Biografi Robby Djohan - Mantan CEO BUMN dan Bankir
Robby Djohan adalah direktur utama Garuda Indonesia masa Februari-Oktober 1998 dan dosen Pascasarjana Universitas Indonesia. Pada masa mudanya, ia pernah menjadi aktor, salah satunya dalam film Djuara Sepatu Roda pada tahun 1958.
Robby Djohan Lahir di Semarang pada 1 Agustus 1938. Ia menikah dengan Nanan Hadiretna. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai tiga putri yakni, Indira Purwita, Sandra Praditya, dan Irma Damayanti. Ibunya keturunan Indo-Belanda beragama Katolik. Ayah orang Pontianak masih keturunan Arab dari pihak nenek, beragama Islam dan pernah bekerja di duane di Semarang, Medan, kemudian Singapura.
Ia memiliki lima bersaudara, tiga orang beragama Katolik, dua Islam. Ia sendiri beragama Islam.
Robby Djohan terkenal sebagai mantan direktur utama di berbagai perusahaan besar. Ia pernah bekerja di Citibank, Bank Niaga, dan menjadi direktur utama di Bank Mandiri. Ia juga menorehkan jejak di perusahaan Garuda Indonesia. Robby memenangkan banyak penghargaan atas kiprahnya memimpin perusahaan. Salah satunya penghargaan The Best CEO pada 2000.
Robby yang pernah menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), menjabat Dirut hanya 6 bulan yakni dari bulan Juni-November 1998.
Saat menerima penugasan sebagai Dirut Garuda, Robby dihadapkan pada kondisi perusahaan yang serba sulit. Garuda waktu itu memiliki reputasi sangat buruk. Selain penerbangan sering terlambat, pesawat Garuda juga diisi oleh armada-armada tua. Saat itu, ia menerima penugasan dari Menteri BUMN saat itu, Tanri Abeng.
Robby melakukan berbagai cara untuk mengubah wajah korporasi, salah satunya adalah menguatkan posisi manajer distrik. Para manajer distrik diminta menggenjot penjualan.
Selain itu, ia menutup rute-rute domestik dan internasional yang merugi dan meningkatkan ketepatan waktu penerbangan. Namun, langkah Robby tidak berhenti di situ, ia juga mengoptimalkan pesawat-pesawat Garuda untuk terbang kembali.
Robby Djohan juga dikenal sebagai bankir yang tidak pelit ilmu sehingga terus melahirkan generasi penerusnya di Garuda.
Selain itu, cendekiawan muslim Quraish Shihab juga menyebutkan kehebatan sosok Robby Djohan. Menurutnya, Mantan bos Garuda tersebut dahulu fokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Mendiang Robby Djohan juga rutin menggelar diskusi tentang agama dan bangsa dengan dirinya.
Jasanya banyak dia juga menyiapkan pendidikan SDM. Contohnya Universitas Al Azhar dan pusat studi Alquran itu yang semua berkat jasanya.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri Robby Djohan tutup usia pada Jumat, 13 Mei 2016, pukul 14.39 WIB. Robby meninggal karena serangan jantung Diagram di Rumah Sakit Puri Cinere.
Referensi:
Robby Djohan Lahir di Semarang pada 1 Agustus 1938. Ia menikah dengan Nanan Hadiretna. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai tiga putri yakni, Indira Purwita, Sandra Praditya, dan Irma Damayanti. Ibunya keturunan Indo-Belanda beragama Katolik. Ayah orang Pontianak masih keturunan Arab dari pihak nenek, beragama Islam dan pernah bekerja di duane di Semarang, Medan, kemudian Singapura.
Ia memiliki lima bersaudara, tiga orang beragama Katolik, dua Islam. Ia sendiri beragama Islam.
Robby Djohan terkenal sebagai mantan direktur utama di berbagai perusahaan besar. Ia pernah bekerja di Citibank, Bank Niaga, dan menjadi direktur utama di Bank Mandiri. Ia juga menorehkan jejak di perusahaan Garuda Indonesia. Robby memenangkan banyak penghargaan atas kiprahnya memimpin perusahaan. Salah satunya penghargaan The Best CEO pada 2000.
Robby yang pernah menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), menjabat Dirut hanya 6 bulan yakni dari bulan Juni-November 1998.
Saat menerima penugasan sebagai Dirut Garuda, Robby dihadapkan pada kondisi perusahaan yang serba sulit. Garuda waktu itu memiliki reputasi sangat buruk. Selain penerbangan sering terlambat, pesawat Garuda juga diisi oleh armada-armada tua. Saat itu, ia menerima penugasan dari Menteri BUMN saat itu, Tanri Abeng.
Robby melakukan berbagai cara untuk mengubah wajah korporasi, salah satunya adalah menguatkan posisi manajer distrik. Para manajer distrik diminta menggenjot penjualan.
Selain itu, ia menutup rute-rute domestik dan internasional yang merugi dan meningkatkan ketepatan waktu penerbangan. Namun, langkah Robby tidak berhenti di situ, ia juga mengoptimalkan pesawat-pesawat Garuda untuk terbang kembali.
Robby Djohan juga dikenal sebagai bankir yang tidak pelit ilmu sehingga terus melahirkan generasi penerusnya di Garuda.
Selain itu, cendekiawan muslim Quraish Shihab juga menyebutkan kehebatan sosok Robby Djohan. Menurutnya, Mantan bos Garuda tersebut dahulu fokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Mendiang Robby Djohan juga rutin menggelar diskusi tentang agama dan bangsa dengan dirinya.
Jasanya banyak dia juga menyiapkan pendidikan SDM. Contohnya Universitas Al Azhar dan pusat studi Alquran itu yang semua berkat jasanya.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri Robby Djohan tutup usia pada Jumat, 13 Mei 2016, pukul 14.39 WIB. Robby meninggal karena serangan jantung Diagram di Rumah Sakit Puri Cinere.
Referensi:
- finance.detik.com, "Mengenang- Robby Djohan Mantan Ceo Bumn dan Bankir Bertangan Dingin"
- www.tokohindonesia.com, "Kiat Handal 'Si Tukang Catut'"