Beranda | 25 Nabi | Tokoh Militer | Tokoh Muslim | Tokoh Wanita

Kisah Abu Ubaidah bin Jarrah - Sahabat Nabi yang Kuat dan Terpercaya

Amir bin Abdullah bin Jarrah Al-Fihry Al-Quraiys atau lebih dikenal dengan Abu Ubaidah bin Jarrah adalah, kerabat dekat Rasul, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang masuk Islam pada periode awal "As-Sabiqun Al-Awwalun" (Pemeluk Islam Pertama). Ubaidah juga menjadi salah seorang syuhada yang gugur di medan Badar.

Dikabarkan, beliau memiliki wajah yang selalu berseri, matanya bersinar, ramah kepada semua orang, sehingga banyak orang yang simpati kepadanya. Di samping sifatnya yang lemah lembut, dia sangat tawadhu dan pemalu. Tapi bila menghadapi suatu urusan penting, ia sangat cekatan bagai singa jantan.

Kisah Abu Ubaidah bin Jarrah -  Sahabat Nabi yang Kuat dan Terpercaya
Lokasi Perang Badar

Masuk Islam

Abu Ubaidah masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, sehari setelah Abu Bakar masuk Islam. Waktu menemui Rasulullah SAW, dia bersama-sama dengan Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Mazh'un dan Arqam bin Abi Arqam untuk mengucapkan syahadat di hadapan beliau. 


Sama seperti Pemeluk Islam di masa-masa awal seperti misalnya sahabat Khabbab bin Arats, Abu Ubaidah mengalami masa penindasan yang kejam dari kaum Quraiys di Makkah sejak permulaan sampai akhir. Walau demikian, ia tetap teguh menerima segala macam cobaan, tetap setia membela Rasulullah SAW dalam tiap situasi dan kondisi apa pun.


Ikut  Dalam Perang Badar

Dalam Perang Badar, Abu Ubaidah berhasil menyusup ke barisan musuh tanpa takut mati. Namun tentara berkuda kaum musyrikin menghadang dan mengejarnya. Kemana pun ia lari, tentara itu terus mengejarnya dengan beringas. Abu Ubaidah menghindar dan menjauhkan diri untuk bertarung dengan pengejarnya. Ketika si pengejar bertambah dekat, dan merasa posisinya strategis, Abu Ubaidah mengayunkan pedang ke arah kepala lawan. Sang lawan tewas seketika dengan kepala terbelah.

Siapakah lawan Abu Ubaidah yang sangat beringas itu? Tak lain adalah Abdullah bin Jarrah, ayah kandungnya sendiri! Abu Ubaidah tidak membunuh ayahnya, tapi membunuh kemusyrikan yang bersarang dalam pribadi ayahnya. Berkenaan dengan kasus Abu Ubaidah ini, Allah SWT berfirman dalam QS Al-Mujaadalah ayat 23.

Ayat tersebut tidak membuat Abu Ubaidah besar kepala dan membusungkan dada. Bahkan menambah kokoh imannya kepada Allah dan ketulusannya terhadap agama-Nya. Orang yang mendapatkan gelar "kepercayaan umat Muhammad" ini ternyata menarik perhatian orang-orang besar, bagaikan magnet yang menarik logam di sekitarnya.


Menjadi Hakim kaum Nasrani yang berselisih

Ubaidah pernah ditunjuk Nabi Muhammad SAW untuk menjadi hakim untuk kaum Nasrani. Utusan kaum Nasrani datang menghadap Rasulullah untuk minta seorang sahabat yang pintar menjadi hakim tentang harta yang menyebabkan sesama kaum mereka berselisih. Mereka senang menerima putusan yang ditetapkan kaum Muslimin.

Kemudian Rasulullah memerintahkan Ubaidah untuk pergi bersama utusan tersebut. Rasul menyuruh mengadili dengan baik perkara yang mereka perselisihkan. Abu Ubaidah pun berangkat bersama para utusan tersebut dengan menyandang gelar "orang kuat yang terpercaya".


Peran Ubaidah setelah Rasulullah Wafat

Setelah Abu Bakar terpilih menjadi Khalifah pertama, Abu Ubaidah diangkat menjadi penasihat dan pembantu utama khalifah.

Silahkan baca : "Empat Khulafaur Rasyidin"

Pada masa pemerintahan Umar, Abu Ubaidah memimpin tentara Muslimin menaklukkan wilayah Syam (Suriah). Dia berhasil memperoleh kemenangan berturut-turut, sehingga seluruh wilayah Syam takluk di bawah kekuasaan Islam, dari tepi sungai Furat di sebelah timur hingga Asia kecil di sebelah utara.


Wafatnya

Abu Ubaidah meninggal dunia karena terkena penyakit menular yang mewabah di Syam.