Profil dan Biodata Singkat 5 Pahlawan dari Papua

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur wilayah Papua milik Indonesia. Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini. Provinsi Papua sebelumnya bernama Irian Jaya yang mencakup seluruh wilayah Pulau Papua. Sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi, dengan bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat (Pabar). 

Tak banyak yang tahu jika dari Tanah Papua, juga lahir beberapa pahlawan yang memiliki peran penting bagi kemerdekaan Indonesia. Lima pahlawan yang dikenal di Papua adalah Frans Kaisiepo, Johanes Abraham Dimara, Macmud Singgirei Rumagesan, Marthen Indey, dan Silas Papare. Berikut ini pofil singkat kelima pahlawan tersebut


1. Frans Kaisiepo

Profil dan Biodata Singkat 5 Pahlawan dari Papua

Frans Kaisiepo (lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 – meninggal di Jayapura, Papua, 10 April 1979 pada umur 57 tahun) adalah pahlawan nasional Indonesia dari Papua.

Frans terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti beruap atau panas. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papuake-4  antara tahun 1964-1973. 

Atas segala jasa-jasanya, Frans Kaisiepo dianugerahi Bintang Maha Putera Adi Pradana Kelas Dua. Dan diangkat menjadi salah satu pahlawan Indonesia berdasar Keputusan Presiden nomor 077/TK/1993. (Baca selengkapnya ...)


2. Johannes Abraham Dimara

Profil dan Biodata Singkat 5 Pahlawan dari Papua

Johannes Abraham Dimara lahir di Korem, Biak Utara, Papua pada 16 April 1916 dengan nama Arabel. Saat ia berusia 13 tahun, Dimara diangkat sebagai anak oleh Elias Mahubesi, anggota polisi Ambon. Ia kemudian melanjutkan pendidikan setingkat SD pada tahun 1930 dan melanjutkan sekolah pertanian di Laha. Ia lalu sekolah agama (Injil) dari tahun 1935 hingga 1940. 

Sebagai seorang lulusan agama, Dimara bekerja sebagai guru Injil di Kecamatan Leksuka, Pulau Buru. Tahun 1946, Dimara ikut serta dalam pengibaran bendera merah putih di Namlea, Pulau Buru. Ia juga turut memperjuangkan pengembalian wilayah Irian Barat ke tangan Republik Indonesia.

Pada tahun 1054, Dimara yang menjadi anggota TNI dan menjabat sebagai Ketua Organisasi Pembebasan Irian Barat ditangkap oleh tentara Kerajaan Belanda. Ia dibuang ke Digul dan dibebaskan pada tahun 1960. 

Johannes Abraham Dimara meninggal di usia 84 tahun, 20 Oktober 2000 di Jakarta. Johanes Abraham Dimara ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2010. (Baca selengkapnya ...)


3. Macmud Singgirei Rumagesan – Raja Sekar dari Provinsi Papua Barat

Profil dan Biodata Singkat 5 Pahlawan dari Papua

Machmud Singgirei Rumagesan (27 Desember 1885 – 5 Juli 1964) adalah seorang pejuang asal Papua. Anak dari rajamuda bernama Pipi, sebetulnya secara keturunan Pipi bukan seorang berdarah biru. Namun hanya seorang anak angkat dari raja sebelumnya yang bernama Pandai. Karena saat itu kekosongan kekuasaan maka Pipi sementara menjadi raja muda. Lantas digantikan oleh Machmud Singgirai Rumagesan karena adanya campur tangan kolonial Belanda. Tapi meskipun ia diangkat oleh pemerintah kolonial pada watu itu, ia masih berani menentang ketidak adilan demi rakyatnya. Machmud Singgirei Rumagesan merupakan seorang Raja di wilayah Sekar yang bergelar Raja Al-Alam Ugar Sekar. Sekar kini dikenal dengan nama Fakfak. (Baca selengkapnya ...)


4. Marthen Indey

Profil dan Biodata Singkat 5 Pahlawan dari Papua

Marthen lahir di Doromena, Papua pada 16 Maret 1912 dengan nama Soroway Indey. Setelah dibaptis, ia menggunakan nama Marthen. Marthen Indey banyak dipengaruhi oleh Johanes Bremer, seorang misionaris Ambon yang dikirim Belanda untuk menyebarkan agama Kristen di New Guinea.

Pada 1926, Indey berhasil menyelesaikan sekolahnya dan melanjutkan sekolah Angkatan Laut di Makassar, yaitu Kweekschool voor Indische Schepelingen dan lulus dari sekolah tersebut pada 1932. 

Setelah menjalankan tugas pelayaran pertamanya, Indey memutuskan meninggalkan karier angkatan lautnya dan menjadi perwira polisi. Pada 1934, ia pun mendaftar di akademi polisi di Sukabumi, Jawa Barat dan menyelesaikan pelatihannya pada tahun 1935. Ia sempat telibat pemberontakan saat membebaskan Soegoro dari penjara Hollandia. Kematian salah satu anak buahnya membuat Marthen Indey marah kepada Belanda. 

Ia pernah dikirim ke New York untuk berpartisipasi dalam negosiasi yang menghasilkan Perjanjian New York, yakni Irian Jaya bergabung ke Indonesia. 

Marthen Indey meninggal pada tanggal 17 Juli 1986 dalam usia usia 74 tahun. Berkat jasanya terhadap negara, Marthen bersama dengan dua putra Papua lainnya yaitu Frans Kaisiepo dan Silas Papare mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 14 September 1993 yakni dengan dikeluarkannya Surat keputusan Presiden No.077 /TK/ 1993. Namanya dijadikan sebagai nama rumah sakit tentara di Jayapura. (Baca selengkapnya ...)


5. Silas Papare

Profil dan Biodata Singkat 5 Pahlawan dari Papua

Silas Papare adalah salah satu Pahlawan Nasional asal Papua yang gigih memperjuangkan pengembalian Papua ke NKRI. Ia lahir di Kampung Ariepi, Serui, Yapen Waropen pada 18 Desember 1918. Saat masih berusia 9 tahun, ia masuk ke Sekolah Desa selama 3 tahun dengan bahasa pengantar bahasa daerah. Ia sempat tak melanjutkan sekolah selama setahun. Tapi kemudian melanjutkan sekolah dan masuk ke sekolah juru rawat di Serui. 

Oleh Belanda, ia sempat dipercaya sebagai tenaga intelejen. Pada masa pendudukan Sekutu dan Belanda sesudah Perang Dunia ke II, Silas Papare diangkat menjadi tentara Sekutu dengan pangkat sersan Persteklas. Namun sejak Sekutu meninggalkan Irian Jaya dan digantikan oleh Belanda, Silas Papare tidak lagi menjadi tentara dan kembali sebagai tenaga medis. 

Akhir tahun 1945, Silas Papare diangkat sebagai Kepala Rumah Sakit Zending di Serui. Setelah mendengar Indonesia merdeka, ia keluar dari pekerjaannya dan bergabung bersama pemuda Irian Barat di Batalyon Papua untuk mengadakan pemberontakan. Pada tahun 1946, ia mendirikan Partai Kemerdkaan Indonesia Irian (PKII). Ia kembali ditahan. Silas pun berhasil kabur ke Yogyakarta dan mendirikan Badan Perjuangan Irian pada Oktober 1949. Cita-cita Silas Papare, yaitu mengakhiri kekuasaan Belanda di tanah leluhurnya dan mempertahankan kemerdekaannya. Silas meninggal di Serui dan mendapatkan anugerah Pahlawan Indonesia pada 14 September 1993. (Baca selengkapnya ...)