Kisah Husail bin Jabir - Syuhada Uhud yang Wafat Terkena Pedang Kaum Muslim
Perang Uhud terjadi pada tahun tiga Hijriah, tepatnya di pertengahan bulan Syawwal. Perang ini terjadi antara kaum Muslimin yang dipimpin oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salllam dengan kaum kuffar Mekkah. Dalam peperangan menegakkan kalimatulhaq ini, banyak dari kalangan sababat Nabi Radhiyallahu anhum yang mendapatkan anugerah syahâdah.
Baca : "70 Sahabat yang syahid di Perang Uhud"
Menurut perhitungan ulama sirah, Ibnu Ishâq rahimahullah, tercatat 65 sahabat Rasulullah telah menemui syahid. Peperangan ini disulut oleh kaum musyrikin Mekkah yang ingin menuntaskan dendam kekalahan mereka atas kaum Muslimin di Perang Badr yang terjadi pada tahun sebelumnya. Adapun pada Perang Uhud ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan kekalahan bagi kaum Muslimin, setelah sebelumnya kemenangan sudah berada di depan mata.
Perang Uhud yang berlangsung dengan berkecamuk membuat siapa pun ingin melaju ke medan perang, karena orang yang syahid jaminannya adalah surga. Begitu pun dengan Husail bin Jabir. Beliau merupakan orang tua yang sudah lanjut usia, seharusnya berada di benteng bersama dengan para wanita dan anak-anak.
Sekalipun usia Husail sudah lanjut dan tidak memiliki kewajiban untuk ikut berperang, namun ketika perang sedang berkecamuk Husail tetap berkeinginan untuk ikut berperang. Ia berkata, “Celaka, apa yang kita tunggu di sini? Demi Allah, tidak ada yang tersisa dari usia kita yang sudah tua ini. Kita bisa mati hari ini atau besok. Tidaklah kita mengambil pedang untuk kemudian bergabung bersama Rasulullah? Mudah-mudahan saja Allah menganugerahi kita mati syahid.”
Husail mengambil pedang dan ikut bergabung menumpas musuh di medan Uhud. Tetapi beliau tidak ada yang mengenali karena masuk medan perang ketika perang sedang berkecamuk.
Husail ayah Hudzaifah terkena pedang kaum Muslim karena mereka tidak mengetahuinya. Tatkala Hudzaifah melihat pedang kaum Muslim menebas Husail, anaknya Hudzaifah berteriak, “Dia Ayahku!” namun tidak ada satu pun yang menoleh karena setiap orang menghadapi musuhnya masing-masing, sehingga terbunuhlah Husail oleh pedang kaum Muslim.
Setelah perang usai, mereka yang tak mengetahui bahwa yang dibunuhnya adalah ayah dari Hudzaifah dan dia merupakan seorang Muslim lantas berkata, “Maafkan kami, kami tidak mengetahui kalau itu adalah ayahmu, kami mengira itu adalah musuh yang tiba-tiba datang.”
Hudzaifah memaklumi mereka, lalu berkata, “Semoga Allah mengampuni kalian.”
Berita ini sampai kepada Rasulullah hingga beliau memberikan harta diyat kepadanya. Namun hudzaifah menginfakkan seluruhnya kepada kaum Muslim. Hal tersebut membuat Hudzaifah semakin terpuji di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sumber: Nabi Muhammad di Hati Sahabat/ Penulis: Walid al-A’zhami/ Penerbit: Qalam/ 2016