Biografi Ibnu Arabi - PencetusTeori Wahdat al-wujud
Muhiddin Abu Abdullah Muhammad ibn Ali ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Abdullah Hatimi at-Ta'i atau lebih dikenal sebagai Ibnu Arabi adalah seorang sufi terkenal dalam perkembangan tasawuf di dunia Islam.
Ibnu Arabi dilahirkan pada tanggal 28 Juli 1165 di Al-Andalus, Spanyol. Pada usianya yang ke 8, bersama keluarganya, ia pindah ke Sevilla. Pada tahun 1198, ia pergi ke Fez, Maroko.
Pandangan Ibnu Arabi
Ibnu Arabi sangat dikenal dengan konsep Wihdatul Wujud-nya. Ia mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang wujud kecuali Tuhan. Segala yang ada selain Tuhan adalah penampakan lahiriah dari-Nya.
Keberadaan makhluk tergantung pada keberadaan Tuhan, atau berasal dari wujud ilahiah. Manusia yang paling sempurna adalah perwujudan penampakan diri Tuhan yang paling sempurna, menurutnya.
Ia juga seorang tokoh politik yang tidak pernah diperhitungkan keberadaannya dalam sejarah.
Pemikiran Ibnu Arabi
Ibn Arabi memandang manusia dan alam sebagai cermin yang memperlihatkan Tuhan dan berkata bahwa sang penerima berasal dari nol sebab ia berasal dari emanasi-Nya yang paling suci karena seluruh kejadian (eksistensi) berawal dan berakhir bersama-Nya: kepada-Nya ia akan kembali dan dari-Nya ia berawal.
Ketika Tuhan disifati dengan sifat-sifat bagus-Nya dalam Al-qur’an itu hanya pembatasan-pembatasan yang bisa dirasakan dengan indrawi manusia. Hal tersebut membuat Ibn Arabi menyimpulkan bahwa semuanya yang diciptakan Tuhan adalah perwujudan dari Tuhan sendiri.
Satu satunya wujud adalah wujud Tuhan, tidak ada wujud selain wujudNya. Ini berarti apa pun selain Tuhan baik berupa alam maupun apa saja yang ada di alam tidak memiliki wujud. Namun ia mengatakan bahwa wujud itu hanya kepunyaan Tuhan sedang wujud yang ada pada alam hakikatnya adalah wujud Tuhan yang dipinjamkan kepadanya”. Untuk memperjelas uraiannya ibnu Arabi memberikan contoh berupa cahaya. Cahaya hanya milik matahari ,tetapi cahaya itu dipinjamkan kepada para penghuni bumi.
Ibn Arabi mengemukakan teori tajalli yang berarti menampakkan diri. Maksudnya Allah menampakkan diri atau membuka diri, jadi diumpamakan Allah bercermin sehingga terciptalah bayangan Tuhan dengan tanpa sebuah hijab.
Pengaruh Ibnu Arabi
Pengaruh Ibnu Arabi dalam bidang tasawuf, khususnya tasawuf filosofis, sangat luar biasa. Gagasan Ibnu Arabi menyebar luas dan memiliki pengikut yang tidak sedikit jumlahnya.
Di Indonesia, paham wihdat al-wujud Ibnu arabi berpengaruh besar. Terbukti dengan banyak ulama Indonesia yang memakai prinsip wihdat al-wujud, di antaranya: Hamzah Fansuri, Syamsudin as-Sumatrani dan Abdus Samad al-Palimbani.
Karya-karya
Ibnu Arabi menghasilkan banyak karya, sejumlah 300 buku. Di antara buku-buku itu, yang dikenal adalah Fushush al-Hikam dan Futuhat al-Makkiyyah juga Tarjuman al-Asywaq.futuhat adalah karya besar yg menyingkap ilmu gaibul gaib uluhiyat & rububiyyat yang sangat dalam sesuai dengan keterbukaan sang syech dari Yang Haq berhubungan dengan permohonan sang syech ketika di Makkah. (Wikipedia)
Ibnu Arabi dilahirkan pada tanggal 28 Juli 1165 di Al-Andalus, Spanyol. Pada usianya yang ke 8, bersama keluarganya, ia pindah ke Sevilla. Pada tahun 1198, ia pergi ke Fez, Maroko.
Pandangan Ibnu Arabi
Ibnu Arabi sangat dikenal dengan konsep Wihdatul Wujud-nya. Ia mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang wujud kecuali Tuhan. Segala yang ada selain Tuhan adalah penampakan lahiriah dari-Nya.
Keberadaan makhluk tergantung pada keberadaan Tuhan, atau berasal dari wujud ilahiah. Manusia yang paling sempurna adalah perwujudan penampakan diri Tuhan yang paling sempurna, menurutnya.
Ia juga seorang tokoh politik yang tidak pernah diperhitungkan keberadaannya dalam sejarah.
Pemikiran Ibnu Arabi
Ibn Arabi memandang manusia dan alam sebagai cermin yang memperlihatkan Tuhan dan berkata bahwa sang penerima berasal dari nol sebab ia berasal dari emanasi-Nya yang paling suci karena seluruh kejadian (eksistensi) berawal dan berakhir bersama-Nya: kepada-Nya ia akan kembali dan dari-Nya ia berawal.
Ketika Tuhan disifati dengan sifat-sifat bagus-Nya dalam Al-qur’an itu hanya pembatasan-pembatasan yang bisa dirasakan dengan indrawi manusia. Hal tersebut membuat Ibn Arabi menyimpulkan bahwa semuanya yang diciptakan Tuhan adalah perwujudan dari Tuhan sendiri.
Satu satunya wujud adalah wujud Tuhan, tidak ada wujud selain wujudNya. Ini berarti apa pun selain Tuhan baik berupa alam maupun apa saja yang ada di alam tidak memiliki wujud. Namun ia mengatakan bahwa wujud itu hanya kepunyaan Tuhan sedang wujud yang ada pada alam hakikatnya adalah wujud Tuhan yang dipinjamkan kepadanya”. Untuk memperjelas uraiannya ibnu Arabi memberikan contoh berupa cahaya. Cahaya hanya milik matahari ,tetapi cahaya itu dipinjamkan kepada para penghuni bumi.
Ibn Arabi mengemukakan teori tajalli yang berarti menampakkan diri. Maksudnya Allah menampakkan diri atau membuka diri, jadi diumpamakan Allah bercermin sehingga terciptalah bayangan Tuhan dengan tanpa sebuah hijab.
Pengaruh Ibnu Arabi
Pengaruh Ibnu Arabi dalam bidang tasawuf, khususnya tasawuf filosofis, sangat luar biasa. Gagasan Ibnu Arabi menyebar luas dan memiliki pengikut yang tidak sedikit jumlahnya.
Daftar abad pertengahan buku Ibn Arabi |
Di Indonesia, paham wihdat al-wujud Ibnu arabi berpengaruh besar. Terbukti dengan banyak ulama Indonesia yang memakai prinsip wihdat al-wujud, di antaranya: Hamzah Fansuri, Syamsudin as-Sumatrani dan Abdus Samad al-Palimbani.
Karya-karya
Ibnu Arabi menghasilkan banyak karya, sejumlah 300 buku. Di antara buku-buku itu, yang dikenal adalah Fushush al-Hikam dan Futuhat al-Makkiyyah juga Tarjuman al-Asywaq.futuhat adalah karya besar yg menyingkap ilmu gaibul gaib uluhiyat & rububiyyat yang sangat dalam sesuai dengan keterbukaan sang syech dari Yang Haq berhubungan dengan permohonan sang syech ketika di Makkah. (Wikipedia)