerpen Indonesia.


Pendidikan

Raudal Tanjung Banua lahir di desa Lansano, Kenagarian Taratak, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, 19 Januari 1975. Pendidikan menengahnya diselesaikan di SMA Negeri I Painan. Sambil bersekolah, ia menjadi koresponden harian Semangat dan harian Haluan yang terbit di Padang.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, pada awal tahun 1995 Raudal pergi merantau ke Bali dan ke Pulau Jawa. Mula-mula ia menuju Denpasar. Di sana ia bergabung dengan "Sanggar Minum Kopi" dan banyak belajar pada penyair Umbu Landu Paranggi yang mengasuh rubrik budaya Bali Post.

Komunikasinya dengan Umbu Landu Paranggi dan Frans Najira di Bali betul-betul meningkatkan kualitas karya kreatifnya. Raudal menjadi terlatih untuk berdiskusi tentang puisi yang dilanjutkan dengan "pembantaian" dan "perombakan", sehingga karyanya, terutama puisi, semakin berkualitas.

Perantauanya dilanjutkan ke Yogyakarta. Di Yogya Raudal masuk pendidikan formal di ISI, Jurusan Teater. Namun, kegiatannya menulis sastra tak pernah berhenti. Di Yogyakarta pula ia menemukan tradisi baru dalam dunia kepenyairan. Raudal masuk dalam tradisi silahturahmi yang sering dilakukan oleh penulis Yogyakarta. Dalam silaturahmi tersebut mereka bertemu pada suatu tempat secara terencana atau secara kebetulan. Dalam pertemuan itu, terjadilah dialog antara sesama penulis, baik senior maupun yunior dan melalui silaturahmi itulah terbangun suatu spirit baru untuk berkreativitas.

Di Yogyakarta Raudal Tanjung Banua mendirikan Komunitas Rumah Lebah dan bergiat dalam lembaga budaya "Akar Indonesia" yang berhasil menerbitkan Jurnal Cerpen Indonesia. Raudal Tanjung Banua yang masih berdomisili di Yogyakarta bekerja sebagai editor lepas. Di samping itu, ia juga bekerja sebagai Ketua Redaksi Jurnal Cerpen Indonesia (majalah yang diterbitkan oleh lembaga budaya Akar Indonesia) dan menjadi pengulas puisi remaja di surat kabar Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta.


Karya

Puisi, cerpen, dan esai yang diterbitkan dalam berbagai media massa. Karyanya terkumpul dalam antologi bersama, antara lain:
  • Pemintal Ombak (Sanggar Purbacaraka Unud, 1996)
  • Kembang Rampai Penyair Bali (Bali Mangsi, 1996)
  • A Bonsai's Morning (Matamera, 1996)
  • Slonding ( Yayasan Selakunda, 1997), Tamansari (FKY X, 1998)
  • Embun Tajali (FKY XI, 1999)
  • Art and Peace (Yayasan Buratwangi,2000)
  • Datang dari Masa Depan (SST,2000)
  • Hijau Kelon (Kompas, 2000)
  • Obituari Bayi yang Tak Mati (Bali Post, 2002
  • Iman! (TUK, 2003).

Buku
  • Pulau Cinta di Peta Buta (2003)
  • Ziarah bagi yang Hidup (2004)
  • Parang Tak Berulu (2005)
  • Gugusan Mata Ibu (2005)

Penghargaan
  • Sih Award dari Jurnal Puisi
  • Anugerah Sastra Horison untuk cerpen terbaik dari Majalah Sastra Horison


Sumber: