Amir bin Syurahbil asy-Sya’bi - Tabi'in yang Luas Ilmunya
Masjid Badshahi, / Royal Mosque di Lahore, Pakistan. [Foto Oleh: Kaleem Sajid] |
Ia mengendalikan pengadilan Kufah beberapa lama masanya, fatwa fatwanya telah berkembang di masa sahabat sendiri , hal ini menunjukan bahwasanya beliau mempunyai ilmu yang luas dalam bidang hadits dan fiqh.
Para ulama sepakat bahwa asy Sya’by adalah seorang imam dan seorang yang tsiqah dan semua ulama memujinya karena keluasan ilmu dan keutamaannya.
Ibnu Sirin berkata kepada Abu Bakar al-Huzaly:,” Tetaplah engkau bersama asy Sya’by, aku melihat bahwa beliau telah berfatwa di masa sahabat masih banyak jumlahnya”.
Ibnu Abi Laila berkata:,” Asy Sya’by adalah seorang ulama hadits sedangkan Ibrahim Nakha’iy seorang ahli qiyas”.
Dan Asy Sya’by sendiri pernah berkata, “Kami bukan fuqaha, kami hanya meriwayatkan hadits.”.
Biografi
Amir bin Syurahbil asy-Sya’bi lahir dari keluarga muslim, enam tahun setelah masa khilafah al-Farruq radhiyallahu ‘anhu. Tubuhnya begitu kurus dan mungil. Karena saudara kembarnya lebih banyak mendapatkan jatah di Rahim ibunya sehingga dia tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan tubuhnya. Namun, kelak tak ada yang mampu menyamainya baik saudara kembarnya maupun orang lain dalam hal ilmu. Dialah Amir bin Syurahbil al-Humairi yang lebih dikenal dengan panggilan asy-Sya’bi, seorang tokoh muslimin pada zamannya.
Beliau lahir dan dibesarkan di kota Kufah pada pemirintahan Khalifah Umar bin Khaththab yaitu pada tahun 17 H. Dalam mencari ilmu beliau sering mondar-mandir ke kota Madinah al-Munawarah dari para sahabat Rasulullah, sebagaimana para sahabat juga sering bepergian ke Kufah yang menjadi pangkalan untuk jihad fii sabilillah maupun tempat untuk bermukim.
Beliau mendapat kesempatan untuk bertemu sebanyak kurang lebih 500 sahabat yang mulia. Beliau meriwayatkan dari sahabat-sahabat utama seperti Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqash, Zaid bin Tsabit, Ubadah bin Shamit, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Sa’id al-Khudri, Nu’man bin Basyir, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Adi bin Hatim, Abu Hurairah, Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anhu dan lain-lain.
Asy-Sya’bi dikenal sebagai pemuda yang cerdas, lembut hatinya, tajam analisanya, bagus pemahamannya dan kuat daya hafal dan ingatannya diriwayatkan bahwa dia berkata, “Tiada aku menulis di lembaran putih atau aku dengan hadis dari seorang melainkan aku mampu menghafalnya, dan tiada pernah aku mendengar perkataan dari orang melainkan aku tak ingin dia mengulangi ucapannya.”
Wafatnya asy-Sya’bi
Usia asy-Sya’bi mencapai lebih dari 80 tahun, Ia wafat pada tahun 104 H. Ketika berita tentang wafatnya sampai kepada Hasan al-Bashri, ulama Bashrah, beliau berkata, “Semoga Allah merahmati beliau, sungguh beliau memiliki ilmu yang luas, lapang dada, dan memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam.”
Sumber:
Mereka adalah Para Tabi’in, Dr. Abdurrahman Ra’at Basya, At-Tibyan, Cetakan VIII, 2009
http://kisahmuslim.com/kisah-tokoh-tabiin-amir-bin-syurahbil-asy-syabi/
http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/09/10/asy-sya%E2%80%99by-wafat-104-h/
Disalin dari riwayat Asy Sya’by dalam Tahdzibul Asma’I wal Lughat an Nawawi,Tahdzib at Tahdzib karya Ibnu Hajar asqalani.