Kisah Nabi Ayyub 'alaihis salam

Artikel "Kisah Nabi Ayyub 'alaihis salam" adalah bagian dari seri "Kisah 25 Nabi dan Rasul Islam"
kaligrafi Arab yang bermakna Ayyub

Nabi Ayyub 'alaihis salam (sekitar 1540-1420 SM) adalah seorang nabi yang ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan Kaum Amoria (Aramin) di Haran, Syam. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1500 SM dan Namanya disebutkan sebanyak 4 kali di dalam Al-Quran. Ia mempunyai 26 anak dan wafat di Huran, Syam.

Ayyub dikisahkan sebagai seorang nabi yang paling sabar. Ia menjalani segala cobaan yang berat dengan sabarnya, mulai dari cobaan hilang kekayaan, hilang anak-anak, penyakit, sampai kehilangan ditinggalkan istri tercintanya.

Ayyub berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti "menggantikan." Ayyub adalah putra dari Aish (Eswa) bin Ishaq bin Ibrahim. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Ya'qub, Aish adalah saudara kembar Ya'qub, jadi Ayyub masih kemenakan Yaqub dan sepupu Yusuf. Dalam situs web Tayibah.com dijabarkan bahwa silsilah Ayyub adalah sebagai berikut, Ayyub bin Amush bin Tawih bin Rum bin Ais (Eswa) bin Ishaq bin Ibrahim. Sumber lain mengatakan bahwa silsilah Ayyub adalah sebagai berikut, Ayyub bin Amwas bin Zarih dari keturunan Ibrahim.

Setan menggoda kepada Nabi Ayyub 'alaihis salam

Nabi Ayyub 'alaihis salam telah dipilih Allah menjadi nabi yang dikaruniai harta benda dan anak-pinak. Dan ketika itu setanpun meneggodanya dengan membisikan kepada Ayyub bahwa beliau kaya raya, anak-anak dan keluarga cukup banyak, serta kesehatan yang sangat baik pula, tujuannya supaya timbul dalam hati nabi Ayyub rasa takabbur dan angkuh, seperti yang diriwayatkan dalam ayat Al Qur'an berikut,

Dan ingatlah kepada hamba Kami Ayyub, ketika ia mengadukan halnya kepada Tuhannya: "Bahwa setan telah menggangguku sampai menderita dan tersiksa". (Qur'an surat Shaad ayat 41)

Ujian itupun datang

Kemudian ia diberi ujian oleh tuhan. Dengan didatangkanya penyakit, sehingga harta benda tersia-sia, anak-anak dan keluarga berantakan sampai meninggalkan kampung halaman. beliau tinggal sendiri diamuk rasa duka yang mendalam dan penderitaan yang tak terperikan.

Dan ingat pula kisah Ayyub ketika ia berdo'a kepada Tuhannya: "Ya Tuhanku! aku telah dirundung malang, sedangkan Engkau Maha Penyayang dari semua penyayang" (Qur'an surat Al An Biyaa' ayat:83)

Kemudian Allah mengabulkan Do'a nabi Ayyub tersebut seperti dalam ayat selanjutnya,

Maka Kami perkenankan doa'anya, Kami lenyapkan kemalangan yang menimpa dirinya, dan kami karuniai keluarga seimbang dengan yang hilang. Bahkan ada pula tambahannya seiringan dengan mereka. Semuanya, adalah rahmat dari Kami, dan sebagai peringatan untuk menjadi teladan bagi hamba-hamba Tuhan lainnya.  (Qur'an surat Al An Biyaa' ayat:84)

Penjelasan surat Al An Biyaa' ayat:84: 

Arti dari kata "Bahkan ada pula tambahannya seiringan dengan mereka," maksudnya, Nabi Ayyub sembuh dari penyakitnya, dikaruniai anak, anaknya bernanak pula. Kini selain ia mempunyai anak, juga mempunyai cucu. Ekonominyapun membaik pula.

Arti dari kata "Semuanya, adalah rahmat dari Kami, dan sebagai peringatan untuk menjadi teladan bagi hamba-hamba Tuhan lainnya," maksudnya, supaya orang-orang yang ditimpa musibah seperti nabi Ayyub jangan lekas-lekas berputus asa dari rahmat Tuhan. Mengingat penyakit yang diidap nabi Ayyub telah berlarut-larut selama 18 tahun dalam usia yang telah telah lanjut pula, seolah-olah menunggu sembuhnya sia-sia belaka bagai "menanti tanduk kerbau goyah". Namun dia tidak berputus asa, dan berdo'a kepada Allah. Allah memperkenankan do'anya.

Kemudian dalam Qur'an surat Shaad Allah memberi petunjuk tentang pengobatan untuk penyakit Nabi Ayyub, yakni dengan menghantamkan kakinya ke tanah dan meminum air yang keluar darinya..

Tuhan memerintahkan kepadanya: "Entakkanlah kakimu ke tanah, nanti akan keluar air yang sejuk untuk mandi dan minummu." (Qur'an surat Shaad ayat 42)

Setelah Nabi Ayyub sembuh dari penyakitnya, maka ia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya yang telah berkembang biak menjadi dua kali lipat dari jumlah sebelumnya, yang diterangkan dalam Qur'an surat Al An Biyaa' ayat:84 dan Qur'an surat Shaad ayat 43 di bawah ini,

Selanjutnya, Kami kembalikan keluarganya kepadanya dengan tambahan sebanyak itu pula sebagai karunia dari kami dan peringatn bagi orang yang mempunyai pikiran. (Qur'an surat Shaad ayat 43)

Nabi Ayyub memukul Isterinya

Diceritakan, bahwa isteri nabi Ayyub (Rahmah binti Ifraim) pergi meningalkan rumah tanpa izin suami, dan tak kunjung kembali. Setelah nabi Ayyub mulai sembuh beliau bersumpah untuk memukul isterinya itu seratus kali. Setelah isteri beliau kembali, timbul rasa kasihan, padahal sumpah untuk memukulnya sudah terlanjur diucapkan.

Maka Tuhan menunjukkan jalan keluar supaya isteri beliau dipukul dengan beberapa helai rumput, bukan dengan cambuk atau cemeti. Dengan demikian, sumpah Nabi Ayyub terlaksana, sedangkan isteri beliau tidak begitu merasakan sakit. Peristiwa ini dapat dijadikan pelajaran oleh para isteri, bahwa meninggalkan rumah tangga tanpa seizin suami, adalah kejahatan yang melampaui kesabaran seorang nabi.

Ambillah segenggam rumput dengan tanganmu, lalu pukullah ia dengan rumput itu! dan jangan melanggar sumpah" Kami menilainya sangat tabah menghadapi penderitaan. Hamba yang baik, selalu kembali kepada Tuhan. (Qur'an surat Shaad ayat 44)