Profil Matheos Viktor Messakh, Bakal Calon Wali Kota Kupang
Matheos Viktor Messakh (www.facebook.com) |
- Nama lengkap: Matheos Viktor Messakh
- Lahir: 30 Juni 1973, Ba’a, Pulau Rote, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
- Isteri: Rika
- Anak: Tiadea Radakaran Isaiah Messakh (6) dan Rubamuri Zemira Messakh (4)
Matheos Viktor Messakh atau yang akrab di panggil Atok adalah bakal calon wali kota kupang periode 2017-2022. Ia mendaftar pada Pilkada Kota Kupang 2017 bersama Bakal calon wakil wali kota Kupang, Viktor Manbait. Pasangan Viktor Mesakh-Viktor Manbait (Paket Viktori) daftar dari jalur perseorangan.
Matheos Viktor Messakh lahir pada tanggal 30 Juni 1973 di Ba’a, Pulau Rote, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ia merupakan anak kedua dari pasangan Benjamin Messakh, BA (almarhum) dan Loudya Messakh-Lenggu. Sang ayah adalah seorang pegawai negeri sipil yang saat itu bertugas di Kantor Pembantu Bupati Wilayah Rote-Ndao dan ibu adalah seorang guru SD.
Matheos dan kakak sulungnya dititipkan pada kakek nenek dari garis ibu di Desa Mukekuku, Kecamatan Rote Timur. Hal ini disebabkan, tugas orangtua sebagai PNS membawa Matheos berpindah-pindah mengelilingi beberapa tempat, Nama ia dapat dari kakaknya, Besly, karena sang kakak sering memanggilnya ‘Atu’.
Pendidikan
Bukansaja tenpat tinggal yang berpindah-pindah, pendidikan dasarpun ia selesaikan di beberapa tempat antara lain di SD GMIT Oeulu dan SD Inpres Lalao di Kecamatan Rote Timur; SD Negeri Batuplat di Kecamatan Kupang Barat, dan SD Inpres Merdeka di Kecamatan Kupang Timur. Karena mengikuti orangtua yang berpindah-pindah, pendidikan SMP juga diselesaikan di dua tempat, yaitu di SMP Negeri Oesao dan SMPN 2 Kupang. Pendidikan SMA dilalui di SMA Negeri 1 Kupang dan SMAN 2 Kupang.
Tamat SMA, Matheos melanjutkan kuliah di Fakultas Theologi-UKAW Kupang pada tahun 1991. Ketertarikannya terhadap politik bukanlah hal baru, hal ini ditunjukkan melalui skripsi yang ia tulis semasa kuliah di Fakultas Theologi UKAW. ‘Agama dan Sikap Politik: Suatu Analisis Tentang Sikap Politik Warga GMIT Perkotaan Menurut Pandangan Max Weber.’ Kerja skripsi ini merupakan bagian dari refleksinya saat itu sebagai mahasiswa.
Atok pernah menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas Kristen Artha Wacana di tahun 1998. Selain itu , Ia adalah salah satu pemimpin mahasiswa Kota Kupang dalam berbagai demonstrasi.
Saat terjadinya gelombang reformasi, Atok telah bergabung dengan LSM Pusat Informasi dan Advokasi Rakyat (PIAR) NTT di bawah pimpinan Sarah Lerry Mboeik. Di PIAR ia menapaki karir dari notulis sampai dipercayai mengepalai Divisi Informasi dan Publikasi. Dalam kapasitas itulah Atok bersama beberapa orang rekannya mendirikan Tabloid Advokasi UDIK.
Setelah kurang lebih lima tahun bekerja di dunia LSM, Tahun 2003 Atok mendapatkan beasiswa untuk meneruskan studi di Inggris di bidang jurnalisme di The Nottingham Trent University (2005).
Setelah itu Atok bergabung dengan Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi Timor Leste atau lebih dikenal dengan nama CAVR. Setahun lamanya ia bekerja dalam tim CAVR untuk menyelesaikan Laporan Akhir Komisi menyangkut pelanggaran HAM di Timor-Leste sejak tahun 1975-1999 yang kemudian diserahkan ke PBB.
Setelah CAVR, Atok pindah ke Jakarta dan memulai karir sebagai reporter pada harian berbahasa Inggris The Jakarta Post.
Setelah empat tahun bergabung dengan The Jakarta Post, Atok telah menapaki jenjang editor, namun ia memilih untuk berhenti.
Thesis BA-nya tentang ‘Perang Penfui, 9 November 1749’ diselesaikan dengan memuaskan. Menyelesaikan studi tahun pertama dengan nilai terbaik kedua, membuatnya berhak untuk studi selanjutnya ke jenjang Doktoral. Namun Atok justru memutuskan untuk pulang. Satu sisi belajar memang menyenangkan, namun kerinduannya pada kedua anaknya membuat ia memilih untuk pulang ke Indonesia.
Sumber: http://www.lintasntt.com/ini-profil-matheos-viktor-messakh-bakal-calon-wali-kota-termuda-kupang/