Biografi Eddy Silitonga - Musisi Legendaris
Eddy Silitonga (www.youtube.com) |
Awal
Eddy Silitonga lahir pada 17 November 1950 di Pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara. Eddy adalah anak keempat dari 11 bersaudara pasangan Gustaf Silitonga dan Theresia Siahaan. Bakat menyanyi Eddy Silitonga sudah tampak sejak masih kecil, ini terbukti sejak SD ia sudah terbiasa menyanyi di atas panggung. Namun meski lahir di Sumut, karir menyanyinya berkembang di Ibukota Jakarta.
Setelah menyelesaikan SMA di Rantauprapat. Pada tanggal 31 Desember 1968, Eddy pergi ke Jakarta dengan menumpang kapal laut langsung dari Medan.
Karir
Saat datang ke Jakarta dia sama sekali tidak terpikir akan berkarier sebagai penyanyi. Eddy merantau ke Jakarta untuk menambah ilmu di sekolah, lalu sambil berusaha melepaskan diri dari kesulitan hidup di kota metropolitan dia menjadi kondektur bus kota.
Suatu saat ia ikut Festival Lagu Populer Tingkat Nasional tahun 1975. Walaupun yang menjadi juara waktu itu adalah Melky Goeslaw yang membawakan lagu Minggus Tahitu Pergi untuk Kembali, Eddy memenangkan hati produser dan pencipta lagu kondang waktu itu, Rinto Harahap.
Saat itu Rinto Harahap baru saja mendirikan perusahaan rekaman Lollypop. Melalui televisi Rinto Rinto tertarik pada Eddy. Namun Eddy justru pergi ke perusahaan rekaman nomor satu waktu itu, Remaco.
Namun pertemuan itulah yang kemudian menjadi awal terkenalnya Eddy. Saat itu Rinto mengorbitkan Eddy dengan lagu ciptaannya yang berjudul Biarlah Sendiri pada tahun 1976.
Meski saat itu, perusahaan Lollypop dikenal sebagai perusahaan yang dapat disejajarkan dengan perusahaan rekaman ternama waktu itu seperti Remaco, Musica Studio's, Purnama, dan Irama Tara. Namun Eddy ternyata tidak lama bertahan, karena dia kemudian pindah ke Remaco. Meskipun merasa berat hati, dengan jujur Eddy menyatakan bahwa dia meningalkan Lollypop, karena ingin memiliki sebuah rumah untuk berlindung bersama adik-adiknya.
Pasang surut
Puncak kejayaan Eddy 1976-1979 diakhiri dengan pengalaman pahit yang menjadi lembaran yang sangat kelam dalam hidupnya. Dia terpuruk seakan-akan tidak akan mampu bangkit lagi. Lantaran uang hasil karirnya di dunia tarik suara ia tanamkan di perusahaan pest-control yang dirikan tahun 1980. Akibat tidak cermat dalam memilih memilih partner kerja sehingga perusahaan Eddy bangkrut.
Bukan saja dia kehilangan modal ratusan juta, juga istrinya tercinta meninggalkannya pada tahun 1981. Hasil usahanya bertahun-tahun ludes hanya dalam waktu sekejap. Beberapa buah mobil, tanah, dan uang tunai lenyap bagai ditelan bumi. Tidak hanya itu, anehnya setelah kebangkrutan perusahaannya itu, tawaran untuk me-nyanyi di atas panggung atau rekaman pun tiba-tiba sepi.
Lima tahun lamanya, 1981-1986, Eddy Silitonga yang memiliki suara lantang dan mempesonakan banyak penggemarnya itu bagaikan lenyap dari pelataran industri musik Indonesia. Sebagian besar waktunya habis digunakan menyepi di rumahnya yang seluas 200 meter persegi di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, yang dibeli hanya seharga Rp 9 juta pada tahun 1978.
Walau terbilang jarang, ternyata masih ada juga yang minta dia menyanyi. Dari honor jutaan yang pernah diterima selama tahun 1976-1979, pada waktu itu honor ratusan ribu pun di terimanya.
Sampai akhirnya datang Emilia Contessa pada tahun 1987 mengajak Eddy manggung bersamanya di Malaysia. Setelah itu pintu seakan-akan kembali terbuka.
Meninggal dunia
Eddy Silitonga meninggal dunia, Kamis dinihari (25/8/2016) sekitar pukul 00.05 WIB di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Eddy meninggal usai menjalani proses pengeluaran racun melalui alat. Sebelum meninggal, Eddy Silitonga sempat koma akibat stroke dan menjalani perawatan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Prestasi
- Pada tahun 1967 Eddy Silitonga meraih Juara 1 Penyanyi Seriosa Sumatera Utara. Selain itu ia juga meraih Juara Pop Singer di Medan.
- Ia meraih juara ke-4 Festival Lagu Popular yang digelar di Taman Ismail Marzuki Jakarta, dengan lagu Biarlah sendiri.
- Eddy Silitonga meraih juara pertama pria Lomba Lagu Minang pada tahun 1983.
- Tiga tahun berkuliah di Institut Teknologi Mapua di Filipina dan membentuk group sendiri "Eddy's Group" pada puncak kejayaannya 1976 - 1979. Kemudian ia menjadi sekretaris PARSEL (Pengayuban Artis Jakarta Selatan) yang diketuai pelawak Ateng dan Is Haryanto
Lagu Terpopuler
- "Biarlah Sendiri" ciptaan Rinto Harahap
- "Kini Kusadari" ciptaan Bartje van Housten.
- "Mama" ciptaan Murry
- "Adakah Lagi Pelangi"
- "Jatuh Cinta" ciptaan Titiek Puspa
- "Cinta"
- "Tangis dan Cinta"
- Azizah
- Diambang Sore
- "Gubahanku" ciptaan Gatot Sunyoto
- "Mimpi Sedih" ciptaan A. Riyanto
- Adakah Cinta Abadi
- Keagungan Tuhan 1978
- Melati
- Satu Dia
- Gadis kusayang
- Gadis eksentrik ciptaan Is Haryanto
- Doa
- Mengapa Susah
- Flamboyan
- Perdamaian
- Nuansa Bening
- Bahana Perdamaian
- Maafkan
- Lagu Untukmu
- Tabahkan Hatimu
- Tak Rela ciptaan Murry
- Adakah lagi Pelangi
- Dikau dan Aku
- Tangis dan Cinta
- Kidung
- Dira
- Yang esa dan kuasa
- Is this the end
- Rambut Per4w4n
- Apatis
- Bunga Tanjung
- Adakah cinta abadi
- Andai
- Jatuh Cinta duet dengan Sandra Lintang
Lagu Daerah
- Wolak Walik Jaman
- Nggo Kowe
- Kemu-dian Alusi
- Au (Batak)
- Romo ono Maling (Jawa)
- Ngawujudku tika - tika (ogan kemering ulu )
- Ade Dide kah (lahat)
- Belek gi (lubuk ling-gau)
- Cugak (ogan kemering ilir)
- Ingkar janji (banka)
- Ndung ku (Muara enim)
- Songon bulan (lagu Batak)
- Poda
- Anakhon
- Huboan pe ho tu bulan
- Raphon ilukki (Tiada Maaf bagimu)
- Dabu-dabu lo tamate (gorontalo)
- Binde biluhuta (gorontalo)
- Himbulomu
- Pulau Salah Nama (Melayu Batu Bara)
- Manyuruak Di Lalang Sahalai (Minang)
Lagu Rohani
- Undanglah Dia sebagai penyanyi & komposer
- Sambutlah Dia Yesus sebagai penyanyi & komposer
Album
- Tembang Kenangan vol 2 "Doa dan Jatuh Cinta"
- Tembang Kenangan Vol 5 "Surga di Telapak kaki Ibu"
- Rinto Harahap Album Sukses VCD "Biarlah Sendiri dan Ayah"
- 50 Tahun Rinto Harahap vol 1 VCD karaoke "Oh Melati"
Filmography
- Kembalilah Mama - 1977 disutradarai oleh Abubakar Djunaedy.
Sumber: