Biografi Lengkap KH. Drs. Ahmad Ihsan ( Ustadz Cepot )
KH. Drs. Ahmad Ihsan atau yang lebih dikenal dengan Ustadz Cepot adalah salah satu Penceramah, Mubalig yang sering muncul di Acara televisi Indonesia sebagai penceramah agama Islam. Saat berceramah, Ustadz ini selalu memakai pakaian mirip wayang khas Jawa Barat yaitu Cepot. Hiasan kepala yang umumnya dipakai seorang ustadz seperti Kopiah beliau ganti dengan iket (tutup kepala) kahas Sunda yang biasa dipakai Cepot.
Selain penampilan, gaya bahasanyapun mirip cepot saat diperankan sang dalang. Dari mulai cara tertawa, nada suara, begitu mirip cepot. Saat berdakwah Ustaz Cepot selalu membawa tongkat dan tawanya yang khas Maka wajarlah bila orang menyebut beliau sebagai Ustadz Cepot.
Dalam memberikan wejangan maupun nasihat, tidak sedikit para penonton di dalam studio Televisi maupun penonton di rumah dibuat tertawa terpingkal-pingkal.
Biografi
Drs. KH. Ahmad Ihsan lahir di Tangerang, 9 April 1958. Beliau adalah putra dari 7 bersaudara pasangan orang tua keturunan Betawi bernama H. Syai’in dan Hj. Masnun. Pendidikan Agamanya diawali di Darurrahman Jakarta, sebuah pesantren asuhan KH. Syukron Ma’mun. Disinilah disiplin ilmu agama dan pengembangan dirinya dimulai.
Kemudian ia lanjutkan kepesantren Al-Makmur Kota Tangerang. Kemudian beliau menempuh pendidikan S1 di UIN Bandung, Fakultas Tarbiyah. Sambil kuliah beliau masih mengaji di sebuah pesantren salafy Bustanul Wildan di daerah Cileunyi, Bandung.
Semasa mudanya beliau sangat semangat dalam berorganisasi dan berbagai kegiatan kemahasiswaan. Saat itulah ia mulai berkembang menjadi pemuda yang menonjol, kepemimpinannya pun mulai tumbuh. Hal ibi terbuknti dengan adalnya HIMATA (Himpunan Mahasiswa Tangerang) yang merupakan salah satu organisasi yang pernah ia lahirkan bersama rekan-rekannya.
Ihsan muda memiliki sifat sederhana dan prihatin yang menjadi pola hidupnya, semangatnya tidak pernah luntur dalam mengejar cita-cita. Sering kali ia memilih menghabiskan uang sakunya yang terbatas untuk membeli buku-buku kuliah dibandingkan untuk kebutuhan hariannya.
Setelah studinya selesai, iapun kembali ke kampung halamannya di Neroktog, Tangerang. Walaupun dirinya sempat diajukan sebagai calon dosen dan harus menetap di Bandung, ia lebih memilih mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru dan membangun umat di tanah kelahirannya.
Rupanya jalan harapan tidak selalu seperti yang diinginkan, hingga ia sempat berprofesi sebagai pedagang asongan r0k0k untuk membantu biaya hidup keluarga.
Hidup yang penuh dengan tantangan tersebut tidak berlangsung lama, bermodal ilmu agama yang ia miliki, ia pun mengajar Al-Qur’an dan menjadi guru di beberapa sekolah. Karena bakatnya dalam menyampaikan ilmu agama, lelaki yang pernah menjadi kepala sekolah dibeberapa sekolah ini pun mulai menjadi ustadz muda di berbagai majlis ta’lim.
Masyarakat pun menerima gaya penyampaiannya yang apa adanya namun indah dan terarah. Ia pun aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi pemuda. Tercatat ia pernah aktif di LBIQ ( Lembaga Bahasa dan Ilmu Qur’an) Jakarta yang telah menghasilkan guru-guru besar dan para ulama.
Menikah
Drs. Ahmad Ihsan menikah pada tahun 1995 dengan Ruqoyyah, seorang gadis ayu dan sholehah asal Purworejo. Sesudah berkeluarga keduanya tetap aktif menjadi guru ngaji, Undangan dakwah mulai berdatangan dari berbagai daerah, termasuk daerah diluar pulau jawa. Hingga saat ini, mereka dikarunia 5 putra putri yaitu Faiz Dzu Darain, Fadlah Qonita, Fasya Annisa, Fahma Azkia dan Farasy Aulia.
Mendirikan Pesantren
Pada tahun 2001 KH. Drs. Ahmad Ihsan mendirikan Pondok Pesantren Ibadurrahman. beliau mendirikan pesantren ini dengan uang seadanya. Dengan pengalaman beliau sebagai seorang pendidik, pesantren inipun terus berkembang dengan sentuhan nilai-nilai edukasi dan sosial. Hingga kini ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia pernah mengenyam pendidikan di pesantren yang ia asuh.
Nama KH. Drs. Ahmad Ihsan semakin dikenal luas dalam menyiarkan agama islam. Tahun 2006, adalah tahun pertama berdakwah di stasiun televisi nasional. Hampir seluruh Indonesia pernah ia datangi untuk mensyiarkan islam, termasuk keluar negeri. Kini dengan karakter dan tekad kuatnya, hari-harinya diisi dengan kesibukan berdakwah dan membina umat dan para santri menjadi umat terbaik.
Meninggal Dunia
KH. Drs. Ahmad Ihsan atau yang lebih dikenal dengan Ustadz Cepot meninggal dunia pada hari Senin, 27 Agustus 2018 puku;l 11.30 WIB di RSCM Kencana, Jakarta..
Dikabarkan, beliau meninggal setelah menderita sakit radang usus, bahkan dokter yang menanganinya sempat memvonis kalau Ustadz Cepot umurnya hanya tinggal dua bulan. Kabar duka disampaikan Ustaz Solmed melalui akun Instagramnya, Senin, 27 Agustus 2018.
"Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji'uun... Selamat Jalan Sahabat dan Guru ku, KH. Ahmad Ihsan ( ustadz Cepot ) semoga Allah merahmatimu , menjadikan jariyah atas segala amal dan ilmu mu. Alfaatihah" tulis Ustaz Solmed.
Selain penampilan, gaya bahasanyapun mirip cepot saat diperankan sang dalang. Dari mulai cara tertawa, nada suara, begitu mirip cepot. Saat berdakwah Ustaz Cepot selalu membawa tongkat dan tawanya yang khas Maka wajarlah bila orang menyebut beliau sebagai Ustadz Cepot.
Dalam memberikan wejangan maupun nasihat, tidak sedikit para penonton di dalam studio Televisi maupun penonton di rumah dibuat tertawa terpingkal-pingkal.
Biografi
Drs. KH. Ahmad Ihsan lahir di Tangerang, 9 April 1958. Beliau adalah putra dari 7 bersaudara pasangan orang tua keturunan Betawi bernama H. Syai’in dan Hj. Masnun. Pendidikan Agamanya diawali di Darurrahman Jakarta, sebuah pesantren asuhan KH. Syukron Ma’mun. Disinilah disiplin ilmu agama dan pengembangan dirinya dimulai.
Kemudian ia lanjutkan kepesantren Al-Makmur Kota Tangerang. Kemudian beliau menempuh pendidikan S1 di UIN Bandung, Fakultas Tarbiyah. Sambil kuliah beliau masih mengaji di sebuah pesantren salafy Bustanul Wildan di daerah Cileunyi, Bandung.
Semasa mudanya beliau sangat semangat dalam berorganisasi dan berbagai kegiatan kemahasiswaan. Saat itulah ia mulai berkembang menjadi pemuda yang menonjol, kepemimpinannya pun mulai tumbuh. Hal ibi terbuknti dengan adalnya HIMATA (Himpunan Mahasiswa Tangerang) yang merupakan salah satu organisasi yang pernah ia lahirkan bersama rekan-rekannya.
Ihsan muda memiliki sifat sederhana dan prihatin yang menjadi pola hidupnya, semangatnya tidak pernah luntur dalam mengejar cita-cita. Sering kali ia memilih menghabiskan uang sakunya yang terbatas untuk membeli buku-buku kuliah dibandingkan untuk kebutuhan hariannya.
Setelah studinya selesai, iapun kembali ke kampung halamannya di Neroktog, Tangerang. Walaupun dirinya sempat diajukan sebagai calon dosen dan harus menetap di Bandung, ia lebih memilih mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru dan membangun umat di tanah kelahirannya.
Rupanya jalan harapan tidak selalu seperti yang diinginkan, hingga ia sempat berprofesi sebagai pedagang asongan r0k0k untuk membantu biaya hidup keluarga.
Hidup yang penuh dengan tantangan tersebut tidak berlangsung lama, bermodal ilmu agama yang ia miliki, ia pun mengajar Al-Qur’an dan menjadi guru di beberapa sekolah. Karena bakatnya dalam menyampaikan ilmu agama, lelaki yang pernah menjadi kepala sekolah dibeberapa sekolah ini pun mulai menjadi ustadz muda di berbagai majlis ta’lim.
Masyarakat pun menerima gaya penyampaiannya yang apa adanya namun indah dan terarah. Ia pun aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi pemuda. Tercatat ia pernah aktif di LBIQ ( Lembaga Bahasa dan Ilmu Qur’an) Jakarta yang telah menghasilkan guru-guru besar dan para ulama.
Menikah
Drs. Ahmad Ihsan menikah pada tahun 1995 dengan Ruqoyyah, seorang gadis ayu dan sholehah asal Purworejo. Sesudah berkeluarga keduanya tetap aktif menjadi guru ngaji, Undangan dakwah mulai berdatangan dari berbagai daerah, termasuk daerah diluar pulau jawa. Hingga saat ini, mereka dikarunia 5 putra putri yaitu Faiz Dzu Darain, Fadlah Qonita, Fasya Annisa, Fahma Azkia dan Farasy Aulia.
Mendirikan Pesantren
Pada tahun 2001 KH. Drs. Ahmad Ihsan mendirikan Pondok Pesantren Ibadurrahman. beliau mendirikan pesantren ini dengan uang seadanya. Dengan pengalaman beliau sebagai seorang pendidik, pesantren inipun terus berkembang dengan sentuhan nilai-nilai edukasi dan sosial. Hingga kini ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia pernah mengenyam pendidikan di pesantren yang ia asuh.
Nama KH. Drs. Ahmad Ihsan semakin dikenal luas dalam menyiarkan agama islam. Tahun 2006, adalah tahun pertama berdakwah di stasiun televisi nasional. Hampir seluruh Indonesia pernah ia datangi untuk mensyiarkan islam, termasuk keluar negeri. Kini dengan karakter dan tekad kuatnya, hari-harinya diisi dengan kesibukan berdakwah dan membina umat dan para santri menjadi umat terbaik.
Meninggal Dunia
KH. Drs. Ahmad Ihsan atau yang lebih dikenal dengan Ustadz Cepot meninggal dunia pada hari Senin, 27 Agustus 2018 puku;l 11.30 WIB di RSCM Kencana, Jakarta..
Dikabarkan, beliau meninggal setelah menderita sakit radang usus, bahkan dokter yang menanganinya sempat memvonis kalau Ustadz Cepot umurnya hanya tinggal dua bulan. Kabar duka disampaikan Ustaz Solmed melalui akun Instagramnya, Senin, 27 Agustus 2018.
"Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji'uun... Selamat Jalan Sahabat dan Guru ku, KH. Ahmad Ihsan ( ustadz Cepot ) semoga Allah merahmatimu , menjadikan jariyah atas segala amal dan ilmu mu. Alfaatihah" tulis Ustaz Solmed.