Biografi Wahid Zaenanda - Remaja Dengan Bobot 180 Kg

Wahid Zaenanda
Wahid Zaenanda
[www.jpnn.com]
Wahid Zaenanda (19 tahun) adalah seorang remaja Indonesia penderita obesitas dan autis yang memiliki bobot mencapai 180 Kg. 

Wahid merupakan Putra pertama dari lima bersaudara pasangan Zaenuri, 45, dan Winarni, 46. Dalam sehari, Wahid menghabiskan 3 kg telur dan 10 mie instan. Ia tinggal di RT 4 RW 1, Jalan Tentara Pelajar No. 5, Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur.

Wahid mengalami kelebihan berat badan sejak umur dua tahun, akibat pola makan yang tidak sehat. Selain itu ia juga mengidap autis.

Menurut pengakuan Winarni, ibunda Wahid, obesitas yang dialami putra sulungnya disebabkan pola makan yang berlebih, yakni konsumsi telur 3 kg, nasi, 3 kg ayam, dan mie instan hingga 10 bungkus setiap harinya.

Memasuki usia 14 tahun, dengan kondisi berat badan yang semakin tak terkendali, Wahid mulai menyadari dengan mengurangi jumlah konsumsi makan.

Hingga pada akhirnya, Wahid tak bisa lagi berjalan karena kondisi kakinya bengkak sejak tiga bulan terakhir. Dengan keadaan tersebut, kesehariannya hanya di depan tv dengan kipas yang harus selalu nyala.


Perawatan di Rumah Sakit

Saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah, Tegal, Jateng, biaya perawatan ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal.

Untuk menangani kasus remaja obesitas, RSUD Kardinah telah membentuk tim dokter khusus. Mereka terdiri terdiri dari delapan personel yang dipimpin dr Nurmilawati dengan dokter spesialis meliputi ahli penyakit dalam Said Baraba, ahli kejiawaan/psikiater Tri Setyo, ahli jantung dan pembuluh darah Arbi Lizarda, ahli paru Eko, serta dokter khusus pemeriksaan laboratorium dan radiologi.  Selain menjalani diet gizi, pemeriksaan lanjutan secara menyeluruh juga terus dilakukan pantauan tim dokter khusus.


Meninggal dunia

Wahid Zaenanda menghembuskan napas terakhir, Senin 26 September 2016. Ia meninggal setelah sempat menjalani perawatan di RSUD Kardinah Kota Tegal, untuk dilakukan penanganan terkait berat badannya yang dinilai berlebih.

Winarni (46), ibunda Wahid, mengatakan, malam sebelum meninggal, anaknya mengeluh sakit pada bagian perut bawah. Namun, saat itu masih terlihat tidak begitu parah. Bahkan, Wahid masih terlihat sehat.

Menurut berita yang beredar, meninggalnya Wahid indikasinya karena penyumbatan jalan napas saat tidur. Hal tersebut membuat tak ada yang mengetahui saat almarhum meninggal dunia.


Sumber: www.jpnn.com