Profil Website eCommerce Terbaik di Indonesia Saat Ini

Profil Website eCommerce Terbaik di Indonesia Saat Ini

Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet, televisi, dan jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

Di Indonesia e-commerce telah dimulai sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net sebagai perintis transaksi online. Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini tentunya menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual.

Dengan menggunakan internet, proses jual beli / perniagaan dapat dilakukan dengan menghemat biaya dan waktu.

Daftar isi :

  1. Tokopedia
  2. Shopee
  3. Bukalapak
  4. Lazada
  5. Blibli
  6. JD.ID
  7. Orami
  8. Bhinneka
  9. Zalora
  10. Matahari


1. Tokopedia

Tokopedia merupakan perusahaan perdagangan elektronik atau sering disebut toko daring. Sejak didirikan pada tahun 2009, Tokopedia telah bertransformasi menjadi sebuah unicorn yang berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. Hingga saat ini, Tokopedia termasuk marketplace yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia.

Tokopedia turut mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan perorangan untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan produk secara daring dengan Pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Salah satu program kolaborasi yang diinisasi oleh Tokopedia adalah acara tahunan MAKERFEST yang diadakan sejak bulan Maret 2018.


Sejarah pendirian

Tokopedia resmi diluncurkan ke publik pada 17 Agustus 2009 di bawah naungan PT Tokopedia yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada 6 Februari 2009. Sejak resmi diluncurkan, PT Tokopedia berhasil menjadi salah satu perusahaan internet Indonesia dengan pertumbuhan yang sangat pesat.

Baca Juga

Pada tahun 2016, Tokopedia menghadirkan produk teknologi finansial. Produk fintech Tokopedia terdiri dari dompet digital, investasi terjangkau, kredit modal bisnis, kartu kredit virtual, produk proteksi, skoring kredit berdasarkan data untuk produk pinjaman, investasi, serta layanan keuangan lainnya.

Pada tahun 2017, Tokopedia meluncurkan produk Deals untuk membantu masyarakat Indonesia mendapatkan penawaran terbaik dari delapan kategori, termasuk Travel dan Activity. Produk ini dimaksudkan untuk membantu bisnis offline melebarkan sayap mereka secara online melalui Tokopedia.

Pada tahun 2019, Tokopedia meluncurkan jaringan Gudang Pintar bernama TokoCabang di tiga kota yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Layanan gudang ini bertujuan untuk membantu para penjual di marketplace tersebut dalam memenuhi pesanannya. Pada tahun yang sama, Tokopedia juga menghadirkan Tokopedia Salam, sebuah platform yang mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berbagai pilihan produk dan layanan yang baik. Tokopedia Salam juga memiliki fitur halal filter yang membantu pengguna untuk menemukan produk halal secara mudah.


2. Shopee

Shopee adalah situs elektronik komersial yang berkantor pusat di Singapura di bawah naungan SEA Group (sebelumnya dikenal dengan nama Garena), yang didirikan pada 2009 oleh Forrest Li. Shopee pertama kali diluncurkan di Singapura pada tahun 2015, dan sejak itu memperluas jangkauannya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Mulai tahun 2019, Shopee juga sudah aktif di negara Brasil, menjadikannya negara pertama di Amerika Selatan dan luar Asia yang dikunjungi Shopee.

Shopee sendiri dipimpin oleh Chris Feng, mantan karyawan Rocket Internet yang pernah memimpin Zalora dan Lazada.


Sejarah pendirian

Pada tahun 2015, Shopee pertama kali diluncurkan di Singapura. Shopee pertama kali meluncur sebagai marketplace consumer to consumer (C2C). Namun kini mereka telah beralih ke model hibrid C2C dan business to consumer (B2C) semenjak meluncurkan Shopee Mall yang merupakan platform toko daring untuk brand ternama.

Pada tahun 2017, platform ini mencatat 80 juta unduhan aplikasi dengan lebih dari empat juta penjual dan lebih dari 180 juta produk aktif. Pada kuartal keempat tahun 2017, Shopee melaporkan nilai perdagangan bruto (GMV) sebesar US$1,6 miliar, naik 206 persen dari tahun sebelumnya. Shopee memiliki nilai total GMV pada tahun 2018 sebesar US$2,7 miliar, naik 153 persen dari tahun 2017.

Di Malaysia, Shopee menjadi portal perdagangan elektronik ke-3 yang paling banyak dikunjungi di Q4 2017, menggantikan Lelong dan melampaui peringkat Lazada sebagai aplikasi terbaik di Google Play dan iOS App store.

Demikian pula di kalangan konsumen di Indonesia, survei yang dilakukan pada bulan Desember 2017 oleh TheAsianParent mengungkapkan bahwa Shopee adalah platform belanja pilihan pertama bagi para ibu di Indonesia (73%), diikuti oleh Tokopedia (54%), Lazada (51%), dan Instagram (50 %).

Pada April 2020, Shopee Indonesia mulai mempromosikan penjualan makanan siap saji di platform Shopee. Program yang diberi nama ShopeeFOOD ini telah merekrut lebih dari 500 penjual makanan di wilayah Jakarta.


3. Bukalapak

Bukalapak merupakan salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia. Didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid pada tahun 2010. Bukalapak awalnya merupakan toko daring yang memungkinkan para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk merambah ke dunia maya. Perusahaan tersebut kini telah melakukan ekspansi ke berbagai lini bisnis lain, termasuk membantu meningkatkan penjualan para warung tradisional lewat layanan Mitra Bukalapak. Pada tahun 2017, Bukalapak menjadi salah satu startup unicorn asal tanah air.


Sejarah

Bukalapak didirikan pada tanggal 10 Januari 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid di sebuah rumah kos semasa berkuliah di Institut Teknologi Bandung. Momentum awal bagi kemajuan Bukalapak adalah ketika tren pengguna sepeda lipat melonjak pada tahun 2010. Pada saat itu, terdapat banyak komunitas yang menjual berbagai sepeda dan aksesorisnya dengan harga terjangkau sehingga meramaikan dan meningkatkan pertumbuhan pengguna di Bukalapak secara signifikan.


Pendanaan

Setelah berdiri kurang lebih satu tahun, Bukalapak mendapat penambahan modal dari Batavia Incubator (perusahaan gabungan dari Rebright Partners yang dipimpin oleh Takeshi Ebihara, Japanese Incubator dan Corfina Group). Pada tahun 2012, Bukalapak menerima tambahan investasi dari GREE Ventures yang dipimpin oleh Kuan Hsu. Pada bulan Maret 2014, Bukalapak mengumumkan investasi oleh Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE Ventures yang merupakan bagian dari pendanaan Seri A. . Pada Februari 2015, Bukalapak mengumumkan pendanaan Seri B dengan masuknya Grup Emtek yang memiliki stasiun televisi SCTV. Emtek masuk ke Bukalapak melalui anak perusahaannya yaitu PT. Kreatif Media Karya (KMK Online). Sumber lain menyebut Emtek sebenarnya sudah bergabung sejak 2014. Baik Bukalapak maupun Emtek tidak menyebutkan berapa dana investasi yang dikucurkan. Namun, dari laporan keuangan EMTEK tahun 2015, diketahui bahwa Bukalapak telah mendapatkan dana investasi dari Emtek hingga Rp439 miliar.

Pada Januari 2019, Bukalapak mengumumkan telah mendapat pendanaan dari Asia Growth Fund yang diprakarsai Mirae Asset dan Naver Corp. Meski menolak memberikan keterangan perihal jumlah dana yang diperoleh, namun Mirae Asset mengkonfirmasi nilainya mencapai US$ 50 juta atau sekitar Rp706 miliar. Oktober 2019, Bukalapak mendapat dana dari Shinhan Financial Group Co Ltd dari Korea Selatan dengan nilai yang tidak disebutkan. Ini merupakan bagian dari pendanaan Seri F yang menggenjot valuasi Bukalapak hingga mencapai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp35 triliun. Selain Shinhan GIB, Emtek dan sejumlah investor Bukalapak sebelumnya juga mengikuti pendanaan Seri F. Dalam laporan perusahaan Emtek yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tanggal 27 Mei 2019, PT KMK Online memiliki saham 35,17% saham di Bukalapak.


Akuisisi dan Investasi

Oktober 2018, Bukalapak mengakuisisi perusahaan ecommerce barang bekas pakai bernama Prelo. Tujuan akuisisi pada perusahaan rintisan yang bermarkas di Bandung tersebut bertujuan memperoleh sumber daya manusia untuk Bukalapak.


Pendiri

Achmad Zaky - Achmad Zaky (lahir di Sragen, Jawa Tengah, 24 Agustus 1986) merupakan pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak yang menjabat sejak tahun 2010 hingga 2020 [19], kemudian Zaky digantikan oleh Rachmat Kaimuddin sebagai CEO Bukalapak. Zaky mendapat gelar Sarjana Informatika dengan predikat cum laude dari Institut Teknologi Bandung. Pada tahun 2016 Zaky menerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Indonesia, Ir. Joko Widodo. Tanda Kehormatan ini merupakan penghargaan negara yang diberikan oleh Presiden atas jasa dan darma bakti seseorang kepada bangsa dan negara. (Baca jugaProfil dan Biografi Achmad Zaky - Pendiri Bukalapak)

Muhammad Fajrin Rasyid - Muhammad Fajrin Rasyid (lahir di Jakarta, 11 September 1986) merupakan Co-Founder dan Presiden Bukalapak yang bertanggung jawab atas inisiatif strategi perusahaan dan rencana jangka panjang serta kemitraan dengan pihak eksternal. Sebelumnya, Fajrin menduduki jabatan Chief Financial Officer (CFO) Bukalapak selama tujuh tahun. Muhammad Fajrin Rasyid merupakan lulusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan IPK 4.0. (Baca JugaProfil Muhammad Fajrin Rasyid - Pendiri Bukalapak, Direktur Telkom Berusia 34 Tahun)

Nugroho Herucahyono - Nugroho Herucahyono (lahir di Karanganyar, 7 Maret 1987) merupakan co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) Bukalapak yang menjabat hingga bulan Maret 2020. Sama seperti Zaky dan Fajrin, Nugroho juga mendapatkan gelar Sarjana Teknik Informatika dari Institut Teknologi Bandung. (Baca juga : Biodata Nugroho Herucahyono - CTO Bukalapak)


4. Lazada

Lazada Group adalah sebuah perusahaan e-commerce Asia Tenggara yang didirikan oleh Rocket Internet dan Pierre Poignant pada 2012, dan dimiliki oleh Alibaba Group. Pada 2014, Lazada Group mengoperasikan situs-situs di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam dan meraih sekitar US$647 juta dari beberapa putaran investasi dari para investornya seperti Tesco, Temasek Holdings, Summit Partners, JPMorgan Chase, Investment AB Kinnevik dan Rocket Internet.

Lazada Indonesia sendiri didirikan pada tahun 2012 dan beroperasi hingga kini. Lamido, sebuah perusahaan inkubator Rocket Internet dibentuk pada bulan September 2013 lalu, tetapi akhirnya gulung tikar pada Juni 2016.


5. Blibli

Blibli.com adalah salah satu situs web perdagangan elektronik di Indonesia. Blibli adalah produk pertama PT Global Digital Niaga yang merupakan anak perusahaan Djarum di bidang digital yang didirikan pada tahun 2010. Blibli bekerja sama dengan penyedia jasa teknologi, mitra logistik, perbankan serta mitra dagang dengan standar tertentu untuk menciptakan sistem back-end yang bisa memenuhi kebutuhan pengguna blibli. Kantor pusat Blibli bermarkas di Jakarta Barat dengan biaya infrastruktur seperti server dan jaringan hampir mencapai Rp 100 miliar.


Investasi GDP Ventures

Kusumo Martanto, Presiden Direktur Blibli juga gencar ekspansi. Ia menuturkan sejak Agustus 2011 telah mengeluarkan dana investasi hingga Rp 50 miliar. Investasi tersebut digunakan untuk pengembangan desain dan layanan situsnya. "Yaitu membuat kategori untuk barang atau produk baru," ungkapnya.


6. JD.ID

JD.ID adalah layanan perusahaan e-commerce yang berbasis di Jakarta, Indonesia. JD.ID mulai beroperasi di Indonesia sejak Oktober 2015.

Perusahaan ini didirikan oleh Liu Qiangdong (dikenal sebagai Richard Liu) pada Juli 1998 sebagai toko fisik yang menjual produk optik magnet di Beijing, China, dengan nama Jingdong Century Trafing Co, Ltd. Ritelnya lalu berkembang dan menjual barang elektronik, telepon seluler, komputer, dan barang serupa. Situs daring B2C perusahaan tersebut aktif di Januari 2004 dengan nama domain jdlaser.com lalu 360buy.com di 2007. Akhirnya nama domain diubah lagi menjadi JD.com di Maret 2013. Pembelian domain JD.com memakan biaya $5.000.000. Pada saat yang sama, JD.com mengumumkan logo dan maskot barunya. Tencent yang memegang 20% saham perusahaan ini.

JD.com mengoperasikan pengantaran barang menggunakan kendaraan nirawak, mobil otonom, dan robot serta memiliki sistem pengantaran dan infrastruktur nirawak terbesar di dunia. Perusahaan ini sedang menguji pengantaran menggunakan robot, membangun bandara kendaraan nirawak, dan meluncurkan truk otonom pertamanya.

JD.ID pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015 dan saat ini memiliki 12 kategori pilihan produk untuk dijual yang akan terus bertambah seiring dengan perkembangan usahanya di Indonesia. Ragam kategori produknya bervariasi mulai dari Ibu dan anak, smartphones, perangkat elektronik, hingga luxury. Bisnis JD.ID berkembang sangat pesat. Jumlah produk yang ditawarkan bertumbuh cepat dari kurang dari 10.000 SKU pada tahun 2015 menjadi sekitar 100.000 SKU pada akhir tahun 2016. JD.ID juga menyediakan jasa pengiriman yang menjangkau 365 kota di seluruh Indonesia dengan ribuan armada yang siap mengantarkan langsung kepada para pelanggan JD.ID.

Pada awalnya, mereka fokus terhadap menyediakan pelanggan dengan produk elektronik dan gadgets yang sulit ditemukan, seperti iPad Pro dari Apple dan A2010 dari Lenovo yang baru launching pada akhir tahun 2015. Sejak itu mereka telah memperluaskan penawaran produk mereka dan memasukkan kategori seperti sepatu dan pakaian olahraga dan juga produk kecantikan dan kesehatan.

Alamat situs JD.ID yang menggunakan country-code top-level domain Indonesia (.id) dipilih untuk melambangkan komitmen mereka untuk memberikan layanan yang lebih cepat dan aman. Menurut laporan, nama domain tersebut memerlukan dana Rp. 500,000,000 (~US$ 38,000) untuk didapatkan. Sejak 1 Januari 2018 pada saat pergantian tahun 2017 ke 2018, JD.id tidak lagi menggunakan logo kuda poni, namun dikarenakan JD.id berfokus ke platform digital.


7. Orami

Orami adalah  situs web dagang untuk para ibu mulai dari belanja perlengkapan bayi, kebutuhan Ibu hamil dan menyusui hingga ribuan artikel seputar parenting. 

Sebelumnya, Situs ini bernama Bilna yakni sebuah situs web dagang untuk kelengkapan bayi, ibu hamil, kecantikan, dan perlengkapan rumah tangga, yang didirikan oleh Ferry Tenka dan Gusmantara Ekamukti Himawan yang merupakan founder Groupon. Pada awalnya Bilna merupakan website belanja yang menyediakan produk kebutuhan bayi dan ibu hamil. Memasuki tahun 2014, Bilna menambah kategori kecantikan dan kebutuhan rumah tangga.


Berawal dari sebuah kamar di rumah bilangan Jakarta dengan lima orang staf dan sebuah ruangan untuk warehouse; Bilna telah melayani konsumen sejak 27 November 2012 dan resmi meluncur 8 Februari 2013, untuk wilayah Jakarta dan Bandung. Saat ini Bilna sudah memiliki 100 staf, melayani 200 ribu konsumen dan 1000 order perharinya. Situs ini berubah nama menjadi Orami pada tahun 2016.


8. Bhinneka

Bhinneka.com merupakan situs e-commerce penjualan barang-barang elektronik pertama di Indonesia. 

Bhinneka.com lahir dari situasi genting di saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997-1998 yang kemudian berkembang menjadi krisis sosial politik.

PT Bhinneka Mentari Dimensi lahir tahun 1993 dan memilih bidang teknologi informasi sebagai inti bisnisnya. Fokus pertama dimulai dari distribusi produk IT seperti PC Build Up dan PC Compatible, Peripherals, rancang bangun perangkat lunak jasa jaringan (Lan/Wan), solusi video editing hingga pusat servis.

Saat krisis, nyaris lumpuh juga bisnis PT Bhinneka Mentari Dimensi, berbagai ektensifikasi bisnis yang dipikir mampu mendongkrak bisnis dilakukan untuk survive, di saat itulah Nicholas Tio & Hendrik Tio melihat peluang yang barangkali dapat dilakukan, yaitu perkembangan internet yang luar biasa di USA. Maka situs Bhinneka.com yang masih berupa profil perusahaan, disetujui untuk dijadikan model online store.

Maka pada 1 Juni 1999, dengan 24 personel sisa karyawan yang tinggal dari 129 staf, dikumpulkan untuk menggalang semangat dan kesatuan untuk bangkit, dengan model bisnis dari agensi distribusi menjadi ritel produk komputer dan berjualan melalui internet. Maka itulah saat pertama Bhinneka.com diluncurkan dengan program yang masih sangat sederhana, yaitu HTML. Dan para karyawan yang sama sekali masih buta apa itu internet.

Bhinneka.Com telah sekali memperbarui logo. Efektif sejak 2018, logo Bhinneka.Com tidak lagi menampilkan tulisan ".COM". Selain itu, tulisan "Indonesia No. 1 Online Store" juga sudah tidak ditampilkan lagi. Logo baru tetap memuat tulisan "BHINNEKA" dengan warna merah, ditambah dengan ornamen bentuk swoosh di bagian atas huruf "i".

Kini Bhinneka yang berdiri sejak 1993 telah dikenal sebagai toko komputer, laptop, gadget, dan aksesori terlengkap. Berbagai produk original tersedia untuk menunjang aktivitas harian, peralatan dapur dan rumah tangga, hingga bisnis atau kebutuhan profesional di kantor maupun tempat usaha. Beragam keperluan IT dan telekomunikasi, perangkat elektronik, sampai hobi dan perawatan tubuh. Bhinneka juga telah menjadi Apple Authorized Reseller (AAR), atau pemasar resmi untuk semua produk Apple.


9. Zalora

ZALORA adalah toko online fashion dan kecantikan yang menawarkan koleksi pakaian, aksesoris, sepatu dan produk kecantikan untuk pria dan wanita. Berpusat di Singapura, ZALORA juga terdapat di Hong Kong, Singapura, Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Brunei. ZALORA menjual produk fashion dari brand international dan juga brand lokal di setiap Negara yang beroperasi. ZALORA juga beroperasi di Australia dan New Zealand sebagai The Iconic. Zalora adalah salah satu investasi utama Rocket Internet di Singapura. Zalora merupakan anak perusahaan dari situs belanja online Zalando. Zalando merupakan proyek dari Rocket Internet. 


Sejarah

Pada Awal tahun 2012, ZALORA meluncurkan berbagai situs local di seluruh Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Di Indonesia Zalora berada di bawah naungan dan dikelola oleh PT Fashion Eservices Indonesia. Zalora Indonesia didirikan pada tahun 2012 oleh Catherine Sutjahyo.

Pada awal tahun 2013, ZALORA memperbesar layanannya di ZALORA Malaysia dengan menawarkan layanan pengiriman ke Brunei. Pada pertengahan tahun 2013, ZALORA mendapatkan putaran dana pertama kali, sebesar US$100 Juta.

Pada akhir tahun 2013, ZALORA meluncurkan private label sendiri, Ezra dari ZALORA. Hal ini juga mengumumkan bahwa mereka telah sepakat menjadi online distributor tunggal untuk brand fashion River Island yang berbasis di Inggris untuk Asia Tenggara. ZALORA juga mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mendapatkan putaran dana keduanya, total sebesar US$112 Juta. Dana ini dilokasikan untuk mendorong kegiatan ZALORA dalam mengembangkan penawaran produk dan basis pesar.

Pada awal tahun 2014, ZALORA mengumumkan rencana untuk mendirikan sebuah Marketplace.


10. Matahari

MatahariMall.com adalah situs perdagangan elektronik asal Indonesia yang mengadopsi sistem belanja "O2O" (online-to-offline dan offline-to-online), yang memungkinkan para pelanggannya untuk membayar, mengambil, atau mengembalikan produk di ratusan cabang Matahari Department Store di seluruh Indonesia. MatahariMall.com merupakan anak perusahaan dari Lippo Group yang terkenal dengan usaha retail seperti Hypermart, Matahari Department Store, Books & Beyond, saluran televisi swasta BeritaSatu, layanan internet First Media dan televisi berlangganan Big TV. MatahariMall.com resmi diluncurkan pada tanggal 9 September 2015.


Sejarah

MatahariMall.com pertama kali diumumkan kehadirannya oleh Grup Lippo pada tanggal 25 Februari 2015. Sejak awal kemunculannya, Grup Lippo menyiapkan MatahariMall.com untuk menjadi situs perdagangan di Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut, Grup Lippo menganggarkan dana investasi sebesar 500 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar enam triliun rupiah.

Dalam kurun waktu kurang dari enam bulan, Mataharimall.com sudah memiliki lebih dari 400 karyawan yang siap melayani sekitar 200 ribu pelanggan setiap harinya. ada tanggal 9 September 2015, MatahariMall.com resmi diluncurkan bersamaan dengan dijalankannya program promosi bernama SuperSeptember.