John Dewey - Filsuf & psikolog Pembaharu Pendidikan
Charles Sanders Peirce dan William James), pelopor dalam psikologi fungsional, dan seorang pengembang gerakan pendidikan progresif di Amerika Serikat selama paruh pertama abad 20.
Menurut Dewey, tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata dalam kehidupan. Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisik belaka. Filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki serta mengolah pengalaman tersebut secara kritis. Dengan demikian, filsafat dapat menyusun suatu sistem nilai atau norma. Dewey juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir bergaya praktis dan pragmatis, sehingga, di dalam ilmu pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning by doing.
Biografi
Dewey dilahirkan di Burlington, Vermont, Amerika Serikat pada 20 Oktober 1859. Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan kemudian dalam bidang pendidikan pada beberapa universitas. Sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an artikel. Dewey meninggal dunia pada 1 Juni tahun1952 (umur 92) di New York City, New York, Amerika Serikat.
Kritik
Dalam bukunya yakni Demokrasi dan Pendidikan, Dewey mensintesis, mengkritik, dan memperluas dengan filsafat pendidikan demokratis atau proto-demokratis Rousseau dan Plato. Dia melihat Rousseau sebagai over emphasizing masyarakat di mana individu berada. Dewey membuktikan dalam bukunya bahwa pengalaman belajar seseorang akan berpengaruh dalam penjelajahan dan introduksi ide-ide baru yang revolusioner.
Pendidikan bukan hanya proses pemberian pengetahuan yang bersifat statis. Keterampilan dan pengetahuan siswa dari proses belajar harus diintegrasikan sepenuhnya ke dalam kehidupan mereka dalam bermasyarakat dan dalam dunia nyata. Di Sekolah Laboratorium yang ia dirikan di University of Chicago, anak-anak belajar banyak belajar kimia, fisika, dan biologi dengan menyelidiki alam secara langsung, bersifat praktis, dimulai dari hal yang kecil dan dilakukan sambil bekerja. Filsafat Dewey yang terkenal adalah “Learning by doing”.
Ide John Dewey mengenai system pendidikan walaupun cukup populer namun tidak pernah secara luas dipakai dalam praktek pendidikan di Sekolah-sekolah Amerika. Pendidikan Progresif tidak banyak digunakan selama Perang Dingin, ketika perhatian dalam pendidikan menciptakan dan mempertahankan ilmu dan teknologi untuk kepentingan militer. Pasca Perang Dingin, pendidikan progresif muncul kembali dalam di banyak sekolah dan lingkaran teori pendidikan. Dalam perkembangan revolusi cara-cara belajar filsafat Dewey mengenai belajar kini telah dipakai secara luas di seluruh dunia yang mengilhami munculnya pendekatan kontekstual (CTL ) dalam proses pembelajaran.
Mengenai Learning by Doing
Di dalam bidang pendidikan, ia menganjurkan teori dan metode learning by doing (belajar sambil melakukan). Dalam teori dan metodenya ini, ia berpendapat bahwa untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu banyak mempelajari itu. Dalam melakukan apa yang hendak dipelajari itu, dengan sendirinya ia akan menguasai gerakan-gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat, sehingga ia bisa menguasai hal yang dipelajari itu dengan sempurna. Ia mengambil contoh tentang seorang yang akan belajar berenang. Menurutnya, seorang itu tidak perlu diajari macam-macam teori tetapi cukup ia langsung disuruh masuk kolam renang dan mulai berenang, dengan cepat seorang itu akan menguasai kemampuan berenang.
Sumber:
- en.wikipedia.org
- id.wikipedia.org
- Biografi Teladan
Menurut Dewey, tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata dalam kehidupan. Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisik belaka. Filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki serta mengolah pengalaman tersebut secara kritis. Dengan demikian, filsafat dapat menyusun suatu sistem nilai atau norma. Dewey juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir bergaya praktis dan pragmatis, sehingga, di dalam ilmu pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning by doing.
Biografi
Dewey dilahirkan di Burlington, Vermont, Amerika Serikat pada 20 Oktober 1859. Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan kemudian dalam bidang pendidikan pada beberapa universitas. Sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an artikel. Dewey meninggal dunia pada 1 Juni tahun1952 (umur 92) di New York City, New York, Amerika Serikat.
Kritik
Dalam bukunya yakni Demokrasi dan Pendidikan, Dewey mensintesis, mengkritik, dan memperluas dengan filsafat pendidikan demokratis atau proto-demokratis Rousseau dan Plato. Dia melihat Rousseau sebagai over emphasizing masyarakat di mana individu berada. Dewey membuktikan dalam bukunya bahwa pengalaman belajar seseorang akan berpengaruh dalam penjelajahan dan introduksi ide-ide baru yang revolusioner.
Pendidikan bukan hanya proses pemberian pengetahuan yang bersifat statis. Keterampilan dan pengetahuan siswa dari proses belajar harus diintegrasikan sepenuhnya ke dalam kehidupan mereka dalam bermasyarakat dan dalam dunia nyata. Di Sekolah Laboratorium yang ia dirikan di University of Chicago, anak-anak belajar banyak belajar kimia, fisika, dan biologi dengan menyelidiki alam secara langsung, bersifat praktis, dimulai dari hal yang kecil dan dilakukan sambil bekerja. Filsafat Dewey yang terkenal adalah “Learning by doing”.
Ide John Dewey mengenai system pendidikan walaupun cukup populer namun tidak pernah secara luas dipakai dalam praktek pendidikan di Sekolah-sekolah Amerika. Pendidikan Progresif tidak banyak digunakan selama Perang Dingin, ketika perhatian dalam pendidikan menciptakan dan mempertahankan ilmu dan teknologi untuk kepentingan militer. Pasca Perang Dingin, pendidikan progresif muncul kembali dalam di banyak sekolah dan lingkaran teori pendidikan. Dalam perkembangan revolusi cara-cara belajar filsafat Dewey mengenai belajar kini telah dipakai secara luas di seluruh dunia yang mengilhami munculnya pendekatan kontekstual (CTL ) dalam proses pembelajaran.
Mengenai Learning by Doing
Di dalam bidang pendidikan, ia menganjurkan teori dan metode learning by doing (belajar sambil melakukan). Dalam teori dan metodenya ini, ia berpendapat bahwa untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu banyak mempelajari itu. Dalam melakukan apa yang hendak dipelajari itu, dengan sendirinya ia akan menguasai gerakan-gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat, sehingga ia bisa menguasai hal yang dipelajari itu dengan sempurna. Ia mengambil contoh tentang seorang yang akan belajar berenang. Menurutnya, seorang itu tidak perlu diajari macam-macam teori tetapi cukup ia langsung disuruh masuk kolam renang dan mulai berenang, dengan cepat seorang itu akan menguasai kemampuan berenang.
Sumber:
- en.wikipedia.org
- id.wikipedia.org
- Biografi Teladan