Kisah Uqbah bin Amir Al-Juhani - Sahabat Nabi yang Masyhur

Uqbah bin Amir Al-Juhani adalah Orang Yatsrib dari suku/ kabilah Khazraj yang Memeluk Islam, beliau termasuk dalam ke-12 sahabat yang ikut dalam baiat Perjanjian Aqabah 1 (Pertama). Uqbah bin Amir Al-Juhani adalah Sahabat Nabi yang berkategori masyhur (populer), hal itu seperti yang dikatakan Al-Hâfizh Ibnu Hajar al-‘Asqalâni rahimahullah dalam Taqrîb at-Tahdzîb, “ ‘Uqbah bin ‘Âmir al-Juhani, seorang Sahabat (Nabi) yang masyhur”. Dan sebelumnya, Imam adz-Dzahabi rahimahullah menyematkan gelar al-Imam al-Muqri’ (seorang imam panutan, ahli qira`ah).

Kisah Uqbah bin Amir Al-Juhani - Sahabat Nabi yang Masyhur

‘Uqbah bin Âmir bin ‘Abs bin ‘Amr bin ‘Adi bin ‘Amr bin Rifâ’ah al-Juhani Radhiyallahu anhu. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan garis nasabnya hingga Juhainah, nama yang menjadi dasar penisbatannya, al-Juhani. Sedangkan kunyah ‘Uqbah bin Âmir, ia dikenal dengan beberapa panggilan: Abu ‘Abs, Abu Hammâd, Abu ‘Amr atau Abul Asad al-Mishri.

Uqbah bin Amir Al-Juhani ra.  termasuk Sahabat Nabi yang memiliki kedudukan tinggi, sebagaimana dikatakan oleh Qais bin Abi Hâzim rahimahullah, seorang dari generasi Tabi’in senior. ‘Uqbah bin Âmir al-Juhani Radhiyallahu anhu seorang yang berilmu, ahli qirâ`ah, berlisan fasih, faqih, ahli faraidh, penyair dan mempunyai kedudukan tinggi.

Selain menguasai al-Qur`ân, ia juga dikenal bersuara merdu ketika melantunkannya. Suatu ketika, ‘Umar bin Khaththâb Radhiyallahu anhu memintanya membacakan al-Qur`ân kepadanya. Lalu Uqbah bin Amir Al-Juhani ra. membacakan al-Qur`ân kepada Umar Radhiyallahu anhu. ‘Umar pun menangis mendengar bacaannya. 

Uqbah bin Amir Al-Juhani ra. juga mempunyai kehandalan di bidang peperangan. Ia dikenal sebagai pemanah ulung. Yang menarik, semua itu ia dapatkan dalam segala keterbatasan, karena ia termasuk salah seorang penghuni Suffah, sebuah tempat di dalam Masjid Nabawi waktu itu yang menjadi tempat menginap orang-orang fuqara dari kaum Muhajirin dan orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal.


Murid-Murid ‘Uqbah bin Âmir al-Juhani Radhiyallahu Anhu

Banyak kalangan yang menimba ilmu dari ‘Uqbah bin Âmir al-Juhani Rad Radhiyallahu anhu. Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu , Jâbir bin Abdillâh Radhiyallahu anhu, Abu Ayyûb Rahiyallahu anhu dan Abu Umâmah Radhiyallahu anhu termasuk yang mengambil manfaat darinya. Selain mereka, banyak orang dari kalangan Tabi’in yang meriwayatkan ilmu dari beliau. Mereka adalah Sa’îd bin Musayyib, Abu Idrîs al-Khaulâni, Jubair bin Nufair, Sa’îd al-Maqburi dan lain-lain. 


Peran Mengesankan Dari ‘Uqbah bin Âmir al-Juhani Radhiyallahu Anhu

‘Uqbah bin Âmir al-Juhani Radhiyallahu anhu ikut serta dalam peperangan untuk menaklukan wilayah Syam dan Mesir. Dan ketika kaum Muslimin berhasil menguasai kota Damaskus, dialah orang  yang berperan sebagai pembawa berita gembira tentang  penaklukan kota Damaskus kepada Khalifah Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu di Madinah. Jarak yang jauh antara Syam dan Madinah hanya dia tempuh dalam waktu sehari saja. Ia mengatakan, “Saya keluar dari Syam pada hari Jum’at dan aku memasuki kota Madinah pada hari Jum’at (juga)”. 


‘Uqbah bin Âmir al-Juhani Radhiyallahu anhu Wafat 

‘Uqbah bin Âmir al-Juhani Radhiyallahu anhu wafat pada tahun 58 H pada pemerintahan Mu’awiyah Radhiyallahu anhu. Beliau dimakamkan di Muqaththam. 


Jumlah Hadits ‘Uqbah bin Âmir alJuhani Radhiyallahu Anhu 

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan tentang ‘Uqbah bin Âmir al-Juhani Radhiyallahu anhu termasuk Sahabat yang memiliki cukup banyak riwayat dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam Musnad Baqi, ia memiliki sejumlah 55 hadits. 


Salah Satu Hadits ‘Uqbah bin Âmir al-Juhani Radhiyallahu Anhu

Dari ‘Uqbah bin Âmir al-Juhani Radhiyallahu anhu bahwa sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata (kepadaku):

 أَلَمْ تَرَ آيَاتٍ أُنْزِلَتْ اللَّيْلَةَ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ قَطُّ؟  قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ 

Tidakkah engkau mengetahui ayat-ayat yang telah diturunkan malam ini yang belum pernah terlihat persamaannya sama sekali sebelumnya?. Yaitu, Qul a’ûdzu birabbil falaq dan Qul a’ûdzu birabbinnâs. 


Ustadz Abu Minhal, Lc.