Kisah Nabi Ilyasa 'alaihissalam
Kisah "Kisah Nabi Ilyasa 'alaihissalam" adalah bagian dari seri "Kisah 25 Nabi dan Rasul Islam"
Nabi Ilyasa 'alaihissalam adalah anak Akhtub bin ‘Ajuz, yang diangkat anak oleh Nabi Ilyas 'alaiohissalam. Ilyasa adalah rasul dari kalangan Bani Israil dari garis keturunan yang sama dengan Musa, Harun serta Ilyas. Beliau diangkat oleh Allah menjadi rasul sebagaimana telah tersebut di dalam AI Qur’an surat Al An’aam: 86.
Nabi Ilyasa sering menemani Nabi Ilyas dalam melaksanakan tugasnya berdakwah, terutama ketika Nabi Ilyas sudah menginjak usia tua. Setelah Nabi Ilyas meninggal dunia, Allah Swt. mengutus Ilyasa untuk melanjutkan tugas ayahnya menyampaikan dakwah kepada kaumnya yang angkuh yakni kaum Bamni Israil.
Nama Ilyasa disebut dalam kisah Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa. Maka besar kemungkinan Ilyasa juga tinggal di seputar lembah sungai Yordania. Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit. Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi sahabat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Ilyasa melanjutkan tugas tersebut begitu Ilyas meninggal.
Pada zaman Nabi Ilyasa, rakyat hidup aman dan makmur karena umatnya selalu patuh kepada perintah dan ajaran Nabi Ilyasa. Kemudian setelah Nabi Ilyasa meninggal dunia, umatnya (Bani lsrail) meninggalkan hukum Taurat. Mereka mengambil jalan yang salah, yang makin hari makin bertambah kekufuran dan kedurhakaan mereka kepada Allah, sehingga Allah melenyapkan nikmat dan kesenangan dari mereka.
Ilyasa kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa
Nabi Ilyasa dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Quran, nama Ilyasa disebut sebagi Alyasa, yakni pada Surat Al An'aam, ayat 86-87 yang artinya:
86. Sedangkan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth, kami utamakan derajatnya melebihi segala umat pada masanya.
87. Dan telah Kami beri pula petunjuk kepada sebagian ayah ayahnya, anak cucunya dan saudara-saudaranya. Kami telah menjatuhkan pilihan kepada mereka untuk dapat menerima bermacam-macam karunia, serta Kami tunjuki mereka jalan yang lurus.
Sementara dalam Surat Shaad: ayat 48-50, disebut sebagai Ilyasa,
48. Dan ingat pula Isma'il, Ilyasa, dan Dzul Kifli, masing-masing tergolong juga orang-orang pilihan utama.
49. Yang disebutkan ini, adalah bagian dari AL'Qur'an. Sesungguhnya bagi orang-orang yang taqwa tersedia tempat kembali yang indah.
50. Yaitu Taman Abadi. Pintu-pintunya senantiasa terbuka sebagai penghormatan untuk mereka.
Setelah Nabi lIyasa wafat, umatnya kembali menjadi orang-orang yang durhaka kepada Allah. Allah melenyapkan segala nikmat dan kesenangan hidup, akhirnya mereka mendapat kesengsaraan. Selanjutnya pada zaman itu lahirlah Nabi Yunus A.S.
Nabi Ilyasa 'alaihissalam adalah anak Akhtub bin ‘Ajuz, yang diangkat anak oleh Nabi Ilyas 'alaiohissalam. Ilyasa adalah rasul dari kalangan Bani Israil dari garis keturunan yang sama dengan Musa, Harun serta Ilyas. Beliau diangkat oleh Allah menjadi rasul sebagaimana telah tersebut di dalam AI Qur’an surat Al An’aam: 86.
Nabi Ilyasa sering menemani Nabi Ilyas dalam melaksanakan tugasnya berdakwah, terutama ketika Nabi Ilyas sudah menginjak usia tua. Setelah Nabi Ilyas meninggal dunia, Allah Swt. mengutus Ilyasa untuk melanjutkan tugas ayahnya menyampaikan dakwah kepada kaumnya yang angkuh yakni kaum Bamni Israil.
Nama Ilyasa disebut dalam kisah Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa. Maka besar kemungkinan Ilyasa juga tinggal di seputar lembah sungai Yordania. Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit. Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi sahabat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Ilyasa melanjutkan tugas tersebut begitu Ilyas meninggal.
Pada zaman Nabi Ilyasa, rakyat hidup aman dan makmur karena umatnya selalu patuh kepada perintah dan ajaran Nabi Ilyasa. Kemudian setelah Nabi Ilyasa meninggal dunia, umatnya (Bani lsrail) meninggalkan hukum Taurat. Mereka mengambil jalan yang salah, yang makin hari makin bertambah kekufuran dan kedurhakaan mereka kepada Allah, sehingga Allah melenyapkan nikmat dan kesenangan dari mereka.
Ilyasa kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa
Nabi Ilyasa dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Quran, nama Ilyasa disebut sebagi Alyasa, yakni pada Surat Al An'aam, ayat 86-87 yang artinya:
86. Sedangkan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth, kami utamakan derajatnya melebihi segala umat pada masanya.
87. Dan telah Kami beri pula petunjuk kepada sebagian ayah ayahnya, anak cucunya dan saudara-saudaranya. Kami telah menjatuhkan pilihan kepada mereka untuk dapat menerima bermacam-macam karunia, serta Kami tunjuki mereka jalan yang lurus.
Sementara dalam Surat Shaad: ayat 48-50, disebut sebagai Ilyasa,
48. Dan ingat pula Isma'il, Ilyasa, dan Dzul Kifli, masing-masing tergolong juga orang-orang pilihan utama.
49. Yang disebutkan ini, adalah bagian dari AL'Qur'an. Sesungguhnya bagi orang-orang yang taqwa tersedia tempat kembali yang indah.
50. Yaitu Taman Abadi. Pintu-pintunya senantiasa terbuka sebagai penghormatan untuk mereka.
Setelah Nabi lIyasa wafat, umatnya kembali menjadi orang-orang yang durhaka kepada Allah. Allah melenyapkan segala nikmat dan kesenangan hidup, akhirnya mereka mendapat kesengsaraan. Selanjutnya pada zaman itu lahirlah Nabi Yunus A.S.