Biografi Rene Laennec - Penemu Stetoskop

Stetoskop adalah alat medis akustik yang digunakan untuk mendengarkan suara di dalam tubuh. Alat ini menggunakan fisika dasar untuk memperkuat kebisingan di dalam tubuh. Stetoskop biasanya memiliki resonator berbentuk cakram kecil yang dipasang di kulit, dengan satu atau dua tabung dihubungkan ke dua lubang suara. Namun, tahukah anda siapa penemu Stetoskop?

René-Théophile-Marie-Hyacinthe Laennec (17 Februari 1781 – 13 Agustus 1826) adalah seorang dokter Prancis, penemu stetoskop. Kakeknya adalah wali kota Quimper antara tahun 1763-1765.

Ia belajar kedokteran dengan sejumlah dokter terkenal, seperti Guillaume Dupuytren dan Jean-Nicolas Corvisart di Paris. De l'auscultation médiate (1819) mengusulkan suatu cara baru dalam diagnosis, menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara organ tubuh. Mendirikan anatomi klinik kedokteran, ia membandingkan gejala penyakit dengan lesi yang terdapat pada suatu penyakit. Ia mengklarifikasi dan mendiskusikan sejumlah penyakit, seperti rales, ronki, krepitans, egofoni, peritonitis, melanoma. Istilah sirosis Laennec berasal dari namanya.

Ironisnya, Laennec meninggal akibat tuberkulosis, penyakit yang sedang ditelitinya.

Biografi Rene Laennec - Penemu Stetoskop
Kiri: Rene Laennec. Kanan: Stetoskop Laënnec: 1) instrumen dirakit; 2) dan 3) dua bagian instrumen pada bagian memanjang; 4) bagian dada yang bisa dilepas; 5) penutup telinga dibuka; 6) bagian melintang. Foto milik Perpustakaan Kedokteran Nasional AS.


Penemuan Stetoskop

Penciptaan stetoskop dimulai pada 1816 oleh dokter Rene Laennec, yang bekerja di Neck Hospital di Paris. Penemuan alat itu diketahui terjadi secara tidak sengaja oleh Laennec. Awalnya ia diminta untuk menekankan telinganya pada sebatang kayu panjang, lalu sebuah jarum digoreskan pada batang kayu tersebut. Secara mengejutkan Laennec dapat mendengar suara gesekan jarum itu, walaupun dengan kekuatan gesekan yang sangat kecil.

Karena sangat penasaran dengan penemuannya itu, Rene Laennec lalu membuat sebuah tabung dari kertas yang digunakan untuk mendengaran dada pasiennya. Hasil ciptaan kasarnya itu berfungsi dengan baik, ia benar-benar dapat mendengar suara dari dalam dada pasiennya.

Rene Laennec merasa perlu melanjutkan penelitiannya itu agar tercipta alat yang lebih baik, sehingga ia pun menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menyempurnakan stetoskop ciptaannya, di samping tetap melakukan prakteknya sebagai dokter.

Ia lalu membuat stetoskop dari kayu, berbentuk tabung dengan ukuran yang cukup besar. Penemuan stetoskop Laennec itu membantunya dalam membedakan penyakit fatal dengan penyakit ringan, dan bagaimana cara penanganannya. Hal itu membuat reputasinya sebagai ahli di bidang diagnostik semakin meningkat, tidak seperti dokter lain yang tidak menggunakan stetoskop. Rene Laennec dapat dengan tepat menentukan pasien yang perlu operasi pembedahan, dengan yang tidak.

Dalam kurun beberapa tahun setelah penemuan pertamanya, Laennec berhasil membuat stetoskop dengan desain yang lebih baik. Ia membuat stetoskop dari kayu melingkar yang memiliki rongga. Ujung kayu dibentuk menyerupai kerucut, dan dimasukkan potongan kayu lain yang telah diberi silinder kuningan berongga. Potongan kuningan itu digunakan untuk menentukan bagian tubuh mana yang akan didengar.

Sebelum berhasil menyempurnakan stetoskop ciptaannya, Rene Laennec meninggal dunia akibat terinfeksi tuberculosis. Setelah kematiannya, stetoskop ciptaan Laennec diproduksi secara massal dan mulai diterima oleh para dokter. Stetoskop Laennec pun segera menjadi peralatan wajib setiap dokter saat itu ketika akan melakukan prakteknya.


Perkembangan Stetoskop

Tahun 1828, Pierre Adolphe Piorry, memperbaiki kekurangan yang ada pada stetoskop ciptaan Laennec. Piorry membuat stetoskop dengan ukuran yang jauh lebih kecil dari pendahulunya. Alatnya itu berbentuk seperti terompet, berbahan dasar kayu, dan diberi tambahan alat diagnostik bernama  “pleximeter”. Desain Piorry itu kemudian digunakan sebagai model untuk stetoskop “monaural” (satu telinga), yang saat itu menjadi stetoskop utama.

Stetoskop monaural digunakan lebih dari 30 tahun di banyak negara. Kelebihan dari alat ciptaan Piorry, selain ukurannya yang kecil, adalah kepraktisannya saat digunakan dan juga dapat dipasangi peralatan tambahan, seperti pleximeter, percussor, dan termometer. Walaupun monaural digunakan hingga awal abad ke-20, tetapi para dokter mulai menginginkan adanya alat yang dapat digunakan untuk kedua telinga. Tujuannya adalah agar lebih akurat ketika melakukan diagnosa, tidak seperti monaural yang sederhana. Oleh karenanya, penelitian untuk menciptakan alat tersebut telah mulai dilakukan pada pertengahan abad ke-19.

Pada awal tahun 1850-an, Dr. Marsh dari Cincinnati membuat model pertama untuk stetoskop “binaural”, yang digunakan untuk kedua telinga. Namun modelnya yang terlalu besar, dan cara penggunaannya yang tidak praktis membuat hasil karya Marsh tidak diterima oleh masyarakat.

Pada 1855, stetoskop pertama yang sangat mirip dengan yang ada saat ini berhasil diciptakan. Model stetoskop ini terdiri dari tabung logam yang dihubungkan dengan bagian pendengaran, yang terbuat dari gading. Sejak saat itu pengembangan untuk stetoskop terus dikembangkan hingga akhirnya ditemukan model yang sangat praktis dan baik seperti saat ini.